Antisipasi Program Beresiko Tidak Efektif, BPKP Kalbar Evaluasi Rencana Anggaran Pemda 2025

Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Rudy M. Harahap menyampaikan, dari total anggaran senilai Rp6,69 triliun, yang dievaluasi tahun 2024

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Kepala BPKP Kalbar, Rudy M. Harahap. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - BPKP Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2024 telah melakukan evaluasi rencana dan anggaran program atau kegiatan pada beberapa pemerintah daerah di Kalimantan Barat

Diantaranya melakukan pemeriksaan rencana kerja atas dua sektor, yaitu sektor pengentasan kemiskinan dan penurunan stunting. 

Pada tahun 2025, evaluasi ini akan diperluas ke seluruh pemerintah daerah di Kalimantan Barat atas lima sektor.

Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Rudy M. Harahap menyampaikan, dari total anggaran senilai Rp6,69 triliun, yang dievaluasi tahun 2024 senilai Rp1,11 triliun. Hasilnya, bersesuaian dengan kinerja makro Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

“Hasil evaluasi sebelumnya menemukan rencana program/kegiatan pada sektor stunting berisiko tidak efektif sebesar 15,54 persen, dan kemudian kinerja makro penanganan stunting Provinsi Kalimantan Barat tidak terlalu tercapai, “ katanya.

Tunggu Persetujuan BGN, BPKP Kalbar Sebut Kalbar Sudah Siap Jalankan Program Makan Bergizi Gratis

Sedangkan untuk  Rencana program atau kegiatan di sektor kemiskinan berisiko tidak efektif hanya sebesar 2,69?n kinerja makro pengentasan kemiskinan banyak yang tercapai.

“Harusnya, pada awal tahun lalu, risiko tersebut segera dimitigasi dengan revisi rencana dan anggaran sehingga kinerja makro penanganan stunting bisa lebih tercapai,” jelas Rudy.

Program atau kegiatan pada sektor penanganan stunting sebenarnya juga terkait dengan sektor kesehatan. Sebab, anak-anak yang stunting akan meningkatkan risiko kesehatan.

Rudy menyampaikan, di awal tahun 2025 ini, lima sektor akan menjadi fokus evaluasi rencana dan anggaran pemerintah daerah di Kalimantan Barat, yakni pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan, penurunan stunting, dan peningkatan ketahanan pangan.

Ia menegaskan, evaluasi tahun 2025 tersebut juga akan menguji rencana dan anggaran pemerintah daerah terkait Asta Cita Presiden Prabowo, terutama dalam mencapai delapan Quick Win.

Quick Win tersebut adalah, pertama, memberi makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil. Kedua, mencetak dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Ketiga, melanjutkan dan menambahkan program kartu-kartu kesejahteraan sosial serta kartu usaha untuk menghilangkan kemiskinan absolut.

Keempat, melanjutkan pembangunan infrastruktur desa, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan menyediakan rumah murah bersanitasi baik untuk yang membutuhkan. Kelima, menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis, menurunkan kasus TBC 50?lam lima tahun, dan membangun RS lengkap berkualitas di kabupaten.

Keenam, membangun sekolah-sekolah unggul terintegrasi di setiap kabupaten dan memperbaiki sekolah-sekolah yang perlu renovasi. Ketujuh, menaikkan gaji ASN (terutama guru, dosen, dan tenaga kesehatan), TNI/POLRI, dan pejabat negara. 

Kedelapan, mendirikan Badan Penerimaan Negara dan meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap produk domestik bruto (PDB) ke 23 persen. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved