Breaking News

Berita Viral

Tengah Viral, Pria Ngamuk di RSUD Maumere Gegara Nomor Antrean Dilewati

Pihak rumah sakit pun angkat bicara, menyebut pria tersebut adalah keluarga pasien yang seharusnya datang pada hari itu setelah mendaftar sehari sebel

YouTube Pos Kupang
NGAMUK DI RSUD - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Pos Kupang, Senin 19 Mei 2025, memperlihatkan video seorang pria mengamuk di ruang tunggu RSUD Tc Hillers Maumere, Nusa Tenggara Timur, viral di media sosial. Pihak rumah sakit pun angkat bicara, menyebut pria tersebut adalah keluarga pasien yang seharusnya datang pada hari itu setelah mendaftar sehari sebelumnya. 

Namun, menurut pengakuan sang ayah, mereka ditolak karena pelayanan sudah ditutup dan antrean masih panjang.

Video yang memperlihatkan perdebatan dengan petugas langsung menyebar luas.

Ayah tersebut, bernama Pramudia, akhirnya membawa anaknya ke RSUD Kabupaten Bekasi dengan bantuan relawan.

Mengapa Pasien Ditolak di Puskesmas?

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Alamsyah, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap pelayanan Puskesmas. 

Ia memastikan bahwa pasien akhirnya ditangani dengan baik di rumah sakit rujukan.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Cikarang Utara, dr. Novrizal, menjelaskan bahwa kunjungan pasien malam itu mencapai 92 orang, dan pasien datang pukul 20.37 WIB ketika masih ada 20 pasien lain menunggu giliran. 

Puskesmas tersebut tidak memiliki fasilitas IGD dan hanya melayani sampai pukul 21.00 WIB.

“Serum Anti Tetanus (ATS) yang dibutuhkan tidak tersedia di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas,” jelas Novrizal.

Ia menambahkan bahwa petugas sudah menyarankan agar pasien langsung menuju IGD rumah sakit tanpa perlu rujukan, namun terjadi diskomunikasi karena pasien bersikeras dilayani di Puskesmas.

Apa Pelajaran dari Dua Insiden Ini?

Bagaimana Pentingnya Komunikasi dalam Layanan Kesehatan?

Kedua kasus yang viral ini memperlihatkan betapa pentingnya komunikasi yang efektif antara pasien dan tenaga kesehatan. 

Ketegangan mudah terjadi apabila pasien merasa tidak dilayani secara adil atau tidak mendapatkan informasi yang jelas.

Di sisi lain, pihak fasilitas kesehatan juga harus transparan dan empatik dalam menghadapi lonjakan pasien, khususnya pasca-libur atau dalam kondisi keterbatasan layanan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved