Berita Viral

Fakta Baru BBM Pertalite Disulap jadi Pertamax Dijual di SPBU, Raup Untung Fantastis Sejak 2022

Terungkap fakta baru BBM jenis Pertalite disulap jadi Pertamax dan dijual di SPBU ternyata raup keuntungan fantastis dan sudah terjadi sejak 2022 lalu

Editor: Rizky Zulham
Dok. Kompas.com
Fakta Baru BBM Pertalite Disulap jadi Pertamax Dijual di SPBU, Raup Untung Fantastis Sejak 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Terungkap fakta baru BBM jenis Pertalite disulap jadi Pertamax dan dijual di SPBU ternyata raup keuntungan fantastis dan sudah terjadi sejak 2022 lalu.

Jal itu diungkap oleh Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri Brigjen Nunung Syaifudin.

Ia mengungkapkan adapun modus yang digunakan para tersangka kasus dugaan pemalsuan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di empat SPBU di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Depok.

Nunung mengatakan lima tersangka dari empat SPBU tersebut menggunakan modus yang hampir sama.

“Modus operandi para pelaku ini hampir sama, yaitu mencampurkan bahan berupa minyak subsidi Pertalite, kemudian diberi pewarna hijau dengan yang mirip dengan Pertamax,” ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (28/3/2024).

Resmi Berlaku! Daftar Motor dan Mobil Dilarang Isi BBM Pertalite di SPBU Pertamina Seluruh Indonesia

Kasubdit III Dittipidter Bareskrim Polri Kombes Pol Feby DP Hutagalung mengatakan pencampuran Pertalite dengan zat pewarna cukup mudah.

Selain itu, tidak dibutuhkan banyak pewarna untuk membuat Pertalite berubah menjadi Pertamax palsu.

"Kurang lebih komposisinya per 1.000 liter itu 1 sendok pewarna," jelas Feby.

Setelah mencampurkan Pertalite dengan pewarna, para tersangka kemudian menjualnya dengan harga Pertamax.

Diketahui, harga Pertalite saat ini adalah Rp 10.000, sedangkan harga Pertamax adalah Rp 12.950.

Dengan demikian, para tersangka mendapatkan keuntungan kotor sebesar Rp 2.950 per liter.

Polisi telah menyita 29.046 liter Pertamax palsu di empat tangki pendam SPBU tersebut, dengan rincian sebagai berikut:

- SPBU Karang Tengah: 9.004 liter

- SPBU Pinang: 3.700 liter

- SPBU Kebon Jeruk: 6.814 liter

- SPBU Cimanggis: 9.528 liter

Polisi juga mengamankan empat sampel BBM jenis Pertalite yang sudah dicampur zat pewarna agar menyerupai Pertamax dan sejumlah pewarna.

“Dokumen pemesanan dan penjualan BBM, alat komunikasi, uang hasil penjualan BBM total Rp11.552.000,” kata Nunung.

Adapun tersangka dalam kasus ini adalah RHS (49) selaku pengelola SPBU, AP (37) dan DM (41) selaku manajer SPBU. Kemudian, pengawas SPBU berinisial RY (24) dan AH (26).

Mereka memulai kejahatannya dalam waktu yang berbeda-beda. RHS memulai sejak Juni 2022, sedangkan DN sejak Januari 2023.

Fakta Baru

Direktur Tipidter Bareskrim Polri Brigjen Nunung Syaifudin menyampaikan perkembangan kasus pemalsuan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di empat SPBU di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Depok.

Empat SPBU tersebut berada di Kecamatan Karangtengah dan Pinang, Kota Tangerang, kemudian di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan Cimanggis, Kota Depok.

Nunung mengatakan pihaknya telah menetapkan lima tersangka dalam kasus ini.

“Dalam penanganan perkara ini, tim Dittipidter, khususnya Subdit 3 telah membuat atau menerbitkan LP (laporan polisi) dan menetapkan lima orang tersangka serta melakukan penyitaan barang bukti,” kata Nunung dalam konferensi pers, Kamis (28//3/2024).

Kelima tersangka tersebut adalah RHS (49) selaku pengelola SPBU, AP (37) dan DM (41) selaku manajer SPBU. Kemudian, pengawas SPBU berinisial RY (24) dan AH (26).

Polisi juga mengamankan empat sampel BBM jenis Pertalite yang sudah dicampur zat pewarna agar menyerupai Pertamax masing-masing lima liter dan sejumlah pewarna.

“Dokumen pemesanan dan penjualan BBM, alat komunikasi, uang hasil penjualan BBM total Rp11.552.000,” kata Nunung.

Dalam menjalankan aksinya, para tersangka mencampurkan Pertalite dengan zat pewarna hingga menyerupai Pertamax. BBM Pertamax palsu itu kemudian dijual dengan harga Pertamax.

“Komposisinya 10.000 liter Pertalite dibanding 10.000 liter Pertamax per pemesanan dan kemudian diberikan zat pewarna sehingga warnanya mirip dengan pertamax, lalu dijual menggunakan harga Pertamax,” terang Nunung.

Harga Pertalite adalah Rp10.000, sedangkan harga Pertamax Rp12.950.

Dengan demikian, mereka mendapatkan keuntungan senilai Rp2.950 per liter.

Masing-masing tersangka memulai aksinya pada waktu yang berbeda-beda.

Pertalite Akan Dihapus, Cek Jenis BBM Terbaru yang Ada di SPBU Pertamina Seluruh Indonesia

Tersangka RHS beraksi sejak Juni 2022 di wilayah Tangerang, sedangkan DN sejak Januari 2023 di Kebon Jeruk.

“Diperkirakan dari kecurangan atau penyimpangan ini, dia sudah mendapatkan keuntungan lebih dari Rp2 miliar,” tukas Nunung.

(*)

# Berita Viral

‎Ikuti saluran Tribun Pontianak di WhatsApp: KLIK DISINI

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved