Ragam Contoh
Peran Guru dalam Menyusun Buku Ajar: Manfaat, Proses, dan Dampaknya bagi Pendidikan
menyusun buku ajar juga menjadi media menulis yang produktif, yang dapat menyalurkan gagasan dan keilmuan yang dimiliki oleh guru ke dalam bentuk yang
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Di era Kurikulum Merdeka yang mendorong kreativitas dan inovasi pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar di kelas, tetapi juga sebagai pengembang bahan ajar.
Salah satu bentuk kontribusi yang dapat dilakukan guru adalah dengan menyusun buku ajar sendiri. Tindakan ini bukan hanya menjadi sarana berbagi ilmu, tetapi juga memberikan manfaat besar dalam pengembangan profesionalisme guru itu sendiri.
Ketika seorang guru memutuskan untuk membuat buku ajar, sebenarnya ia sedang membuka peluang untuk memperoleh berbagai manfaat. Salah satunya adalah sebagai unsur penunjang dalam memenuhi persyaratan kenaikan pangkat.
Selain itu, menyusun buku ajar juga menjadi media menulis yang produktif, yang dapat menyalurkan gagasan dan keilmuan yang dimiliki oleh guru ke dalam bentuk yang terstruktur dan sistematis.
Buku ajar yang disusun oleh guru umumnya memuat materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa di jenjang atau mata pelajaran tertentu. Buku ini bisa dijadikan sebagai referensi utama atau tambahan oleh siswa dalam memahami pelajaran.
• Strategi Kenaikan Pangkat Guru PNS melalui Karya Ilmiah Berkualitas
Tidak hanya itu, buku ajar tersebut juga berpotensi untuk digunakan oleh guru lain yang mengajar bidang studi serupa, sehingga manfaatnya menjadi lebih luas dan berkelanjutan.
Dalam proses penyusunan buku ajar, terdapat beberapa kaidah penting yang harus diperhatikan. Guru harus memahami teknik pengumpulan materi secara sistematis, melakukan penulisan sitasi yang benar, serta menyertakan referensi yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini penting agar buku ajar yang dihasilkan memiliki landasan akademik yang kuat dan dapat diterima sebagai karya ilmiah.
Setelah buku ajar selesai ditulis, format penyajiannya bisa beragam. Buku tersebut dapat diterbitkan dalam bentuk cetak fisik untuk digunakan di kelas, atau dalam bentuk digital (e-book) agar lebih mudah diakses oleh siswa melalui perangkat elektronik. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pembelajaran yang semakin fleksibel.
Bagi guru yang berhasil menyusun buku ajar, manfaat yang diperoleh tidak hanya sebatas administratif atau pengakuan formal. Manfaat lain yang bisa dirasakan antara lain:
-
Meningkatkan kredibilitas dan profesionalisme sebagai pendidik.
-
Menjadi portofolio berharga yang dapat ditunjukkan dalam berbagai kesempatan, seperti seleksi beasiswa, promosi jabatan, atau lomba karya ilmiah.
-
Mendorong budaya literasi, baik bagi guru itu sendiri maupun siswa.
-
Meningkatkan kemampuan menulis dan berpikir kritis, karena guru dituntut untuk menyusun materi yang logis, runtut, dan mudah dipahami.
-
Memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan pendidikan, baik di sekolah maupun di lingkungan yang lebih luas.
Dengan menyusun buku ajar, guru tidak hanya memperkaya dunia pendidikan dengan sumber belajar yang bermutu, tetapi juga menegaskan perannya sebagai agen perubahan dan inovator di bidang pendidikan.
• Demi Kemanusiaan, Tim SAR dan Warga Terus Cari Korban di Laut Jermal 9 Kubu Raya
Mengasah Kemampuan Menulis
Ketika guru sedang menyusun buku ajar, mau tidak mau maka ia harus menjalani proses menulis. Secara otomatis proses tersebut akan mengasah kemampuan guru dalam menulis.
Faktanya, masih banyak guru yang masih belum menguasai teknik-teknik penulisan. Maka dengan menyusun buku ajar, guru akan dipaksa menjalani proses menulis yang cukup panjang. Dan selama itu pula, guru akan mengasah kemampuannya dalam menulis.
Adapun teknik menulis yang paling penting dalam menyusun buku ajar adalah kemampuan melakukan parafrase. Pasalnya, guru yang bersangkutan akan mengambil ide-ide dari teori yang sudah ada.
Menambah Wawasan
Selain mengasah kemampuan menulis, membuat buku ajar secara otomatis juga akan menambah wawasan guru. Bagaimana tidak, selama penyusunan buku tersebut, guru dituntut membaca kajian-kajian keilmuan yang variatif. Pada akhirnya, guru akan mendapat banyak informasi selama proses membaca tersebut.
Wawasan yang luas sangat penting bagi seorang guru. Sehingga guru dapat mentransfer ilmu yang lebih banyak kepada peserta didiknya.
Menguasai Materi Lebih Mendalam
Guru yang menyusun buku ajar sendiri sudah pasti akan memahami materi yang dibuat sendiri tersebut lebih baik. Berbeda jika pemahaman guru berdasarkan materi yang dibuat oleh orang lain.
Penguasaan materi ini juga sangat penting dalam mengajar. Sehingga guru paham betul apa yang dikatakan kepada siswa ketika mengajar. Dan jika ada pernyataan-pernyataan kompleks dari siswa, guru pun akan lebih mudah untuk menjawabnya.
Selain manfaat di atas, tentu saja membuat buku ajar banyak sekali manfaat yang akan dirasakan guru. Misalnya untuk syarat kenaikan pangkat dan lain sebagainya.
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Peran Guru dalam Menyusun Buku Ajar
Mengasah Kemampuan Menulis
teknik pengumpulan materi
Menyusun Buku Ajar
Persiapan UAS, Contoh Soal Matematika Kelas 6 SD dan Kunci Jawaban Kurikulum Merdeka 2025 |
![]() |
---|
5 Fenomena Langit Menakjubkan di Bulan September 2025, Ini Paling Indah? |
![]() |
---|
Dari Choipan hingga Kue Bingke, Ini Deretan Kuliner Khas Pontianak yang Melegenda |
![]() |
---|
Persiapan UAS, Contoh Soal Bahasa Indonesia Kelas 6 dan Kunci Jawaban Kurikulum Merdeka 2025 |
![]() |
---|
Mengapa Daun Berubah Warna dari Hijau Menjadi Cokelat? Ini Penjelasan Sains Materi IPA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.