Ikuti Pawai Obor Ramadan, Seorang Siswa Pontianak Meninggal Dunia Akibat Dianiaya Sejumlah Peserta
"Dia pamit, saya tanya mau kemana, mau ikut pawai obor, iyalah, dia lalu setrika sendiri baju koko putihnya sama kain sarungnya, kopiah, lalu dia bera
Penulis: Ferryanto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Syarifah Velia (42) tidak kuasa menahan air mata saat mengingat kepergian putranya Muhammad Iqbal Syahputra (15) akibat dianiaya sekelompok orang saat Pawai Obor pada kamis 27 Februari 2025 malam.
Ditemui di rumah Duka, Gang Delima 2, Jalan Komyos Soedarso, kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, sabtu 1 maret 2025, Velia masih tidak percaya anak keduanya itu telah mendahuluinya pergi dari dunia ini dengan cara yang tragis.
M Iqbal sendiri merupakan siswa kelas 3 SMPN 24 Pontianak, dan dikenal sebagai pribadi yang baik oleh keluarga serta teman - temannya.
Masih lekat dalam ingatan, Muhammad Iqbal Syahputra pada kamis 27 Februari 2025 malam pamit untuk mengikuti Pawai Obor menyambut bulan suci Ramadhan.
"Dia pamit, saya tanya mau kemana, mau ikut pawai obor, iyalah, dia lalu setrika sendiri baju koko putihnya sama kain sarungnya, kopiah, lalu dia berangkat, dijemput teman sekolahnya, saya bilang hati - hati, karena dia tidak pernah ikut sebelumnya,'' ujarnya.
• 7000 Peserta Meriahkan Pawai Taaruf Sambut Ramadan 1446 Hijriah di Pontianak
Beberapa jam putranya berangkat, pada pukul 22.30 WIB, sejumlah teman dari Iqbal datang, dan menyampaikan bahwa Iqbal berada di rumah sakit akibat dipukul sejumlah peserta lain ketika pawai obor.
Berdasarkan informasi yang ia terima, putranya itu dipukul menggunakan obor dari bambu oleh peserta lain dari belakang dan mengenai kepala belakangnya, selain itu, korban juga sempat dipukuli.
Saat itu, iapun langsung bergegas ke rumah sakit Universitas Tanjungpura Pontianak, setibanya disana, ia mendapati putranya kritis dan dalam keadaan koma.
"Teman - temannya datang, mereka bilang Iqbal dipukul orang, tadi tidak apa - apa, lalu saya pergi kerumah sakit, ternyata pas saya kesana dia sudah koma,'' ungkapnya.
Di rumah RS Untan, putranya mendapat pemeriksaan secara menyeluruh, dan ketika hasil Scan bagian kepala keluar, ternyata terjadi pendaraan berat pada bagian kepala Iqbal, karena keterbatasan alat, Iqbal lalu di rujuk ke RS Antonius pada 28 Februari 2025 dini hari.
Setibanya di RS Antonius, ia menceritakan putranya mendapat berbagai tindakan medis karena sempat mengalami henti jantung.
"Pas di Untan kondisnya memang lemah sekali, pas di rujuk sempat henti jantung, lalu di Antonius itu pakai alat yang di dada, alat kejut, saya minta sama dokternya tolong diusahakan apapun, itu ada nadinya lamah sekali, lalu di pasangi berbagai alat,'' ungkapnya.
Setelah itu dari pemeriksaan kondisi kesadaran Iqbal berada pada skala 3 dari 15.
''Subuh itu kami bawa ke Antonius, ternyata saat disana diperiksa kesadaran dia hanya 3, normalnya 15, itu dia sudah sempat henti nafas, lalu sempat dipasangi ventilator untuk bernafas, itu ada nadinya tapi lemah,'' tuturnya.
Selang beberapa jam perawatan, pada pukul 14.53 jumat 28 februari 2025 putranya dinyatakan meninggal dunia.
"Dokter itu bilang, kondisi anak saya sudah tidak memungkinkan untuk operasi, terakhir itu dokter manggil saya, dokter menyampaikan kalau anak saya sudah tidak bisa lagi, itu tingkat kesadaran anak saya hanya 3, hanya saja saya yang memang berusaha menguatkan karena tidak terima kalau anak saya, dan setelah itu karena dokter sudah bilang begitu, saya pasrah, begitu selang peralatan di cabut, anak saya langsung pergi, tidak ada,'' tuturnya sembari menangis.
Muhammad Iqbal Syahputra telah dimakamkan di Pemakaman umum di kawasan Jalan Kom Yos Soedarso Pontianak pada Sabtu 1 Maret 2025, sementara kasus ini telah ditangani Polresta Pontianak.
''Sudah kami buat laporan, di Polresta Pontianak,'' tutur Velia.
Ia berharap seluruh pelaku penganiayaan putranya dapat segera ditangkap dan dihukum setimpal sesuai perbuatannya.
"Saya mau mereka dihukum berat, saya minta hukum mati, anak saya meninggal, saya tidak mau damai atau apapun, anak saya laki - laki satu - satunya ini sampai meninggal, dia anak yang baik, tidak pernah macam - macam tapi kenapa dipukuli sampai meninggal,''tegasnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Pontianak AKP Wawan Darmawan menyampaikan pihaknya sudah menerima laporan dari pihak korban dan masih melakukan penyelidikan. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Pawai Obor
meninggal dunia
Kasat Reskrim
Polresta Pontianak
Wawan Darmawan
Pontianak
Kalbar
Kalimantan Barat
Sabtu 1 Maret 2025
Tonjolkan Produk Tenun dan Kerajinan Rotan, Stand Pameran Sambas Raih Juara 1 MTQ Kalbar |
![]() |
---|
Polres Kubu Raya Ungkap Kasus Pencurian Gereja, Pelaku Sempat Melawan Saat Ditangkap |
![]() |
---|
Dukung Swasembada Pangan, Polsek Sekayam Tanam Jagung Sebanyak 15 Kg |
![]() |
---|
Sudah Akrab dengan Sungai Sejak Kecil, Remaja Sambas Ingin Pandai Mendayung |
![]() |
---|
DPD GERKATIN Kalbar Bersama UMP Gelar Pelatihan Penguatan UMKM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.