Breaking News

Berita Viral

RESPON Bupati Sujiwo Tanggapi Video Viral Guru Merekam Siswa MTS Nunggak LKS Menuai Simpati Netizen

Tampak Sujiwo dengan suara yang bergetar saat menyampaikan rasa kecewanya terhadap oknum guru yang memvideokan muridnya sendiri

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUN PONTIANAK/CHRIS HAMONANGAN PERY PARDEDE
BUPATI SUJIWO TURUN TANGAN - Bupati Kubu Raya, Sujiwo, mengunjungi kediaman murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Raudhatul Islamiyah yang sebelumnya viral karena rapornya diduga ditahan pihak sekolah. Sujiwo mengaku miris melihat kondisi keluarga murid tersebut yang tinggal di rumah kontrakan dan menyatakan bahwa kini telah pindah sekolah ke Pondok Pesantren. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Cuplikasi Video Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat Sujiwo saat menemui guru di salah satu MTS Swasata di Kubu Raya.

Teguran itu disampaikan secara langsung oleh Bupati Kubu Raya itu, saat video seorang guru yang memvideokan siswanya yang menunggak pembayaran buku Lembar Kerja Siswa (LKS).

Tampak Sujiwo dengan suara yang bergetar saat menyampaikan rasa kecewanya terhadap oknum guru yang memvideokan muridnya sendiri yang menunggak bayar LKS.

Dirinya hadir langsung ke sekolah tersebut untuk mendaptkan penjelasan secara detail apa yang sedang terjadi.

"Saya Sangat Kecewa, anak-anak sampai dibully seperti itu, itu yang saya rasa gak iklhas," kata jiwo sebagaimana diposting diakun instagram pribadinya.

Dirinya juga menyayangkan sang guru yang memvideokan siswanya di dalam kelas.

Kendati demikian, polemik itu akhirnya tuntas setelah pertemuan dengan kepala sekolah, dewan guru dan orangtua dari siswa tersebut.

Sebelumnya, Bupati Sujiwo, mengunjungi kediaman murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Raudhatul Islamiyah yang berinisial MED, yang sebelumnya viral karena rapornya diduga ditahan pihak sekolah. 

Viral Murid MTs Dipermalukan Karena Biaya LKS, Bupati Sujiwo Beri Solusi

Dirinya mengaku miris melihat kondisi keluarga murid tersebut yang tinggal di rumah kontrakan dan menyatakan bahwa kini telah pindah sekolah ke pondok pesantren.

"Ini kedua orang tuanya ngontrak kemudian saya cukup miris mendengarnya bahkan anak ini sudah pindah sekolah masuk ke pondok dan insyaallah saya akan tanggung selama dia berada di pondok, itu tanggung jawab saya," ujar Sujiwo saat kunjungan tersebut pada Rabu, 23 Juli 2025.

Sujiwo mengkritisi kejadian yang viral mengenai video pembullyan terhadap murid yang rapornya ditahan karena orangtua belum mampu membayar buku Lembar Kerja Sekolah (LKS).

Ia menyebut akan membawa permasalahan ini ke ranah hukum jika satu sama lain tidak mengakui kesalahan dan berbesar hati saling memaafkan.

"Saya akan serahkan ke kepolisian kalau memang mereka masih kekeh akan lebih terhormat dan mulia kalau mereka jujur mengakui kesalahannya. Kita paham sekolah swasta butuh biaya, tapi jangan tahan rapor, terutama di lembaga pendidikan berbasis agama," ucap Sujiwo. 

Ia juga menyesalkan tindakan yang dinilai menjatuhkan mental siswa dan meminta sekolah atau pihak terkait menyampaikan persoalan langsung ke pemerintah daerah jika mengalami kendala biaya.

“Kalau butuh bantuan, datanglah ke kantor saya, temui Kadis Pendidikan, Wakil Bupati, atau Sekda. Jangan permalukan anak. Kalau masih ngotot, saya akan sampaikan ini ke kepolisian,” tegas Sujiwo.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved