Breaking News

Sekolah Rakyat Diharapkan Jadi Program Pendidikan yang Benar-benar Berpihak pada Warga Miskin

Rumah tersebut dihuni oleh Davidi bersama istri dan delapan anaknya. Total ada sepuluh orang yang tinggal di rumah berlantai dua itu.

Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FAISAL ILHAM MUZAQI
SEKOLAH RAKYAT - Ketua RW 012 Sungai Beliung, Elisuadi, memberikan keterangan kepada awak media usai mendampingi Gubernur Kalimantan Barat dan Wali Kota Pontianak meninjau rumah calon peserta Sekolah Rakyat di Gang Pajajaran V, Pontianak, Kalimantan Barat. Selasa 29 Juli 2025. Ia berharap program Sekolah Rakyat ini bisa berkelanjutan, tidak hanya berhenti setelah satu kali kegiatan. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, FAISAL ILHAM MUZAQI

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menyambangi salah satu keluarga kurang mampu di Gang Pajajaran V, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa 29 Juli 2025.

Kunjungan tersebut difasilitasi oleh Dinas Sosial Kota Pontianak selaku penyelenggara kegiatan. Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak, Trisnawati, menyampaikan bahwa keluarga tersebut merupakan satu diantara penerima manfaat Program Sekolah Rakyat.

"Ada delapan anak yang tinggal di rumah tersebut. Dua di antaranya mengikuti program Sekolah Rakyat, yakni Maula Raifa (7) dan Winsen Halim (14),” ujar Trisnawati saat diwawancarai awak media, Selasa 29 Juli 2025.

Ia menambahkan, Winsen Halim sebelumnya sempat mengalami putus sekolah karena pengalaman kurang menyenangkan saat berada di pesantren. Untuk itu, pihaknya akan memberikan pendampingan khusus agar anak dapat kembali bersekolah dengan aman dan nyaman.

Program Sekolah Rakyat menyasar anak-anak dari keluarga Desil 1 dan 2, yaitu kategori sangat miskin berdasarkan data sosial ekonomi nasional. Namun, menurut Trisnawati, jika ditemukan keluarga dalam kondisi sangat memprihatinkan meski tidak masuk Desil 1-2, tetap akan dilakukan verifikasi dan asesmen ulang.

Kondisi rumah yang dikunjungi juga menjadi perhatian serius. Selain tidak memiliki grise dan sambungan air bersih PDAM, sang ayah saat ini mengalami gangguan pada tangan kiri sehingga tidak bisa bekerja.

“Beliau sebenarnya punya keahlian memperbaiki alat-alat listrik rumah tangga, tapi sekarang tidak bisa beraktivitas. Kami akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memberikan layanan rehabilitasi atau fisioterapi,” jelas Trisnawati.

Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Kalbar dan Wali Kota Pontianak turut menyampaikan komitmen untuk membantu perbaikan tempat tinggal keluarga tersebut.

“Seperti arahan Bapak Wali Kota, rumah ini akan segera dibedah. Kami juga akan menggelar bakti sosial menjelang 17 Agustus nanti untuk membantu perbaikan beberapa bagian rumah yang rusak,” lanjutnya.

Baca juga: Gubernur Kalbar Tinjau Rumah Calon Siswa Sekolah Rakyat: Prioritaskan Anak dari Keluarga Tak Mampu

Program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial yang bertujuan memberikan akses pendidikan layak dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

Kondisi Rumah Memprihatinkan

Rumah tersebut dihuni oleh Davidi bersama istri dan delapan anaknya. Total ada sepuluh orang yang tinggal di rumah berlantai dua itu.

"Yang diam di sini ada sepuluh orang," ujar Davidi kepada Tribun Pontianak.

Kondisi rumah tampak sangat memprihatinkan. Atap mengalami kebocoran, sementara plafon di ruang tamu dan kamar rusak parah. Rumah ini hanya memiliki dua kamar di lantai bawah dan satu kamar di lantai atas.

Davidi mengatakan, saat hujan turun, air kerap masuk ke dalam rumah hingga mengganggu waktu istirahat keluarganya. Untuk mengatasinya, mereka memasang terpal di bagian atap agar air tak menggenang.

"Kalau hujan kami gak bisa tidur, karena rumah kaya kolam, banjir. Ya, kami terpaksa pasang terpal biar gak bocor lagi," ucapnya.

Lebih memprihatinkan, rumah ini juga tidak memiliki kamar mandi atau toilet. Dapur menyatu dengan tempat mandi yang hanya beralaskan semen kasar dan sebagian papan kayu. Rumah tersebut juga tidak memiliki akses air bersih dari PDAM.

"Kalau mandi saya di belakang pakai air sumur depan, kalau BAB saya ke masjid," tambahnya.

Saat ini, Davidi tak lagi bisa bekerja karena menderita stroke di bagian tangan dan kaki sebelah kiri. Satu-satunya sumber penghasilan berasal dari anaknya, Silvi, yang bekerja sebagai penjaga biliar.

"Saya kena stroke di tangan dan kaki kiri, jadi untuk penghasilan saya bergantung pada Silvi yang kerja jaga biliar," jelasnya.

Berpihak ke Warga Miskin

Ketua RW 012 Kelurahan Sungai Beliung, Elisuadi, menyampaikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program Sekolah Rakyat yang dinilai langsung menyentuh warga kurang mampu.

Hal itu disampaikannya saat mendampingi Gubernur Kalimantan Barat dan Wali Kota Pontianak dalam kunjungan ke rumah salah satu calon murid Sekolah Rakyat di Gang Pajajaran V, Selasa 29 Juli 2025.

"Kita lihat sendiri kondisi rumah yang dikunjungi tadi. Sangat memprihatinkan. Banyak warga di lingkungan ini yang berharap bisa ikut program ini," ujar Adi.

Menurut Adi, baru kali ini ia melihat program pendidikan yang benar-benar berpihak kepada warga miskin.

“Kadang-kadang RT dan RW tidak terlalu semangat mengajukan program ke pemerintah. Tapi dengan adanya Sekolah Rakyat, semangat itu mulai tumbuh lagi. Ini langkah awal yang baik,” katanya.

Ia mengungkapkan, salah satu tantangan di lapangan adalah data administrasi warga miskin yang sering kali belum sesuai, terutama terkait Kartu Keluarga (KK) dan status penerima bantuan.

“Banyak yang tidak bisa mengakses bantuan karena di KK-nya tidak tercantum sebagai penerima. Jadi kami arahkan warga untuk memperbarui KK agar bisa masuk data bantuan. Ini syarat dari pemerintah juga,” jelasnya.

Adi berharap program Sekolah Rakyat ini bisa berkelanjutan, tidak hanya berhenti setelah satu kali kegiatan.

“Kalau bisa terus berjalan. Jangan sampai hanya sekadar seremoni,” tegasnya.

Ia juga menceritakan kondisi keluarga Pak David, warga RW 012 yang menjadi sasaran kunjungan. David memiliki delapan orang anak, dan dua diantaranya kini menjadi calon murid Sekolah Rakyat.

“Anak-anaknya bagus, tidak minder, tapi kadang karena kondisi ekonomi mereka merasa tertekan. Itu yang harus kita bantu. Kami RW juga tetap bantu sebisanya, baik saat mereka sakit atau butuh bantuan lain,” katanya.

Adi menekankan pentingnya solidaritas warga RW 012 yang selama ini selalu kompak tanpa membedakan suku dan agama.

“Kita bantu semampunya. Kalau mereka susah, kita juga ikut merasa. Kalau mereka berhasil sekolah, kita juga senang. Semoga program ini terus berlanjut,” pungkasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved