Syarifuddin Atot Sebut Sutarmidji Bapak Pemersatu Kalimantan Barat

Kemudian yang menurutnya juga tak kalah penting, dalam lima tahun kepemimpinan Sutarmidji, kondisi keamanan, dan ketertiban masyarakat terjaga.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Sutarmidji di Posko Relawan Pendekar Kapuas Raya, Jalan Oevang Oeray, Baning Kota, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Rabu (30/10) malam. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Ribuan masyarakat Sintang antusias bertemu dengan Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji di Posko Relawan Pendekar Kapuas Raya, Jalan Oevang Oeray, Baning Kota, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Rabu (30/10) malam.

Kedatangan Gubernur Kalbar periode 2018-2023 itu disambut dengan tarian multietnis sebagai simbol keberagaman, dan kepemimpinan untuk semua. 

Masyarakat dari berbagai latarabelakang etnis, dan agama, yang didominasi oleh generasi muda Sintang itu, berbaur mengikuti kampanye dialogis yang turut dihadiri Bupati Sintang Jarot Winarno.

Selain Jarot, hadir pula berberapa tokoh masyarakat, dan tokoh agama yang ada di Kabupaten Sintang

Salah satu tokoh dayak Sintang, Syarifuddin Atot menyatakan, dirinya bersama tim relawan Mutiara Timur, telah sepakat mendukung pasangan Calon Gubernur, dan Wakil Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji-Didi Haryono (Midji-Didi). "Kami juga punya relawan yang khusus untuk menangani Kecamatan Kayan Hilir, dan Kayan Hulu yang namanya Mutiara Kayan," ungkapnya. 

Baca juga: Ketua Yayasan Kabar Senang Nilai Sutarmidji Masih Dibutuhkan Pimpin Kalimantan Barat

Syarifuddin yang sempat menjadi calon wakil bupati berpasangan dengan Yohanes Rumpak di tahun 2020 itu menambahkan, dirinya bersama tim relawan sangat menyambut baik pencalonan Sutarmidji sebagai gubernur.

Karena mereka telah melihat kinerja Sutarmidji sebagai gubernur dalam lima tahun terakhir, yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat. 

"Lima tahun sudah (Sutarmidji) memimpin kita, dan membangun Kalbar dengan berbagai prestasi yang tidak bisa saya menghitungnya satu per satu. Beliau tidak kita ragukan (karena berpengalaman) memimpin Kota Pontianak sebagai wali kota dua periode, dan gubernur Kalbar satu periode. Beliau juga (pernah) sebagai dosen Fakultas Hukum, Universitas Tanjungpura (Untan). Kami melihat beliau sangat sederhana, saya pernah ikut teman main ke tempat beliau saat saya menjadi mahasiswa," kenangnya.

Kemudian yang menurutnya juga tak kalah penting, dalam lima tahun kepemimpinan Sutarmidji, kondisi keamanan, dan ketertiban masyarakat terjaga dengan baik.

Tidak pernah terdengar ada guncangan antar ras, suku, agama, atau golongan yang ada di Kalbar.

"Dengan demikian Bapak Sutarmidji merupakan Bapak Pemersatu Kalbar. Dari itu semua, maka kita harus membantu, mengajak serta keluarga kita untuk memberikan suara pada 27 November 2024 yang akan datang. Jangan sampai pilih yang lain, pilih nomor 1 untuk Gubernur Kalbar, yaitu Pak Sutarmidji," ajaknya. 

Syarifuddin melihat, Kabupaten Sintang masih sangat memerlukan sosok Sutarmidji sebagai gubernur untuk lima tahun ke depan. Karena masih cukup banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus diselesaikan.

Satu diantaranya adalah pembangunan ruas jalan provinsi.

"Saya yakin dan percaya, lima tahun ke depan beliau akan menyelesaikan itu semua. Mari kita pilih Pak Sutarmidji dan Pak Didi Haryono, kita harus melanjutkan pembangunan, karena jalan (merupakan) urat nadi perekonomian," pungkasnya. 

Hal senada disampaikan, tokoh dayak lainnya, yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sintang, Andreas Mikael Calon. Ia menyebutkan selama lima tahun terakhir kondisi Kabupaten Sintang, dan Kalbar secara umum berjalan aman, dan damai.

"Ini menunjukkan kita bukan memilih pemimpin agama, tetapi kita memilih pemimpin daerah. Maka saya melihat selama lima tahun ini kita dalam suasana damai, aman, dan tenang. Ini merupakan modal utama kita untuk membangun (daerah)," ungkapnya. 

Andreas yang juga Ketua Forum Ketemenggungan Kabupaten Sintang itu menambahkan, ketika kondisi daerah aman tanpa gejolak apapun, maka proses pembangunan juga akan berjalan lancar.

Oleh sebab itu, dirinya memuji kepemimpinan Sutarmidji yang telah memimpin Kalbar dengan aman, dan damai. Karena pemimpin yang diharapkan, kata dia, adalah pemimpin yang bisa mendamaikan masyarakat di tengah ragam perbedaan yang ada.

"Kita bukan memilih pemimpin suku, zaman Pak Sutarmidji memimpin Kalbar tidak ada gejolak antar suku, jadi saya melihat ini yang paling penting selama kepemimpinan Pak Sutarmidji," ujarnya. 

Di sisi yang lain, Andreas mengatakan, ketika memilih pemimpin juga harus dilihat dari latar belakang, dan pengalaman kerjanya.

Termasuk hal-hal yang sudah diperbuat selama orang tersebut mendapat amanah memimpin daerah. Dan itu semua sudah dibuktikan oleh Sutarmidji, selama lima tahun terakhir. 

Kemajuan Kalbar yang sudah dibangun selama ini, diharapkan dia, bisa terus dilanjutkan. Termasuk pembangunan infrastruktur sebagai modal penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian di daerah.

"Saya minta Pak Sutarmidji untuk melanjutkan, saya minta kita semua pemilih Kabupaten Sintang yang merupakan pemilih cerdas, untuk yakin, dan percaya. Kita memilih pemimpin yang mampu, serta berpengalaman, dan sudah membuktikan kepemimpinannya," tutupnya. 

Sementara itu, Sutarmidji menyampaikan, ketika menjadi pemimpin, ia akan berupaya untuk bisa menjadi pemimpin bagi semua. Tidak akan memandang latar belakang tertentu, pembangunan ia lakukan dengan melihat skala prioritas, serta kebutuhan masyarakat.

"Insyaallah saya akan bisa berlaku adil kepada siapa pun, karena saya Islam, ajaran agama saya mengajarkan itu, pertama kalau soal agama sudah ada di dalam Alquran, lakum dinukum waliyadin. Artinya adalah bagiku agamaku, dan bagimu agamamu," ujarnya. 

Midji-sapaan karibnya menambahkan, yang kedua, di dalam Alquran, juga telah dijelaskan soal perbedaan suku, dan agama. Bahwa perbedaan itu ada, agar semua bisa saling mengenal satu sama lain. Bukan sebaliknya, untuk saling bermusuhan.

"Satu lagi (yang ketiga), Allah SWT menyebutkan, sekalipun kamu tidak suka pada suatu kaum, kamu harus bisa berlaku adil. Itu tiga-tiganya ada di Alquran. Saya pemimpin, sekalipun saya tidak suka pada suatu kaum, saya harus tetap bisa berlaku adil. Itu saja yang saya pegang, itu tuntunan di Alquran," paparnya. 

Tak hanya itu, Midji-sapaan karibnya juga telah memiliki pengalaman hidup dengan keberagaman yang begitu kental. Bahkan mulai dari usai remaja, ia pernah bersekolah di lingkungan mayoritas non-muslim yakni di SMP PGK (Persatuan Guru Katolik). Kemudian ia melanjutkan sekolah menengah atas di Santo Paulus Pontianak. 

"Tapi (pendidikan) S2 saya hukum, dan ilmu pengetahuan Islam. Jadi saya paham, makanya saya dengan siapapun bisa berinteraksi. Mari kita membangun daerah ini, bukan untuk kita, tapi untuk menjawab tantangan anak cucu kita ke depan," pungkasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved