Hadiri Ritual Adat Meruba di Desa Benua Kerio Hulu Sungai, Sekda Ketapang Ajak Masyarakat Dayak Maju
Sekda menambahkan, bahwa pada Agustus 2024 mendatangi, pemerintah pusat akan melaunchingkan IKN di Kalimantan Timur.
Penulis: Nur Imam Satria | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang Alexander Wilyo yang juga sebagai Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh, menghadiri Kegiatan Ritual Adat Meruba, Ngase Minyak dan Ganti Ompint Pusaka Bosi Koliknk Tungkat Rayat Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik Tahun 2024 di Laman Sengkuang, Desa Benua Kerio, Kecamatan Hulu Sungai, Selasa 25 Juni 2024.
Ritual Adat Maruba adalah ritual adat pencucian atau pembersihan Pusaka Kerajaan Hulu Aik, sejak zaman Raja Yang Mulia Siak Bahulun yang dikenal dengan nama Todung Rosi (Cikal bakal Kerjaan Tanjung Pura Kuno).
“Sebagai Patih Jaga Pati saya dinobatkan sebelum saya menjadi Sekda. Tugas saya sebagai Patih Jaga Pati itu artinya adalah inti dari segala adat,menegakkan, mempertahankan dan menjunjung tinggi adat orang dayak” kata Sekda saat menyampaikan sambutannya.
Lebih lanjut, Sekda mengaku bahwa kehadirannya dalam kegiatan ini murni menghadiri agenda kegiatan adat yang rutin dilaksanakan tiap tahun dan akan tetap dilaksanakan sampai kapanpun.
“Kita orang dayak harus bisa maju dan bersaing dengan orang lain, biar nanti ada orang dayak yang jadi Kapolsek, jadi perwira, jadi Camat. Ke depannya bisa menjadi pemimpin, manajer, direktur bahkan menjadi konglomerat," ujarnya.
• Rapat Kerja Pansus, 3 OPD Penuhi Persyaratan Dilakukan Penataan
Sekda menambahkan, bahwa pada Agustus 2024 mendatangi, pemerintah pusat akan melaunchingkan IKN di Kalimantan Timur.
“Akan banyak orang-orang datang ke kalimantan, artinya kita harus mempersiapkan diri agar tidak kalah. Pesan saya kita harus menumbuhkan rasa semangat persatuan kita lebih maju dan berdaulat secara budaya, berdaulat secara ekonomi dan berdaulat secara politik," ajaknya.
"Oleh karena itu, s aya mau orang dayak berdaulat. Saya mau orang dayak tidak dianggap orang bawah, kita harus maju dan sejajar dengan masyarakat yang lainnya," pungkasnya.
Sebagai informasi, Ritual Adat Maruba adalah ritual adat pencucian atau pembersihan Pusaka kerajaan Hulu Ai'k, sejak zaman Raja Yang Mulia Siak Bahulun yang dikenal dengan nama Todung Rosi (Cikal bakal Kerajaan Tanjungpura Kuno).
Anaknya yang bernama Putri Dayang Putung atau dikenal dengan Putri Junjung Buih, menikah dengan Prabu Jaya dari kerajaan Singosari (Cikal Bakal Kerajaan Majapahit).
• Darma: Angka Stunting di Ketapang Masih Jadi Tantangan
Prabu Jaya akhirnya mendirikan kerajaan baru dengan nama Tanjungpura di era kejayaan Majapahit.
Raja Siak Bahulun digelar Todung Rosi oleh rakyatnya, karena ketegasannya saat menjadi raja dalam memimpin rakyatnya.
Ritual Adat Maruba ini telah dilaksanakan sampai saat ini di era Raja ke-51 Petrus Singa Bansa.
Raja Ke-51 Petrus Singa Bansa yang mempesalin/menobatkan Alexander Wilyo sebagai Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Ai'k yang bergelar Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua. (*)
Kapolres Melawi Ucapkan Terima Kasih kepada Stekeholder, DAD Melawi dan PGD XVII |
![]() |
---|
Tim Gabungan Polres Ketapang Amankan Beberapa Alat yang Diduga untuk Pertambangan Tanpa Izin |
![]() |
---|
Lagu Mamangun Mahagu Lewu: Asal Daerah, Pencipta, Makna dan Lirik Lengkap |
![]() |
---|
Diduga Mengakhiri Hidupnya Sendiri, Seorang Anggota Brimob Ditemukan Meninggal Dunia di Kamar |
![]() |
---|
CUACA Kalbar Hari Ini di 14 Daerah! Waspada Hujan Ringan di 10 Kabupaten/Kota, Sintang-Sambas Cerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.