Ragam Contoh

Contoh Pidato Idul Adha 2025, Rahasia Rezeki Lancar dan Umur Berkah dalam Menjalin Silaturahim

Ustadz Khalid Basalamah dalam salah satu ceramahnya yang diunggah melalui kanal YouTube Hijra Hub turut memperkuat makna hadits ini.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
IDUL ADHA 2025 - Idul Adha 2025 diprediksi jatuh pada Jumat 6 Juni 2025. Jelang itu, umat Muslim dapat mulai membaca doa menyambut Idul Adha 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Dalam ajaran Islam, menjaga hubungan baik dengan keluarga dan kerabat yang dikenal dengan istilah silaturahim merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan. 

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, "Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim.

" Hadits ini menjadi bukti bahwa hubungan kekeluargaan bukan hanya berdampak pada keharmonisan sosial, tetapi juga berpotensi membawa keberkahan secara spiritual dan materi.

Ustadz Khalid Basalamah dalam salah satu ceramahnya yang diunggah melalui kanal YouTube Hijra Hub turut memperkuat makna hadits ini.

Beliau menjelaskan bahwa silaturahim adalah salah satu sebab datangnya rezeki menurut pandangan Islam. Akan tetapi, beliau juga menekankan pentingnya memahami istilah secara tepat.

Menurutnya, silaturahim secara syar’i lebih tepat digunakan untuk menjalin hubungan dengan orang-orang yang memiliki ikatan darah atau nasab.

Sedangkan menjalin hubungan baik, saling membantu, dan mempererat persaudaraan sesama Muslim secara umum lebih tepat disebut dengan istilah ukhuwah Islamiyah.

Persiapan Seleksi Pramugari 2025, Daftar Pertanyaan Wawancara Paling Umum

Memahami perbedaan antara silaturahim dan ukhuwah penting agar umat Islam bisa mengamalkan keduanya secara proporsional.

Silaturahim menekankan pentingnya menjaga hubungan kekeluargaan, bahkan dengan keluarga besar atau kerabat yang jarang ditemui. Sementara ukhuwah mendorong semangat persaudaraan dalam Islam yang lebih luas, tanpa batas darah, tetapi diikat oleh keimanan.

Kedua konsep ini silaturahim dan ukhuwah sama-sama memiliki nilai pahala yang besar. Islam mendorong umatnya untuk hidup saling peduli, mempererat hubungan, dan menghindari permusuhan.

 Terlebih di era modern yang sering kali membuat manusia sibuk dan terasing dari lingkungan sosialnya, menjaga silaturahim dan membangun ukhuwah menjadi tantangan sekaligus kewajiban moral dan spiritual.

Dengan menghidupkan kembali budaya silaturahim, seseorang tidak hanya meneladani ajaran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga membuka pintu-pintu keberkahan yang tidak disangka-sangka, baik di dunia maupun di akhirat.

Hal ini disebabkan silaturahim berasal dari dua kata, yaitu "sila" yang berarti hubungan dan "rahim" yang merujuk pada hubungan darah. 

Oleh karena itu, silaturahim berfokus pada kekuatan ikatan keluarga, sementara ukhuwah mencerminkan persaudaraan di antara seluruh umat Islam.

Membangun silaturahim tidak hanya memperkuat ikatan keluarga, tetapi juga menciptakan atmosfer saling menghormati dan mendukung di antara anggota keluarga, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Maka silaturahim memiliki makna menjalin hubungan baik dengna orang yang memiliki hubungan darah saja.

Sebagaimana dalam hadist shahih Nabi Muhammad SAW bersabda, "Telusuri jalur nasab kalian, karena memudahkan kalian silaturahim."

Dari hadist tersebut, Ustadz Khalid Basalamah menyarankan untuk mulai mengingat leluhur masing-masing.

Dimulai dari kakek, nenek, kakek buyut, dan seterusnya.

"Sehingga jangan sampai ketika bertemu seseorang yang seharusnya saudara serahim malah tidak tahu", ujar Ustadz Khalid Basalamah.

Ustadz Khalid Basalamah memberi contoh kisah dari hadist riwayat Bukhari. Pada saat itu terdapat seorang sahabat yang sedang membawa satu kantong dirham.

Kemudian sahabat tersebut berkata kepada Nabi Muhammad SAW bahwa dirinya ingin bersedekah. Sahabat tersebut memiliki dua orang target.

KALENDER September 2025 Lengkap dengan Tanggal Hijriyah dan Weton Jawa, Cek Hari Libur Long Weekend

Yang pertama adalah seorang muslim yang sedang susah dan tidak dikenal (tidak memiliki hubungan darah).

Yang kedua seorang muslim yang sedang susah dan memiliki hubungan kerabat.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved