Ramadhan Kareem

Kapan Dimulainya Waktu Iktikaf? Niat dan Tata Cara Iktikaf yang Benar Sesuai Anjuran Rasullullah SAW

“Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaf lah pada sepuluh malam terakhir.” (HR Ibnu Hibban)

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ANESH VIDUKA
Sejumlah jamaah beritikaf di Masjid Mujahidin Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (13/6/2018) malam. TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA 

Jika seorang laki-laki yang hendak melaksanakan i’tikaf tidak berdiam di masjid yang tidak ditegakkan salat jamaah, maka bisa terjadi dua dampak negatif, yakni,

meninggalkan salat jamaah yang hukumnya wajib,
terus-menerus keluar dari tempat i’tikaf padahal seperti ini bisa saja dihindari.
Jika hal semacam ini terjadi, maka ini sama saja tidak i’tikaf. Padahal maksud dari i’tikaf adalah untuk menetap dalam rangka melaksanakan ibadah kepada Allah”.

Ibadah i’tikaf ini dapat dilakukan kapan saja, mulai dari waktu memulai dan mengakhirinya.

Namun, akan dianjurkan untuk melakukannya pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, yakni ketika Lailatul Qadar. Itu merupakan waktu yang terbaik.

Bahkan, terdapat hadis yang shahih mengenai waktu terbaik untuk i’tikaf tersebut, yakni,

“Bahwasanya Nabi SAW selalu beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkannya. Kemudian para istri Beliau beri’tikaf sepeninggal Beliau.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha)

Ketika seseorang beri’tikaf di bulan Ramadhan, maka kegiatan ibadah tersebut dapat diakhiri ketika bulan Ramadhan berakhir, yakni ketika matahari terbenam pada malam ‘Ied.

(*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Ikuti saluran Tribun Pontianak di WhatsApp: KLIK DISINI

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved