Operasi Modifikasi Cuaca di Kalbar Gunakan 2 Ton NaCl untuk Padamkan Karhutla

“Total bahan semai yang telah digunakan sebanyak 2.000 kilogram Natrium Klorida (NaCl) atau garam dapur murni, yang disemai dalam

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
OPERASI MODIFIKASI CUACA - Tim saat melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam rangka Siaga Darurat Bencana Asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalbar, pada Kamis 24 Juli 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat melalui Satuan Tugas Informasi Bencana melaporkan, bahwa Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam rangka Siaga Darurat Bencana Asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah resmi dimulai sejak Kamis, 24 Juli 2025.

Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Kalbar, Daniel, menyampaikan bahwa pada hari pertama pelaksanaan OMC, telah dilakukan dua sortie penerbangan menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B EX PK-SNG untuk penyemaian awan di beberapa wilayah prioritas rawan karhutla.

“Total bahan semai yang telah digunakan sebanyak 2.000 kilogram Natrium Klorida (NaCl) atau garam dapur murni, yang disemai dalam dua sortie penerbangan pada 24 Juli,” jelas Daniel.

Sortie pertama dilaksanakan pukul 13.45–16.06 WIB dengan wilayah semai meliputi Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Landak, Kabupaten Bengkayang, dan Kota Singkawang. Pada sortie ini digunakan 1.000 kg NaCl powder.

Keselamatan Transportasi Air Kalbar Jadi Fokus Utama, Regulasi Mendesak untuk Diperbaiki

Sortie kedua dilakukan pukul 16.58–19.18 WIB dengan sasaran wilayah Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Landak. Operasi ini juga menggunakan 1.000 kg NaCl powder.

NaCl powder yang digunakan dalam OMC berbeda dengan garam dapur biasa, karena memiliki tingkat kemurnian tinggi dan tidak mengandung bahan tambahan seperti anti-kempal. 

Bahan ini disemai ke awan untuk merangsang peningkatan curah hujan, yang diharapkan dapat membantu memadamkan titik-titik api di kawasan rawan karhutla.

Daniel menegaskan, keberhasilan OMC tidak hanya dinilai dari jumlah bahan semai yang digunakan, tetapi juga dari dampak nyata yang dihasilkan, seperti peningkatan curah hujan dan pengurangan risiko kebakaran hutan dan lahan.

“Faktor cuaca, teknologi, serta kondisi atmosfer menjadi penentu utama keberhasilan OMC,” tambahnya.

Pelaksanaan OMC akan berlangsung hingga 28 Juli 2025 sebagai bagian dari upaya terpadu pengendalian karhutla di Kalimantan Barat

Upaya ini merupakan bentuk sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga kualitas udara serta meminimalisir dampak bencana asap terhadap kesehatan masyarakat. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved