Berita Viral
Anak Sekolah Ditampar Guru 9 Kali di Tiongkok, Di Mana Batasan Antara Disiplin dan Kekerasan?
Guru bermarga Wu menganggap tindakan siswa tersebut tidak sopan dan bereaksi dengan cara kekerasan di depan murid lainnya.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Seorang siswa sekolah dasar di Provinsi Shandong, Tiongkok, mengalami kekerasan fisik setelah ditampar sembilan kali oleh gurunya hanya karena memanggil nama sang guru dengan suara keras.
Insiden tersebut terjadi saat jam istirahat pelajaran olahraga di SD Zoucheng pada 14 Maret lalu.
Guru bermarga Wu menganggap tindakan siswa tersebut tidak sopan dan bereaksi dengan cara kekerasan di depan murid lainnya.
Meski sang siswa sudah membungkuk dua kali untuk meminta maaf dan guru lain mencoba mencegah, Wu tetap melanjutkan tindakannya.
Akibatnya, wajah anak itu membengkak dan ia mengalami sakit kepala serta tinitus, sebagaimana disampaikan oleh ibunya di media sosial.
“Anak saya panik sekali. Saya bertanya-tanya tindakan apa yang dilakukannya hingga seorang pria dewasa memukulinya,” tulis sang ibu dengan nada penuh kekecewaan seperti disadur dari South China Morning Post, Sabtu 19 April 2025.
Pihak sekolah telah menskors Wu dan menawarkan kompensasi, namun keluarga korban menolak serta mendesak pemecatan guru tersebut.
[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]
Apa yang Terjadi di Sekolah Dasar Zoucheng, Shandong?
Bagaimana Insiden Penamparan Berawal?
Peristiwa ini terjadi di sebuah sekolah dasar di Kota Zoucheng, Provinsi Shandong, China Timur, pada 14 Maret 2025.
Seorang siswa kelas lima memanggil nama gurunya, Wu, saat sedang beristirahat bersama teman-temannya di taman bermain dalam sesi pendidikan jasmani.
Menurut laporan Huashang Daily, sang guru matematika merasa tersinggung karena namanya disebut secara langsung oleh muridnya, yang dianggap sebagai tindakan tidak sopan dalam budaya Tiongkok.
Guru Wu kemudian menghampiri kelompok siswa tersebut, mencari siapa yang menyebut namanya, dan setelah menemukan bocah laki-laki itu, ia langsung menampar wajah anak tersebut hingga sembilan kali.
Bagaimana Respons Siswa dan Guru Lainnya?
Meski siswa tersebut telah membungkuk dua kali untuk meminta maaf dan guru lain mencoba menghentikan tindakan Wu, sang guru tetap melanjutkan penamparan.
Kejadian ini menyebabkan wajah sang anak membengkak, ia juga mengalami tinnitus (denging di telinga) dan sakit kepala berkepanjangan, sebagaimana dijelaskan oleh orang tuanya.
“Anak saya panik sekali. Saya bertanya-tanya tindakan apa yang dilakukannya hingga seorang pria dewasa memukulinya,” tulis ibu korban dalam sebuah unggahan di media sosial.
Apa Tanggapan dari Orang Tua dan Sekolah?
Bagaimana Keluarga Menyikapi Kekerasan Ini?
Sang ibu langsung membawa putranya ke rumah sakit, dan hasil diagnosis menunjukkan adanya cedera di bagian kepala dan wajah.
Merasa tidak terima atas perlakuan tersebut, keluarga segera menghubungi pihak kepolisian dan sekolah, serta secara tegas meminta agar Wu diberhentikan dari jabatannya.
“Siapa yang memberimu hak untuk memukul anakku? Kalau dia berbuat salah, kamu bisa menghubungiku. Kamu punya nomor teleponku, kan?” kata sang ibu, seperti dikutip dalam laporan media lokal.
Apa Alasan Sang Guru Melakukan Tindakan Kekerasan?
Saat dikonfirmasi, Wu mengakui perbuatannya dan menjelaskan bahwa ia merasa dilecehkan karena dipanggil namanya oleh seorang siswa dengan cara yang dinilai tidak sopan.
“Saya tahu. Tapi saya sudah tua, berusia 50-an. Dia memanggil nama saya dengan keras dan bercanda. Itu sangat tidak sopan,” ujarnya.
“Jadi saya menampar wajahnya. Saya pikir dia harus mendisiplinkan mulutnya,” lanjut Wu.
Pihak sekolah telah mengambil tindakan sementara dengan menskors Wu dari jabatannya.
Selain itu, mereka menawarkan kompensasi sebesar 5.000 yuan (sekitar US$700) kepada keluarga korban, namun tawaran tersebut ditolak mentah-mentah oleh pihak keluarga.
Bagaimana Reaksi Otoritas dan Masyarakat?
Apa Tindakan dari Dinas Pendidikan Setempat?
Pihak berwenang dari otoritas pendidikan lokal menyatakan bahwa mereka sedang melakukan investigasi mendalam terhadap insiden ini.
Mereka juga menegaskan komitmen untuk menangani kasus tersebut secara serius sesuai hukum dan peraturan yang berlaku.
Bagaimana Pendapat Publik di Media Sosial Tiongkok?
Insiden ini menuai beragam reaksi di media sosial Tiongkok.
Sebagian besar netizen mengungkapkan kemarahan atas tindakan guru yang dinilai berlebihan dan tidak profesional.
“Tidak ada orang tua yang bisa menoleransi hal ini. Apa yang dilakukan guru itu sudah melewati batas. Dia punya kecenderungan melakukan kekerasan dan harus dipecat,” tulis seorang pengguna platform Weibo.
“Guru boleh mendidik anak, tapi jangan menggunakan kekerasan,” timpal yang lain.
Namun demikian, tidak sedikit juga yang membela tindakan sang guru dengan alasan pentingnya menjaga nilai-nilai moral dan sopan santun terhadap guru.
“Anak itu berperilaku sangat buruk. Merupakan tradisi Tiongkok untuk menghormati guru dan orang tua. Banyak orang telah melupakan standar moral ini,” komentar seorang pendukung tindakan Wu.
Apa Implikasi Kasus Ini terhadap Dunia Pendidikan?
Perlukah Ada Revisi Pendekatan Disiplin di Sekolah?
Kasus ini memunculkan pertanyaan mendasar tentang bagaimana guru seharusnya menangani perilaku siswa yang dinilai tidak sopan.
Di satu sisi, ada tuntutan untuk menjaga kedisiplinan dan moralitas siswa.
Di sisi lain, ada batas yang tidak boleh dilanggar terkait kekerasan fisik terhadap anak didik.
Para ahli pendidikan menyarankan agar institusi sekolah memperjelas standar etika dan mekanisme penanganan konflik antara guru dan murid agar kejadian serupa tidak terulang.
Bagaimana Menjaga Keseimbangan antara Otoritas Guru dan Hak Siswa?
Dalam dunia pendidikan modern, peran guru sebagai figur otoritas tetap penting, namun harus diimbangi dengan penghormatan terhadap hak-hak anak.
Meskipun penghormatan terhadap guru merupakan bagian dari tradisi budaya, pendekatan kekerasan justru dapat merusak hubungan guru-murid dan menimbulkan trauma jangka panjang.
Kasus penamparan siswa oleh guru di Shandong menjadi sorotan nasional karena menyentuh isu penting tentang disiplin, kekerasan, dan budaya penghormatan dalam pendidikan Tiongkok.
Sambil menunggu hasil investigasi resmi, peristiwa ini dapat menjadi momen reflektif bagi sistem pendidikan untuk meninjau ulang metode pendekatan terhadap siswa yang lebih manusiawi, adil, dan sesuai zaman.
(*)
• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Anak sekolah ditampar guru di Tiongkok
Kekerasan guru terhadap murid di China
Siswa ditampar karena tidak hormat
Kontroversi guru di Shandong Tiongkok
Hukuman fisik oleh guru SD
Anak ditampar 9 kali oleh guru
Kasus guru tampar siswa di China
MK Resmi Keluarkan Putusan Beri Tambahan Kemewanangan Bawaslu dalam Pemilu dan Pilkada |
![]() |
---|
Resmi Berubah Aturan Urus Dokumen di Dukcapil Per 1 Agustus 2025 Mulai KTP, KK hingga Akta Lahir |
![]() |
---|
Resmi Berubah Aturan Bikin Paspor Per 1 Agustus 2025, Kini Bisa Diwakilkan Lengkap Syarat dan Cara |
![]() |
---|
FAKTA Baru Sindikat Jual Bayi Pontianak, Harga Per Bayi Ternyata Rp 254 Juta hingga Modus Adopsi |
![]() |
---|
KRONOLOGI Pria di Pati Bunuh Sahabat Sendiri, Permintaan Threesome Sang Istri Berujung Tragis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.