Kasus Anak Terlibat Sajam dan Geng Motor di Pontianak Meningkat, KPAD Dukung Perwa Jam Malam

“Walaupun kita lihat Satpol PP dan polisi selalu razia setiap malam, turun langsung jadi segala potensiitu terdeteksii. Tapi masih saja ada anak-anak

Penulis: Peggy Dania | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/PEGGY DANIA
JAM MALAM PONTIANAK - Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Pontianak Niyah Nurniyati, saat diwawancarai di Kantor KPAD Pontianak, Rabu 28 Mei 2025. Ia mengungkapkan bahwa meskipun aparat sudah aktif melakukan patroli dan razia malam hari masih saja ditemukan anak-anak yang berkumpul dan terlibat dalam aksi tawuran. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Pontianak mencatat kasus anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) masih didominasi oleh keterlibatan dalam kepemilikan senjata tajam (sajam) dan aksi geng motor.  

Jumlahnya bahkan lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya meskipun razia rutin terus dilakukan oleh Satpol PP dan kepolisian.

Ketua KPAD Kota Pontianak, Niyah Nurniyati menyampaikan keprihatinannya terhadap tren tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa meskipun aparat sudah aktif melakukan patroli dan razia malam hari masih saja ditemukan anak-anak yang berkumpul dan terlibat dalam aksi tawuran.

“Walaupun kita lihat Satpol PP dan polisi selalu razia setiap malam, turun langsung jadi segala potensiitu terdeteksii. Tapi masih saja ada anak-anak yang geng berkumpul, kemudian mereka tawuran. Ini tentu sangat memprihatinkan,” ucapnya saat ditemui di Kantor KPAD Pontianak, Rabu 28 Mei 2025.

KPAD Desak Hukuman Maksimal Bagi Ayah Tiri yang Diduga Aniaya Anak Berkebutuhan Khusus Hingga Tewas

Ia mengatakan, KPAD mendukung penuh rencana Wali Kota Pontianak untuk menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwa) tentang jam malam bagi anak-anak. Usulan ini disebutkan sudah dibahas sejak bulan lalu dan tinggal menunggu eksekusi.

“KPAD setuju dan mendorong keinginan dari Pak Wali Kota untuk memberlakukan Perwa jam malam. Kita berdoa semoga secepatnya segera direalisasikan supaya anak-anak tidak lagi berada di jalanan terutama di malam hari,” katanya.

Menurutnya, tren keterlibatan anak dalam aksi geng motor mulai terlihat sejak Februari tahun lalu dan meningkat selama bulan puasa hingga setelah lebaran. Meski jumlah kasus tidak meningkat signifikan, jumlah anak yang terlibat disebut bertambah.

Niyah Nuriyati juga mengimbau peran aktif orang tua dalam melakukan pengawasan terhadap anak terutama pada malam hari. 

Ia meminta agar orang tua memastikan anak-anak pulang tepat waktu dan menerapkan komunikasi berbasis nilai agama, moral, adat, dan budaya lokal.

“Pengasuhan pertama dan utama itu ada di keluarga. Jadi kepada orang tua mohon agar anak-anak dicari kalau malam hari tidak pulang, kemudian dikomunikasikan aturan dan nilai agama, adat dan budaya lokal setempat,” ujarnya.

Selain itu, ia juga mengajak perangkat pemerintah seperti RT, RW, dan lurah untuk lebih peka terhadap persoalan anak-anak di wilayah masing-masing.

“Kami sudah bertemu beberapa kali membicarakan hal ini, tapi memang kami berharap upaya yang dilakukan bisa lebih keras lagi agar anak-anak tidak berada di luar terutama malam hari,” katanya.

Niyah Nurniyati juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh perempuan, adat, dan budaya untuk turut serta memberikan edukasi kepada anak-anak melalui pendekatan budaya dan keagamaan sesuai kearifan lokal. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved