Berita Viral

RESMI Hadir BBM Jenis Baru Per 1 Oktober 2024 di SPBU Seluruh Indonesia Lengkap Bocoran Harga

Untuk diketahui, saat ini kandungan sulfur BBM subsidi yang diproduksi Pertamina masih lebih tinggi dari standar tersebut.

Editor: Rizky Zulham
Dok. Pertamina
Ilustrasi isi BBM di SPBU. RESMI Hadir BBM Jenis Baru Per 1 Oktober 2024 di SPBU Seluruh Indonesia Lengkap Bocoran Harga. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Resmi hadir BBM jenis baru per 1 Oktober 2024 di SPBU Pertamina seluruh Indonesia selengkap cek disini.

Pemerintah meluncurkan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur dalam waktu dekat.

Seperti yang disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Maritim dan Investasi (Kemenkomarves), Rachmat Kaimuddin.

Ia mengatakan hal itu akan dilakukan dengan mengurangi kadar sulfur pada BBM bersubsidi yang selama ini digunakan masyarakat.

Sehingga kualitasnya akan lebih baik dan lebih bersih untuk mengatasi polusi.

"Kita mau lakukan lebih bersih kualitasnya. Lebih tinggi kualitasnya, lebih bersih. Oleh sebab itu, kita perlu support Pertamina," ujar Rachmat di Kantor Kemenkomarves, Kamis malam 12 September 2024.

Bocoran Aturan Pembatasan BBM Subsidi Per 1 Oktober 2024 di SPBU Seluruh Indonesia Cek Disini

Menurut Rachmat, kadar sulfur di dalam BBM subsidi nantinya agar diturunkan sesuai dengan standar Euro IV.

Untuk diketahui, saat ini kandungan sulfur BBM subsidi yang diproduksi Pertamina masih lebih tinggi dari standar tersebut.

Rachmat bilang, untuk produksi BBM rendah sulfur diperlukan ongkos yang lebih tinggi.

Harga BBM subsidi dipastikan tidak akan naik

Meski begitu, ia memastikan pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM bersubsidi.

"Pertama, tidak ada rencana menaikkan harga BBM bersubsidi. Jadi sekali lagi, tidak ada rencana menaikkan harga BBM subsidi.

Yang ada adalah kita ingin perbaiki kualitasnya (BBM subsidi).

Nah, tadi disebut, ongkosnya naik dong, (lalu) siapa yang bayar ? Karena kita enggak mau naikin harganya, berarti yang bayar adalah pemerintah, APBN," jelasnya.

Jika demikian, kata Rachmat, ada risiko besaran subsidi dan kompensasi BBM yang ditanggung APBN bisa ikut naik.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved