Ragam Contoh

Hukum Anak yang Belum Baligh Menunaikan Ibadah Puasa, Begini Menurut Ulama

Al-Auza’i menyatakan bahwa jika jika anak telah mampu berpuasa tiga hari berturut-turut dan tidak lemas, maka ia sudah dibebani menjalankan ibadah pua

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
SAHUR RAMADAN - Ilustrasi makan sahur sebelum puasa. Lirik lagu Sahur Sahur (Ayo Kita Sahur) yang dinyanyikan Eny Sagita tengah banyak dicari di media sosial karena cocok dilantunkan saat Sahur. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Puasa Ramadan merupakan salah satu kewajiban utama bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat. 

Setiap Muslim yang sudah baligh dan mampu diwajibkan untuk menjalankannya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. 

Namun, Islam juga memberikan keringanan bagi golongan tertentu yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa, salah satunya adalah anak-anak yang belum mencapai usia baligh.

Meskipun demikian, banyak orang tua yang mulai melatih anak-anak mereka untuk berpuasa sejak dini.

Hal ini dilakukan agar mereka terbiasa dengan ibadah puasa dan tidak merasa berat ketika kelak telah mencapai usia baligh dan diwajibkan untuk berpuasa penuh.

Dalam hal ini, Ibnu Baththal rahimahullah menjelaskan bahwa para ulama sepakat bahwa kewajiban ibadah, termasuk puasa, hanya berlaku bagi mereka yang sudah baligh. 

Namun, mayoritas ulama juga menganjurkan agar anak-anak dilatih sejak kecil untuk berpuasa dan menjalankan ibadah lainnya. 

Seminggu Terakhir Puasa, Berikut Keistimewaan Sholat Tarawih, Pelengkap Ibadah Puasa Ramadan

Dengan begitu, mereka tidak akan merasa kesulitan ketika sudah wajib menjalankannya. Latihan ini bertujuan agar anak-anak terbiasa, lebih mudah melaksanakan ibadah, dan tidak meninggalkannya ketika sudah menjadi kewajiban. (Syarh Al-Bukhari, 7:125, Asy-Syamilah)

Melatih anak berpuasa bisa dilakukan secara bertahap, seperti membiasakan mereka untuk berpuasa setengah hari terlebih dahulu atau hanya beberapa jam sesuai dengan kemampuan mereka. 

Orang tua juga dapat memberikan motivasi dengan memberikan pujian atau hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi atas usaha mereka.

Selain itu, penting bagi orang tua untuk memberikan pemahaman kepada anak bahwa puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang kesabaran, kedisiplinan, serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah. 

Dengan pendekatan yang tepat, anak-anak tidak hanya terbiasa berpuasa secara fisik, tetapi juga memahami makna spiritual di balik ibadah tersebut.

Mendidik anak sejak dini dalam menjalankan ibadah merupakan investasi berharga bagi masa depan mereka. 

Dengan terbiasa menjalankan puasa, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, sabar, dan memiliki kesadaran untuk beribadah dengan penuh keikhlasan ketika sudah mencapai usia baligh.

Ibnul Mundzir rahimahullah sebagaimana dinukil oleh Ibnu Baththal menyatakan,

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved