Kado Ultah ke-66, Gerakan Rakyat Mempawah Unjuk Rasa Polemik Pulau Pengekek

Ketua Aksi, Ima Muslim, dalam orasinya menyampaikan bahwa keberadaan pulau-pulau tersebut menyangkut harga diri masyarakat Mempawah.

Penulis: Ramadhan | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RAMADHAN
AKSI ORASI - Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Mempawah (Geram) menggelar aksi orasi di depan Kantor Bupati Mempawah, Jumat 4 Juli 2025, usai pelaksanaan Upacara Hari Jadi ke-66 Kabupaten Mempawah. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Mempawah (Geram) menggelar aksi orasi di depan Kantor Bupati Mempawah, Jumat 4 Juli 2025, usai pelaksanaan Upacara Hari Jadi ke-66 Kabupaten Mempawah.

Aksi ini diinisiasi oleh Aliansi Gerakan Rakyat Mempawah, sebagai bentuk protes dan penegasan sikap atas polemik status Pulau Pengekek Besar dan Pengekek Kecil yang kini menjadi perbincangan antara Provinsi Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Mempawah.

Dalam aksi tersebut, para peserta membentangkan spanduk, membacakan surat tuntutan, serta menyerukan desakan kepada pemerintah daerah agar mengambil tindakan tegas dan konkret dalam mempertahankan wilayah kedaulatan Kabupaten Mempawah.

Ketua Aksi, Ima Muslim, dalam orasinya menyampaikan bahwa keberadaan pulau-pulau tersebut menyangkut harga diri masyarakat Mempawah.

Hari Jadi ke-66, Ketua LDII Kalbar Sebut Momentum Menuju Mempawah yang Maju dan Inklusif

“Pulau Pengekek adalah bagian dari Mempawah! Kita tidak bisa diam ketika wilayah kita diakui pihak lain. Pemerintah daerah tidak boleh lamban. Ini bukan sekadar persoalan batas, tapi soal identitas dan kedaulatan,” tegas Muslim.

Ia juga membacakan tiga poin sikap dalam surat tuntutan yang diserahkan kepada perwakilan Pemerintah Kabupaten Mempawah.

“Pertama, kami mendesak pemerintah daerah segera melakukan pendataan seluruh pulau di wilayah Mempawah, sekaligus memberi tanda atau patok resmi sebagai identitas wilayah,” ujarnya.

“Kedua, kami minta Pemkab Mempawah segera merebut kembali pulau-pulau yang secara administratif telah hilang dari peta Mempawah,” lanjutnya.

Selain soal batas wilayah, para peserta aksi juga menyoroti isu lingkungan.

“Ketiga, kami minta ketegasan Pemkab untuk menindak aktivitas penambangan ilegal yang makin merusak lingkungan hidup masyarakat pesisir. Jangan sampai alam rusak, rakyat yang menderita,” kata Muslim.

Aksi berjalan damai dan mendapat pengawalan aparat keamanan. Para peserta juga menyatakan akan terus mengawal proses ini hingga ada langkah nyata dari pemerintah daerah.

Menanggapi aksi tersebut, Bupati Mempawah Erlina, Ketua DPRD Mempawah Safruddin Asra, menyatakan akan menindaklanjuti aspirasi tersebut secara serius melalui jalur koordinasi dengan pihak Provinsi dan Kementerian terkait. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved