Karhutla Kalbar
Dampak Serius Kerusakan Akibat Karhutla
Dengan modal alam seperti itu, lanjutnya, Kalbar tidak hanya menjadi tuan rumah bagi kegiatan akademik internasional, tapi juga pemilik
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Faisa Ilham Muzaqi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kalimantan Barat tak lagi sekadar dikenal karena hamparan hutannya. Kini, provinsi di ujung barat Pulau Borneo ini diakui dunia sebagai lumbung karbon penting bagi masa depan bumi.
Hal itu ditegaskan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Fahutan UNTAN), Dr. Ir. Farah Diba, S.Hut., M.Si., IPU, yang menyebut Kalbar memiliki dua "superpower" ekologis, lahan gambut terluas kedua di Indonesia dan Delta Kapuas yang merupakan ekosistem mangrove terpanjang di dunia.
“Luasan gambut terbesar kedua di Indonesia mencapai 2,79 juta hektare. Jika rusak, potensi emisinya setara dengan 1,6 gigaton CO e secara global. Sementara itu, Delta Kapuas membentang sepanjang 800 kilometer, menjadi salah satu ekosistem mangrove yang masih utuh di dunia,” ungkap Farah kepada Tribun Pontianak, Jumat 25 Juni 2025.
Dengan modal alam seperti itu, lanjutnya, Kalbar tidak hanya menjadi tuan rumah bagi kegiatan akademik internasional, tapi juga pemilik pengetahuan dan menjadikannya sebagai living classroom berkelanjutan.
Saat disinggung tentang kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Farah mengungkapkan keprihatinannya. Data BNPB 2024 mencatat bahwa kerugian ekonomi akibat karhutla di Kalbar mencapai Rp 8,9 triliun, angka yang setara dengan tiga kali APBD Kabupaten Kubu Raya.
• Tim Kemenko Polhukam Tinjau Pengendalian Karhutla di Mempawah
“Sebanyak 43 ribu hektare lahan terbakar, dan 12 spesies fauna prioritas seperti orangutan, trenggiling, enggang, beruang, hingga bekantan berada dalam ancaman,” tegasnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab akademik, Fahutan UNTAN aktif menyusun berbagai program strategis, mulai dari Rencana Kerja FOLU Net Sink 2030 Sub Nasional Kalbar, Desa Mandiri Peduli Gambut, hingga pengusulan Cagar Biosfer Karimata Palung Mendawak (Mata Pandawa).
“Kami berharap ini memberi dampak nyata bagi kelestarian hutan dan mitigasi perubahan iklim, serta berkontribusi pada target net zero emission Kalimantan Barat. Proyeksi serapannya mencapai 32,1 juta ton CO e atau 12 persen dari kontribusi nasional,” ujarnya.
Farah juga menyoroti dampak serius dari kerusakan ekosistem pesisir. Riset terbaru tahun 2024 menunjukkan bahwa setiap hektare gambut yang rusak melepaskan sekitar 73 ton CO e per tahun. Lebih ekstrem lagi, jika mangrove dikonversi menjadi tambak intensif, emisinya bisa melonjak hingga 1.440 ton CO e per hektare.
“Ini bukan ancaman kecil. Karena itu kami akan memperkuat riset karbon biru di wilayah pesisir Kalbar,” katanya.
Farah menjelaskan bahwa riset ini tidak berhenti di meja laboratorium. Saat ini, Fahutan UNTAN tengah membangun kolaborasi dengan sejumlah universitas internasional melalui program International Summer Course 2025 untuk memperdalam kajian karbon biru dan memperkuat peran Kalbar dalam mitigasi perubahan iklim global.
“Kolaborasi ini akan menjadi pijakan awal untuk membentuk Kalimantan Blue Carbon Observatory, sebuah komunitas ilmiah yang fokus pada pengelolaan dan perlindungan ekosistem pesisir,” jelasnya.
Ia berharap observatorium tersebut menjadi pusat data, kajian ilmiah, dan inovasi kebijakan yang bisa digunakan oleh pemerintah, akademisi, hingga sektor industri.
Di akhir pernyataannya, Farah menegaskan bahwa Kalbar tengah menulis ulang citranya di mata dunia.
Dari wilayah yang dulu dikenal karena kabut asap, kini bangkit sebagai aset karbon dunia yang strategis dan bernilai tinggi. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
OMC Karhutla Kalbar
Karhutla Kalbar
Dampak Asap Karhutla
Penanganan Karhutla
Kalimantan Barat
Kalbar
Jumat 25 Juli 2025
PT Agrolestari Mandiri dan BPBD Ketapang Serukan Kolaborasi Sektoral Cegah Karhutla |
![]() |
---|
Pemerintah Komitmen Perkuat Antisipasi Karhutla Jangka Panjang di Kalbar |
![]() |
---|
BPBD Sebut Total Luas Kebakaran Hutan Singkawang Capai 242 Hektare |
![]() |
---|
Titik Panas Berkurang, Namun Karhutla Masih Berpotensi Terjadi di Kalbar |
![]() |
---|
Kapolsek Segedong Bersama Forkopimcam Tinjau Lokasi Karhutla di Desa Peniti Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.