Mahasiswa IAIN Meninggal

POLISI Sita Barang Bukti Kasus Tewasnya Rio Fanderi Mahasiswa IAIN Pontianak, Ada Bukti yang Hilang!

Kasus ini juga tengah ditangani oleh pihak kepolisian serta telah dilangsungkan autopsi untuk mengetahui penyebab meninggalnya Rio Fanderi.

|
Penulis: Ayu Nadila | Editor: Syahroni
ISTIMEWA
MAHASISWA IAIN - Kematian penuh kejanggalan menimpa seorang mahasiswa semester akhir IAIN Pontianak, Rio Fanderi (24). Korban yang sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak sejak Minggu 13 Juli 2025 dinyatakan meninggal dunia pada Kamis sore 17 Juli 2025 sekitar pukul 14.25 WIB. 

Rio ditemukan dalam kondisi mimisan oleh temannya yang mendengar suara keras dari dalam ruangan.

“Sekira jam 11 malam dia tidur, kemudian jam 1 malam ada suara seperti barang ambruk. Temannya yang ada di luar masuk dan ternyata Rio sudah mimisan, darahnya di lap,” kata Qomaruzzaman, Senin 21 Juli 2025.

Setelah kondisinya memburuk dan tak sadarkan diri, Rio sempat dibawa ke klinik lalu dirujuk ke RS Untan dan langsung menjalani operasi. 

Meski telah mendapat perawatan intensif di ICU, nyawanya tidak tertolong.

Menurut Qomaruzzaman, pihak medis menyebut cedera kepala yang dialami Rio merupakan salah satu yang paling parah yang pernah mereka tangani. 

Autopsi telah dilakukan di RS Bhayangkara atas permintaan keluarga.

Duka Mendalam Keluarga:

Duka mendalam menyelimuti keluarga Rio Fanderi (24), mahasiswa semester akhir Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, yang meninggal dunia pada Kamis 17 Juli 2025 usai menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (Untan).

Namun, di balik kepergian Rio, pihak keluarga mengungkapkan adanya sejumlah kejanggalan yang menimbulkan tanda tanya besar.

Rio sebelumnya dikabarkan mengalami insiden di lingkungan kampus pada Sabtu malam, 12 Juli 2025.

Ia disebut-sebut terjatuh dan terbentur tiang di sekitar area Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

Keesokan harinya, ia dirawat di RS Untan Pontianak hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Kamis 17 Juli pukul 14.25 WIB.

Ibunda Rio, Sri Azizah, saat dihubungi Tribun Pontianak di Mempawah, Senin 21 Juli 2025 siang, menceritakan kronologi komunikasi terakhirnya dengan sang anak sebelum tragedi itu terjadi.

"Terakhir Rio nelepon siang hari Kamis 10 Juli, setelah sidang skripsinya. Dia bilang, ‘Mamak, abang sudah sidang dan abang lulus.’ Saya jawab, ‘Alhamdulillah abang sayang, abang ganteng, abang pintar. Selamat ya, mamak sayang abang.’ Dia senang sekali," ujar Sri Azizah dengan suara terbata-bata bercerita.

Menurutnya, saat itu Rio juga sempat bercanda menanyakan keberadaan neneknya yang akrab dipanggil "Ratu", serta mengatakan ingin pulang pada hari Senin setelah menyelesaikan revisi skripsinya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved