Karya Nurhayadi dari Sijangkung Singkawang Go Internasional Lewat Tenun Tradisional

“Yang membedakan tenun kami dengan tenun daerah lain adalah motif dan bahan benangnya. Kami pakai benang katun, sedangkan di tempat lain biasanya meng

Penulis: Widad Ardina | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
PERAJIN TENUN - Perajin kain tenun, Nurhayadi, yang akrab disapa Adi, saat ditemui Rabu 14 Mei 2025. Dengan tangan yang penuh terampil, ia merajut kain tenun songket dan tenun tual bermotif anggrek. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Karya tenun khas etnis Tidayu asal Singkawang kembali mengharumkan nama daerah. 

Tenun songket dan tenun tual bermotif anggrek buatan Nurhayadi, warga Kelurahan Sijangkung, Kecamatan Singkawang Selatan, sukses menembus pasar internasional, khususnya Jerman dan Jepang.

“Produk tenun saya sudah dipasarkan ke Jerman dan Jepang,” ujar Nurhayadi, yang akrab disapa Adi, saat ditemui Rabu 14 Mei 2025.

Adi memproduksi berbagai jenis tenun seperti kain tapih, selendang syal, hingga tanjak, semuanya dikerjakan menggunakan mesin tenun tradisional. 

Beberapa motif unggulan yang ia produksi antara lain motif bunga anggrek, sisik naga, dan motif khas budaya Melayu, Dayak, dan Tionghoa (Tidayu).

IKA Unhas Wilayah Kalbar dan Kahmi Kota Singkawang Gelar Pelatihan dan Penguatan Pelaku UMKM 

“Yang membedakan tenun kami dengan tenun daerah lain adalah motif dan bahan benangnya. Kami pakai benang katun, sedangkan di tempat lain biasanya menggunakan benang emas,” jelasnya.

Adi mengakui, motif anggrek menjadi produk yang paling diminati pasar luar negeri. 

Namun, di balik kesuksesan tersebut, ia masih menghadapi sejumlah kendala, salah satunya ketersediaan bahan baku.

“Karena benang kayu yang kami pakai harus dipesan dari Bali atau Bandung, pengerjaan satu kain bisa makan waktu dua bulan. Kita juga tidak punya stok ready, semua produksi berdasarkan pesanan,” katanya.

Selain itu, jumlah tenaga kerja dan ruang produksi yang masih terbatas juga menjadi tantangan. 

Saat ini, Adi hanya dibantu dua karyawan. Kadang demi mempercepat pengerjaan, proses menenun dilakukan di rumah karyawan masing-masing.

Menanggapi potensi luar biasa ini, Lurah Sijangkung, Kristiana Yuniarti, mendorong Pemerintah Kota Singkawang untuk turut serta mempromosikan tenun khas Sijangkung.

“Harapan kami, Pemkot Singkawang bisa membantu promosi, misalnya dengan menggunakan kain atau syal hasil tenun bu Adi ini dalam acara-acara resmi. Promosi lewat media sosial juga perlu terus digencarkan,” ujarnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved