KPPAD Kalimantan Barat Temukan 10 Anak SMP Tergabung di grub WA Gay

kenal salah satu anak yang sudah tergabung dalam grub tersebut lalu anak tersebut bergabung.

Penulis: Ferryanto | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ FILE
BERI KETERANGAN - Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah Kalimantan Barat (KPPAD Kalbar), Eka Nurhayati saat beri keterangan, belum lama ini. KPPAD kemudian melakukan pendataan dan mendapati 10 anak yang masih duduk dibangku SMP 
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK- Sejumlah anak di Kota Pontianak yang masih duduk dibangku sekolah menengah pertama diduga terpapar LGBT.
Saat ini terdapat 10 remaja putra dalam pengawasan dan pembinaan KPPAD (Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah) Kalimantan Barat.
Ketua KPPAD Kalbar Eka Nurhayati Ishak mengungkapkan bahwa kasus ini pihaknya temukan pada akhir tahun 2024 lalu.
Saat itu, terdapat orangtua siswa yang melihat pesan aneh di grub Whatsapp putranya, yang ternyata merupakan grub whatsapp Gay remaja.
Ketika sang orang tua tersebut mencari informasi lebih jauh, ternyata putranya itu tergabung dalam grub Whatsapp yang berisikan penyuka sesama jenis.
"Orang tuanya ini membaca pesan chat di grub WA putranya, bertanyalah dia kepada anaknya, kenapa pesannya seperti itu, setelah itu orang tua melapor ke KPPAD,'' ungkap Eka, Sabtu 22 Februari 2025.
Bermula dari sana, KPPAD kemudian melakukan pendataan dan mendapati 10 anak yang masih duduk dibangku SMP.
Setelah itu, seluruh remaja itu pihaknya data dan dilakukan bimbingan.
Dari hasil pendataan, Eka menjelaskan seluruh anak tersebut merupakan anak yang terlihat normal pada umumnya, namun memang ada diantara anak yang sebelumnya merupakan korban bullying di sekolahnya.
Kemudian, kenal salah satu anak yang sudah tergabung dalam grub tersebut lalu anak tersebut bergabung.
Eka mengungkapkan, sebelumnya sejumlah anak saling mengenal melalui aplikasi Walla, dari sana mereka kemudian membuat grub Whatsapp.
Dirinya pun mendorong agar Pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Digital dapat mentakedown aplikasi Walla yang dinilainya merusak moral generasi muda Indonesia.
"Jadi atensinya jangan hanya Judi Online, Pinjaman Online, tetatapi saat ini aplikasi ini juga harus jadi atensi dan dihapus atau Takedown,  karena sudah meresahkan,'' jelasnya.
 

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved