Ramadhan Kareem
Kapan Dimulainya Waktu Iktikaf? Niat dan Tata Cara Iktikaf yang Benar Sesuai Anjuran Rasullullah SAW
“Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaf lah pada sepuluh malam terakhir.” (HR Ibnu Hibban)
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Salah satu amalan baik yang dapat dilaksanakan ketika bulan Ramadhan adalah I’tikaf. I’tikaf ini sangat dianjurkan dan bahkan kerap dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW di masjid.
Iktikaf adalah berdiam diri di masjid disertai dengan niat untuk meninggalkan hal duniawi semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT.
Melansir kemenag.go.id, selain membaca Al-Quran, salah satu amalan yang dianjurkan saat malam Nuzulul Quran adalah iktikaf.
Pada dasarnya, hukum Iktikaf adalah sunah, namun bisa menjadi wajib apabila seseorang membuat nazar atau janji.
Keutamaan kegiatan ibadah i’tikaf ini sangatlah besar, apalagi jika dilakukan ketika malam Lailatul Qadar. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa kegiatan i’tikaf di sepuluh malam terakhir pada bulan bulan Ramadhan itu bagaikan beri’tikaf dengan Beliau.
• 3 Doa Mustajab di Malam Nuzulul Quran yang Bisa Kamu Amalkan Malam Ini
Hadis tersebut berbunyi:
“Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaf lah pada sepuluh malam terakhir.” (HR Ibnu Hibban)
Pun, Iktikaf tidak hanya bisa dilakukan pada saat Ramadan saja, namun beberapa ulama mengatakan bahwa lebih afdal apabila dilakukan di bulan puasa.
Agar semakin mendapat keberkahan di malam Nuzulul Quran, sebaiknya iktikaf diisi dengan kegiatan berzikir, membaca Al-Quran, salat sunah, dan merenung atau introspeksi diri.
Selain itu, dalam Al Quran juga kerap mengajarkan tentang ibadah i’tikaf ini. Salah satu dalilnya adalah:
Yang artinya,
“Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: ‘Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawad, yang beri’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.’” (Al-Baqarah: 125)
• Cara Buat Twibbon Nuzulul Quran 2024 Lengkap Link untuk Media Sosial
Lantas kapan waktu Iktikaf?
Seseorang yang berniat iktikaf boleh masuk ke masjid sebelum waktu magrib. Perihal durasi, Imam An-Nawawi menjelaskan, mayoritas ulama membolehkan melaksanakannya dalam durasi sebentar atau pun lama.
Namun, ada pula ulama yang berpendapat bahwa tidak sah Iktikaf jika tidak dilakukan minimal selama satu hari atau setengah hari.
Tata Cara Iktikaf
Adapun syarat sah iktikaf adalah berakal sehat, beragama islam dan suci dari hadas besar. Berikut tata cara iktikaf di masjid:
1. Membaca niat Iktikaf di masjid yaitu:
Nawaitul i’tik fa f h dzal masjidi lill hi ta‘ l .
Artinya, “Saya berniat itikaf di masjid ini karena Allah SWT.”
Bisa juga : Nawaitu an a`takifa fi hadzal masjidil ma dumtu fih
Yang artinya:
“Saya berniat i’tikaf di masjid selama saya berada di dalamnya”
2. Membaca dzikir.
3. Bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
4. Membaca Al-Quran
5. Salat sunah
6. Sedikit makan, minum, dan tidur agar lebih khusyuk.
7. Jaga kebersihan dan kesucian diri serta tempat iktikaf.
• Inilah Perbedaan antara Malam Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar, Simak Amalan-amalannya
Hal yang Membatalkan Iktikaf
Melansir laman Nahdlatul Ulama (NU), ada 7 hal yang bisa membatalkan iktikaf yaitu:
1. Murtad
2. Mabuk
3. Gangguan jiwa
4. Pingsan
5. Bersetubuh
6. Bersentuhan kulit dengan adanya syahwat
7. Keluar dari masjid tanpa adanya kepentingan
Dimana I’tikaf Bisa Dilakukan?
I’tikaf dianjurkan untuk dilakukan di masjid mana saja, dengan beberapa syarat di dalam masjid tersebut terdapat pelaksanaan salat berjamaah kaum laki-laki.
Mengapa terdapat syarat demikian? Ibnu Qudamah mengatakan bahwa “Salat jamaah itu wajib (bagi laki-laki).
Jika seorang laki-laki yang hendak melaksanakan i’tikaf tidak berdiam di masjid yang tidak ditegakkan salat jamaah, maka bisa terjadi dua dampak negatif, yakni,
meninggalkan salat jamaah yang hukumnya wajib,
terus-menerus keluar dari tempat i’tikaf padahal seperti ini bisa saja dihindari.
Jika hal semacam ini terjadi, maka ini sama saja tidak i’tikaf. Padahal maksud dari i’tikaf adalah untuk menetap dalam rangka melaksanakan ibadah kepada Allah”.
Ibadah i’tikaf ini dapat dilakukan kapan saja, mulai dari waktu memulai dan mengakhirinya.
Namun, akan dianjurkan untuk melakukannya pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, yakni ketika Lailatul Qadar. Itu merupakan waktu yang terbaik.
Bahkan, terdapat hadis yang shahih mengenai waktu terbaik untuk i’tikaf tersebut, yakni,
“Bahwasanya Nabi SAW selalu beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkannya. Kemudian para istri Beliau beri’tikaf sepeninggal Beliau.” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha)
Ketika seseorang beri’tikaf di bulan Ramadhan, maka kegiatan ibadah tersebut dapat diakhiri ketika bulan Ramadhan berakhir, yakni ketika matahari terbenam pada malam ‘Ied.
(*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News
Ikuti saluran Tribun Pontianak di WhatsApp: KLIK DISINI
DOA Setelah Sholat Tarawih Agar yang Diinginkan Segera Diijabah Lengkap Bacaan Latin dan Artinya |
![]() |
---|
APAKAH Onani di Siang Bolong Saat Ramadhan dapat Membatalkan Puasa? Cek Hukumnya Disini ! |
![]() |
---|
KUMPULAN Doa Buka Puasa Ramadhan 2025 yang Shahih dan Mustajab Lengkap dengan Keutamaannya |
![]() |
---|
DAFTAR Takjil yang Sehat dan Praktis Buat Buka Puasa Lengkap Manfaat Konsumsi Takjil yang Sehat |
![]() |
---|
Niat Mandi sebelum Puasa Ramadhan 2025 M atau Padusan di Hari Terakhir Bulan Syaban 1556 H |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.