Gelar Rakercab 2024, GAPKI Kalbar Sikapi Peluang dan Tantangan Perkelapa Sawitan di Kalbar
Rakercab tahun ini mengusung tema Menuju Kelapa Sawit Berkelanjutan Melalui Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia.
Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Kalimantan Barat menggelar Rapat Kerja Cabang 2024 di Hotel Mercure, Rabu 31 Juli 2024.
Rapat kerja cabang dihadiri oleh Kepala Dinas Perkebunan Dan Peternakan Provinsi Kalbar, Wakil Ketua Umum lll GAPKI, Dewan Pembina Gapki Cabang Kalbar, Ketua Cabang GAPKI Kalimantan Barat beserta pengurus dan perusahaan anggota GAPKI Cabang Kalbar.
Dalam sambutannnya, Ketua GAPKI Cabang Kalbar Purwati Munawir mengutarakan perkembangan yang pesat selama 10 tahun terakhir ini merupakan indikasi semakin membaiknya iklim investasi di Kalimantan Barat sehingga GAPKI sebagai pelaku usaha perkebunan kelapa sawit merasakan ketenangan dan aman dalam berinvestasi kondisi ini tentunya tidak terlepas dari kebijakan taktis dan strategis yang ditetapkan oleh pimpinan daerah dalam bentuk peraturan daerah, peraturan gubernur maupun peraturan bupati serta pelayanan teknis yang diberikan oleh satuan perangkat kerja terkait baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.
"Untuk itu kami atas nama seluruh anggota GAPKI Cabang Kalbar dalam kesempatan ini menyampaikan terimakasih kepada Bapak Gubernur dan Bapak Bupati se-Kalbar, dan tentunya menjadi komitmen kami untuk tetap memelihara suasana kondusif dalam berbagai aktifitas di lapangan pada umumnya dan secara khusus akan tetap berkomitmen dalam mendukukung program pembangunan di Kalimantan Barat untuk menuju sawit yang sehat berdaya saing dan bersahabat dengan lingkungan diperlukan kapasitas sumber daya pengelola perkebunan yang mumpuni sejalan dengan itu rakercab tahun ini," ujarnya saat memberikan kata sambutan.
Rakercab tahun ini mengusung tema Menuju Kelapa Sawit Berkelanjutan Melalui Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia.
Tema ini menunjukkan komitmen GAPKI dalam menyikapi peluang dan tantangan per kelapa sawitan di Kalbar yang semakin dinamis, sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia yang tidak saja menguasai teknologi budidaya dan teknologi pengolahan tapi diperlukan juga kemampuan memahami aspek sosial, kearifan lokal serta aspek nonteknis lainnya.
• Lewat Lomba Mewarnai & Melukis, GAPKI Kalbar Kenalkan Manfaat Sawit
"Progam yang disusun dalam Rakercab ini hanya akan diimplentasikan selama sekitar 8 bulan mengingat masa bakti kepengurusan GAPKI Cabang Kalbar periode 2020 - 2025 akan berakhir sampai dengan tanggal 7 maret 2025 dan sesuai ketentuan anggarandasardan anggaran rumah tangga masih dimungkinkan diperpanjang selama 3 bulan untuk mempersiapkan penyegaran pengurus cabang malalui mekanisme musyawarah cabang ( muscab ) pada tahun depan ( tahun 2025 ) GAPKI Cabang Kalbar mendapatkan kepercayaan untuk menyelenggarakan agenda tahunan borneo forum ke 8 tahun 2025 sebagai forum komunikasi bagi pelaku usaha perkebunan lingkup GAPKI Cabang se-Kalimantan," ucapnya.
Dikesempatan yang sama, Ketua Umum 3 GAPKI (Urusan Organisasi ) Satria B Wibawa mengatakan sampai dengan saat ini, industri sawit masih tetap memberikan peran penting bagi Indonesia terutama sebagai sumber penerimaan devisa yang sangat besar, penyerapan tenaga kerja, penyedia bahan pangan dan energi serta mendorong pengembangan wilayah.
"Devisa yang kita dapatkan dari produk sawit tahun 2023 mencapai lebih dari US$ 30 miliar atau sekitar Rp 500 triliun, yang menjadikan neraca perdagangan RI tetap positif," ujarnya.
Dengan penggunaan minyak sawit untuk biodiesel, Indonesia mampu menghemat devisa dari impor minyak bumi lebih dari US$ 2,6 miliar setiap tahunnya.
Selain itu, pengembangan perkebunan sawit telah menjadi triger berkembangnya ekonomi wilayah. Beberapa daerah di
Kalimantan Barat, seperti Sanggau dan Ketapang telah tumbuh dan berkembang karena ekonomi berbasis kelapa sawit.
Pentingnya peranan industri sawit tersebut tentunya tidak terlepas dari peranan kinerja industri di Kalimantan Barat yang merupakan daerah penghasil Sawit ke-4 tertinggi, setelah Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.
"Kinerja yang penting tersebut, tentunya perlu kita jaga dan kita rawat, sehingga industri sawit benar-benar selain memberikan kontribusi yang besar bagi penerimaan 2 devisa dan penyerapan tenaga kerja, namun juga berperan penting dalam mendukung pembangunan daerah. Tentunya Kami mengharapkan kepada seluruh anggota GAPKI di Kalimantan Barat untuk terus meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat memberikan dukungan yang penting bagi pembangunan Kalimantan Barat," ucapnya.
Saat ini anggota GAPKI seluruh Indonesia berjumlah 745 perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan luasan 3,73 juta hektar.
Sedangkan di Kalimantan Barat, anggota GAPKI tercatat sebanyak 76 perusahaan dengan luasan 281 ribu Ha.
Dari Data Statistik Ditjen Perkebunan, luas perkebunan besar di Kalimantan Barat tahun 2022 tercatat 2,48 juta Ha atau baru 11 persen dari perkebunan besar merupakan anggota GAPKI.
Namun, mengingat salah satu misi GAPKI adalah sebagi mitra strategis pemerintah terutama dalam tata kelola perkebunan besar sawit yang baik, maka sudah sewajarnya semua perusahaan sawit menjadi anggota GAPKI.
Meskipun industri sawit menunjukkan kinerja yang sangat membanggakan, saat ini masih terdapat berbagai tantangan yang berpotensi menghambat kinerja dan peran penting industri kelapa sawit ke depan.
Berbagai tantangan tersebut antara lain masalah rendahnya produksi dan produktivitas, hutan yang teridentifikasi masuk dalam perkebunan sawit, tuntutan FPKMS (Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat Sekitar) dan maraknya pencurian serta pendirian PKS tanpa kebun.
Di luar negeri, tuntutan sustainability semakin meningkat, seperti telah ditetapkannya EU Deforestation-free Regulation (EUDR).
Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah kita, agar pelaku usaha kelapa sawit harus menerapkan tata kelola yang baik dan mengikuti standar keberlanjutan.
• Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalbar Apresiasi Kegiatan Lokalatih Dialog Gapki Kalbar
"Berbagai tantangan tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi kinerja industri sawit ke depan. Kondisi tersebut tentunya harus benar-benar dapat menjadi pemahaman dan tantangan kita bersama. Kita harus tetap optimis. Bagaimanapun juga, industri sawit tetap dibutuhkan oleh dunia, baik untuk pangan, bioenergi mapun industri oleokimia yang permintaannya terus meningkat," ujarnya.
"Kami mengharapkan Rakercab GAPKI Cabang Kalimantan Barat ini dapat menyepakati program kerja dan kegiatan tahun 2024/2025 yang benar-benar dapat menjawab berbagai dinamika yang berkembang di Kalimantan Barat," tambahnya.
Secara nasional sesuai dengan hasil MUNAS GAPKI 2023 yang lalu, kita telah menyepakati 7 (tujuh) Program Kerja GAPKI periode 2023-2028, yaitu:
- Program Kepastian Hukum dan Iklim Usaha yang Kondusif
- Program Sustainability dan Sertifikasi
- Program Advokasi, Diplomasi dan Promosi
- Program Kemitraan dan Percepatan PSR
- Program Ketenagakerjaan
- Program Optimalisasi Organisasi dan Pelayanan anggota
- Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Daya Saing.
7 Program Kerja tersebut dapat menjadi acuan, dalam menyusun program kerja dan kegiatan GAPKI Cabang Kalimantan Barat tahun 2024/2025. (*)
Bupati Ketapang Hadiri Forum GAPKI Borneo ke-8 Tahun 2025 |
![]() |
---|
Borneo Forum 2025 Antara Hantu Ganoderma, Petani Mandiri, dan Asa Keberlanjutan |
![]() |
---|
Borneo Forum 2025: Saat Pontianak Jadi Panggung Besar Masa Depan Sawit |
![]() |
---|
GAPKI Se-Kalimantan Gelar Borneo Forum ke-8: Catat Tanggal, Lokasi, dan Agenda Acaranya |
![]() |
---|
Menteri Hanif Apresiasi Perusahaan Anggota Gapki yang Aktif Bantu Tangani Karhutla |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.