Berita Viral

Frustrasi Lapor Polisi Tak Digubris, Korban KDRT Bekasi Minta Tolong Damkar Depresi Mau Bunuh Diri

Ia menyampaikan kondisi mentalnya yang memburuk hingga muncul keinginan untuk mengakhiri hidup. 

|
YouTube Tribun Papua Barat Official
KORBAN KDRT BEKASI - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Tribun Papua Barat Official, Rabu 25 Juni 2025, memperlihatkan Seorang perempuan berinisial D (26), warga Jaka Setia, Bekasi Selatan korban KDRT melaporkan dugaan KDRT ke Polres Metro Bekasi Kota namun tak kunjung mendapat kejelasan, D nekat menghubungi call center 112 Damkar pada Selasa 24 Juni 2025 pukul 06.30 WIB. Ia menyampaikan kondisi mentalnya yang memburuk hingga muncul keinginan untuk mengakhiri hidup. 

Apa yang Ditemukan Damkar Saat Menemui Korban?

Bagaimana Reaksi Lingkungan dan Aparat?

Setibanya di lokasi, Tim Rescue Damkar terlebih dahulu berkoordinasi dengan Ketua RT, RW, dan tetangga sekitar guna memverifikasi laporan. 

Setelah mendapat informasi awal, mereka menemui D yang kemudian mengungkapkan kondisi psikologisnya.

"D bercerita kalau frustrasi, katanya ke mana-mana susah, dan sempat terpikir mau bunuh diri," ungkap Eko.

Dalam pengamatan awal, tim juga mendapati bahwa kondisi fisik D menunjukkan tanda-tanda kekerasan. 

Di antaranya memar di paha kiri, cairan keluar dari telinga kiri, serta pusing hebat yang sudah dirasakan sejak beberapa hari.

"Kalau kasat mata, ada luka lebam di paha kiri, telinga kiri mengeluarkan cairan, dan kepala terasa pusing," tambah Eko.

Ketua RW setempat, Berman Pribadi, segera menghubungi pihak kepolisian setelah mendengar kondisi korban. 

Sekitar 15 menit kemudian, beberapa personel polisi tiba di lokasi.

Bagaimana Penanganan Damkar dan Koordinasi dengan Instansi Lain?

Langkah Apa Saja yang Diambil Demi Keselamatan D?

Sambil menunggu kedatangan polisi, tim Damkar berupaya menenangkan korban yang dalam kondisi emosional tidak stabil. 

Menyadari bahwa D membutuhkan pertolongan medis segera, Damkar lalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan membawa D ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk penanganan medis dan proses visum et repertum.

"Kami takutkan ada pendarahan otak karena korban mengaku pusing sejak Jumat. Kami langsung bantu koordinasi dengan pihak rumah sakit dan kepolisian," ujar Eko.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved