Perempuan - Perempuan Perkasa di Tengah Hutan Simpang Hulu

Kehadiran PT. Mayawana Persada membuka lapangan pekerjaan bagi kaum perempuan di kawasan tersebut, mereka bekerja dalam bidang nursery, sehari-hari...

|
Editor: Mirna Tribun
TRIBUN PONTIANAK/TRI PANDITO WIBOWO
Tampak pekerja perempuan sedang melakukan proses pembibitan bibit akasia, di PT Mayawana Persada, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Jumat, 19 April 2024. Kaum perempuan di kawasan tersebut bekerja dalam bidang nursery, sehari-hari melakukan pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman yang nantinya ditanam pada areal yang telah ditentukan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Banyak perempuan bekerja di areal konsesi PT. Mayawana Persada, mereka adalah para perempuan muda dan ibu-ibu tangguh yang berasal dari berbagai desa di Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang.

Kehadiran PT. Mayawana Persada membuka lapangan pekerjaan bagi kaum perempuan di kawasan tersebut, mereka bekerja dalam bidang nursery, sehari-hari melakukan pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman yang nantinya ditanam pada areal yang telah ditentukan.

Melaksanakan peran ganda sebagai ibu dan pekerja memanglah tak mudah, apalagi bagi wanita yang bekerja dibidang Hutan Tanam Industri (HTI).

Namun pada kenyataannya menjalani dua profesi sekaligus bisa dilalui dengan tekad yang kuat.

Fransiska Vina (51), satu di antara pekerja perempuan bagian nursery PT. Mayawana Persada di Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang, ibu dua anak ini menceritakan menjadi ibu sekaligus pekerja merasa senang dan bangga karena mendapatkan peran untuk bekerja.

”Senang dan bangga rasanya bekerja walaupun perempuan juga mendapatkan peran dan kesataraan yang sama dengan laki-laki di PT. Mayawana Persada,” ungkap Vina.

Jelang Tahapan Pilkada 2024, KPU Ketapang Segera Bentuk Badan Ad Hoc

Ia menyebutkan, selama lima tahun bekerja di PT. Mayawana Persada banyak hal yang sudah didapatkan terutama untuk kebutuhan hidup.

”Selama saya bekerja disini banyak yang sudah dicapai, bisa membeli kebutuhan seperti sepeda motor dan mampu untuk biaya sekolah kedua anak saya,” jelas Vina.

Tampak pekerja perempuan sedang melakukan proses pembibitan bibit akasia, di PT Mayawana Persada, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Jumat, 19 April 2024. Kaum perempuan di kawasan tersebut  bekerja dalam bidang nursery, sehari-hari melakukan pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman yang nantinya ditanam pada areal yang telah ditentukan.
Tampak pekerja perempuan sedang melakukan proses pembibitan bibit akasia, di PT Mayawana Persada, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Jumat, 19 April 2024. Kaum perempuan di kawasan tersebut bekerja dalam bidang nursery, sehari-hari melakukan pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman yang nantinya ditanam pada areal yang telah ditentukan. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TRIPANDITO WIBOWO)

Vina berharap PT Mayawana Persada dapat terus maju, ia pun sangat berterima kasih dan bertekad agar bisa terus bekerja disini, sampai tidak mampu lagi untuk bekerja lagi.

”Saya berterima kasih kepada PT Mayawana Persada yang sudah masuk di wilayah kampung kami, kami sungguh terima kasih karena kami bisa dapat kerja disini dengan hasil yang sangat lumayan cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” tukas Vina.

Sama halnya dengan pekerja perempuan lainnya, adalah Rupina Antoni (28), Sehari-hari bertugas dibagian Labour Supply Nursery PT. Mayawana Persada, ia sangat bangga dan terharu dapat membantu biaya sekolah adiknya dan juga membantu perekonomian keluarga.

”Dulu orang tua yang membiayai sekolah saya, sekarang saya memberikan penghasilan untuk mereka, saya juga bertekad untuk bisa membuat rumah untuk kedua orang tua saya dan mengangkat derajat keluarga saya,” kata Rupina saat ditemui wartawan tribunpontianak.co.id ketika ia istirahat bekerja.

Rupina juga menyebut selama bekerja disini ia merasa menemukan hal baru selama bekerja, terutama, penghasilan, pengalaman dan tempat baru.

Tingkat Inflasi Kalbar pada Maret 2024, Tertinggi Terjadi di Ketapang dan Kota Pontianak Terendah

”Semenjak saya disini banyak hal yang saya dapatkan, apalagi hak-hak yang saya terima sangat tepat waktu dan tidak pernah telat, sehingga keluarga saya dan adik adik saya dan ikut bahagia ikut merasakan hasil jerih payah saya sendiri,” kata Rupina.

Ia juga menegaskan peran perempuan tidak hanya bekerja dari rumah, akan tetapi juga harus punya penghasilan sendiri dan tidak mengharapkan penghasilan dari suami.

Tampak pekerja perempuan sedang melakukan proses pembibitan bibit akasia, di PT Mayawana Persada, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Jumat, 19 April 2024. Kaum perempuan di kawasan tersebut  bekerja dalam bidang nursery, sehari-hari melakukan pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman yang nantinya ditanam pada areal yang telah ditentukan.
Tampak pekerja perempuan sedang melakukan proses pembibitan bibit akasia, di PT Mayawana Persada, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Jumat, 19 April 2024. Kaum perempuan di kawasan tersebut bekerja dalam bidang nursery, sehari-hari melakukan pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman yang nantinya ditanam pada areal yang telah ditentukan. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TRIPANDITO WIBOWO)

”Kalau kita seandainya bisa bekerja dan mampu, ya kita bekerja aja disini, mumpung ada penghasilan lumayan ya bantu bantu perekonomian dirumah seperti itulah, tidak membeda bedakan dalam hal kesetaraan,” tegas Rupina.

Ditempat yang sama wartawan tribunpontianak.co.id juga bertemu pekerja perempuan lainnya, Sarah Safira (25), bertugas sebagai Asisten produksi cutting di Nursery PT. Mayawana Persada, ia menuturkan tidak lagi memberatkan orang tuanya bahkan bisa membantu kebutuhan keluarganya.

”Suatu kebanggaan untuk saya sendiri karena sudah bisa memberikan apa yang orang tua belum bisa capai, tetapi kita memberikan itu, itu merupakan kebanggan tersendiri bagi saya”, Ungkap Sarah.

Ia mengungkapkan berkerja di hutan sudah terbiasa karena saperti merasa berada di rumah sendiri karena didukung dengan lingkungan yang suportif.

”Sebenarnya untuk perempuan itu tidak ada batasan untuk berkerja dimana saja, baik itu dikantor atau dimana saja, yang jelas tergantung kita mau atau tidaknya, yang beranggapan wanita tidak bisa bekerja di lapangan buktinya saya, saya masih bisa bekerja disini dan menghandle semuanya” jelas Sarah.

Sarah menyebut sehari-hari bertanggung jawab dibagian MPH (Mother Plant House) khusunya harvesting, pruning, forming, penyiraman, pemupukan dan proteksi, ia tidak bosan untuk mencari ilmu maupun pengalaman baru lagi, agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

”Saya lima bulan disini tidak, kalau kata atasan saya ”Kalahkan Kami”, jadi motivasi saya sendiri untuk mengalahkan mereka agar jabatan saya kelak setara sama mereka atau lebih dari mereka,” Harap Sarah.

Ditempat yang berbeda, reporter tribunpontianak.coid bertemu Lorensius Kiang (51), Kepala Desa Kualan Hilir, Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang, ia menyambut baik dan mendukung keberadaan PT. Mayawana Persada yang sudah ada sejak 2019, kehadiran perusahaan sangat mendukung peningkatan perekonomian masyarakat.

”Beberapa tahun kebelakang semua komoditi baik karet dan lainnya mengalami penurunan harga, sehingga masyarakat susah mendapatkan pekerjaan, setelah masuknya PT. Mayawana Persada membantu meningkatkan perekonomian warga yang bekerja,” Jelas Kiam, Jumat 19 April 2024.

Kiam menyebut total ada 60 perempuan yang berasal dari Desa Kualan Hilir yang berkerja di PT. Mayawana Persada, ia juga menambahkan bahwa perempuan memiliki peran penting baik di perusahaan maupun di desa.

”Perempuan berperan penting tetutama pembangunan desa, contoh di perusahaan bekerja membangun tali persaudaraan antar mereka terutama toleransi dan juga membantu meningkatkat perekonomian keluarga,” Ungkap Kiam

Kiam menambahkan kedepannya perusahaan tersebut dapat bekerja sangat baik dengan menjaga hubungan dengan desa terutama bidang CSR apakah itu pendidikan, kesehatan dan sarana infrastruktur.

PT Mayawana Persada sudah membuka akses seperti melakukan perbaikan jalan desa sepanjang 11 KM dan memberikan ambulance desa untuk membantu bidang kesehatan masyarakat melalui skema CSR, dan juga pada bidang pendidikan membantu biaya operasional untuk guru di PAUD Kasih Anak dan PAUD Cinta Anak di Desa Kualan Hilir,” jelas Kiam.

Yohanes Iwan Wakil Dewan Adat Dayak (DAD) Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang mengatakan kehadiran investasi bisa mendukung pendapatan masyarakat di sekitar kawasan secara langsung.

”Untuk di Nursery PT Mayawan Persada kebanyakan yang diperkerjakan adalah perempuan, karena mereka lebih telaten, apalagi masyarakat dari beberapa desa diakomodir untuk bekerja disitu sehingga membantu perekonomian keluarga,” jelas Iwan saat saat ditemui wartawan tribunpontianak.co.id, pada Sabtu, (20 April 2024).

Ia berharap kedepannya PT. Mayawana Persada juga membuka usaha produktif masyarakat sekitar, sehingga akan terus berkelanjutan dan perputaran ekonomi terus berjalan pada berbagai sektor terutama keterlibatan kaum perempuan dengan berbagai skema yang dapat dilakukan.

”Semoga kedepannya program CSR dalam program usaha produktif semisal mereka mau membuka usaha sayur sayuran ketika mereka punya kebun di sekitar kampung bisa buah-buahan bisa didukung PT Mayawana Persada, kalau ada seperti ini ekonomi akan terus berjalan,” harap Iwan.

Iwan juga menceritakan pada zaman dulu perempuan Dayak setelah berladang atau ketika istirahat mereka suka mengisi waktu dengan menganyam, ini merupakan alternatif kedepannya yang bisa bangkitkan kembali.

”Kita juga bisa melakukan pelatihan pelatihan seperti itu, sehingaa ekonomi kreatif tapi juga bisa mengangkat mengangakt seni budaya karena kita jangan meninggalkan budaya, Dayak sebagai penduduk asli disana jangan sampai hilang ditelan zaman, walaupun perubahan terus berjalan tapi mereka tetap masih ada menyimpan tradisi untuk ekonomi kreatif melalui usaha produktif seperti kerajinan tangan,” tukas Iwan. (Tri Pandito Wibowo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved