LGBT Adalah Penyakit Sosial, Ketua Dewan Pendidikan Kalbar Tegaskan Tidak Ada Ruang Kaum Homoseksual
LGBT tak hanya berdampak pada kesehatan mental anak, tetapi juga berisiko menjadi media penyebaran penyakit menular seperti HIV/AIDS dan sifilis.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Belakangan kelompok Lesbian, Gay, Beseksual dan Transgender (LGBT) semakin berani menunjukan eksistensinya di Kalbar khususnya Pontianak.
LGBT bahkan terang-terangan membuat grup media sosial untuk mereka berinteraksi.
Lebih parahnya perilaku menyimpang ini juga diduga menjangkit pada kaum remaja di Pontianak.
Beberapa waktu lalu terungkat bahwa mereka yang masih duduk dibangku sekolah juga tergabung dalam kelompok homoseksual.
Tentu fenomena ini harus mejadi perhatian serius seperti disampaikan Ketua Dewan Pendidikan Kalimantan Barat, Dr. Muhammad Ali, M. Psi.
Baca juga: KELOMPOK LGBT dan Kaum Homo Sasar Remaja Pontianak! Psikolog Ungkap Peran Orangtua Sangat Penting
Dr. Muhammad Ali, M. Psi., menegaskan bahwa persoalan LGBT merupakan penyakit masyarakat yang harus mendapat perhatian serius dari seluruh komponen, baik orang tua, pemerintah, sekolah, maupun masyarakat.
Ia menyebutkan bahwa tanggung jawab pendidikan minimal berada pada tiga pilar utama, yakni keluarga, pemerintah dan lingkungan sekitar.
"Orang tua harus terus melakukan pengawasan terhadap perilaku dan pergaulan anak, termasuk memantau aktivitas media sosial yang diakses," ujar Dr. Muhammad Ali, M. Psi saat dikonfirmasi tribunpontianak.co.id pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Dr. Ali juga mendorong pemerintah daerah dan pihak sekolah untuk lebih intensif dalam menjaga anak-anak agar tidak tergiur bergaul dengan pihak-pihak yang berpotensi melakukan penyimpangan seksual.
Baca juga: 139 Warga Kapuas Hulu Idap HIV-AIDS, Putussibau Selatan & Homoseksual Paling Dominan Kasus HIV
Ia menegaskan bahwa pemerintah perlu turun langsung mengawasi tempat-tempat yang berpotensi menjadi lokasi terjadinya perilaku LGBT, seperti rumah kos dan hotel.
"Jika memang perlu dibuat regulasi sehingga anak menjadi jera atau takut bergaul dengan orang-orang yg dicurigai berpotensi LGBT," kata Dr. Ali.
Ia juga meminta masyarakat untuk berani melaporkan jika mengetahui adanya perilaku LGBT.
"Jangan sampai masyarakat membuka ruang bagi penyakit sosial ini. Harus ada sanksi atau hukuman tegas bagi pelakunya,” tegasnya.
Menurutnya, praktik LGBT tak hanya berdampak pada kesehatan mental anak, tetapi juga berisiko menjadi media penyebaran penyakit menular seperti HIV/AIDS dan sifilis.
Ia mengingatkan bahwa banyak pelaku LGBT menggunakan materi atau fasilitas tertentu untuk merayu korban, dan korban yang sudah terlibat biasanya akan menjadi pelaku berikutnya.
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.