Breaking News

Mengayuh Harapan di Gerobak Es Potong : Kisah Adi yang Tetap Bertahan di Era Modern

Sukadi bukan pedagang baru. Pria asal Yogyakarta ini telah merantau ke Kalimantan Barat sejak 1987 untuk menjual es potong. 

Penulis: Ayu Nadila | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ayu Nadila
PENJUAL ES POTONG - Sosok Sukadi (51) tampak duduk diatas gerobak sepeda es potongnya yang berwarna putih dan biru di Pasar Flamboyan Pontianak, Selasa 13 Mei 2025.Sukadi bukan pedagang baru. Pria asal Yogyakarta ini telah merantau ke Kalimantan Barat sejak 1987 untuk menjual es potong. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Siang itu, di antara deru kendaraan dan riuh rendah pasar tradisional, sosok Sukadi (51) tampak duduk diatas gerobak sepeda es potongnya yang berwarna putih dan biru. 

Wajahnya teduh, namun tubuhnya menyimpan lelah setelah menempuh perjalanan lebih dari dua kilometer dari Imam Bonjol menuju Pasar Flamboyan, Pontianak, Selasa 13 Mei 2025.

Di saat jajanan kekinian dan minuman modern mendominasi rak-rak toko dan gerai-gerai kafe, Sukadi masih setia menjajakan es potong—jajanan sederhana yang kini mulai langka di tengah gemerlap kota. 

Dengan harga Rp3.000 per potong, dagangannya menjadi pelepas dahaga sekaligus nostalgia bagi para pengunjung pasar.

Sukadi bukan pedagang baru. Pria asal Yogyakarta ini telah merantau ke Kalimantan Barat sejak 1987 untuk menjual es potong. 

Jalan ini ia pilih dan terus ia jalani hingga kini, demi menafkahi istri dan dua orang anaknya.

“Ya dari dulu kerjanya ini ya mbak, sampai sekarang masih bertahan. Yang penting cukup buat bayar SPP anak,” tuturnya dengan mata berbinar.

Setiap hari, dari pukul 9 pagi hingga 6 sore, Adi menyusuri titik-titik keramaian seperti Pasar Flamboyan, Imam Bonjol, hingga Tanjung Pura. Pendapatannya pun tidak menentu.

Baca juga: LuarKampus Asal Pontianak Raih Gelar Best of The Best NextDev Startup 2025

“Kadang ya sehari cuma Rp100 ribu, ya namanya rezeki naik turun ya mba,” ujarnya, tetap optimis meski penghasilan tak selalu stabil.

Di tengah efisiensi anggaran dan naiknya harga bahan pokok, Sukadi berharap pemerintah menurunkan harga gula dan tepung agar usahanya tetap menguntungkan. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved