Bertemu Mentan Amran Sulaiman, Christiandy Sanjaya Minta Kalimantan Barat Diperhatikan
Christiandy Sanjaya mengusulkan agar pemerintah jangan hanya memperhatikan daerah-daerah surplus pangan saja seperti Jawa Timur, tetapi harus....
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Drs. Christiandy Sanjaya, S.E., M.M senator asal Provinsi Kalimantan Barat menghadiri Rapat Kerja Komite II DPD RI dengan Kementerian Pertanian RI dengan agenda membahas ketersediaan bahan pangan menjelang perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2024, Rabu 29 November 2023.
Pada rapat ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didampingi oleh wakil menteri Harvick Hasnul Qolbi, dan semua jajarannya.
Dalam sambutannya Mentan mengatakan bahwa pembangunan pertanian saat ini dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks, seperti terjadinya El Nino yang berdampak terhadap penurunan produksi, konflik geopolitik yang menyebabkan terganggunya distribusi pangan, dan adanya restriksi ekspor dari negara-negara produsen pangan.
Di sisi lain meningkatnya permintaan terhadap pangan pasca pandemi Covid 19 menyebabkan harga pangan semakin mahal yang dapat mendorong terjadinya darurat pangan global dan dapat berpotensi mengancam stabilitas sosial, ekonomi, dan politik Indonesia.
Tahun ini Indonesia memutuskan untuk mengimpor 3,5 juta ton beras dan berpeluang mencapai 5 juta ton tahun 2024.
• Selama 8 Tahun Mengajar dengan Jalan Kaki ke Sekolah, Meries dapat Motor dari Disdikbud Kalbar
Untuk itu, perlu segera dilakukan upaya khusus percepatan peningkatan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Dalam kesempatan ini Christiandy Sanjaya berterimakasih atas data-data yang telah disampaikan oleh Kementerian Pertanian khusus tentang ketersediaan bahan pangan menjelang hari raya natal dan tahun baru.

“Data ini sangat bermanfaat dan akan dijadikan acuan untuk kebijakan di daerah,” ujar Wagub Kalbar dua periode tersebuut
Pada kesempatan ini, Christiandy Sanjaya mengusulkan agar pemerintah jangan hanya memperhatikan daerah-daerah surplus pangan saja seperti Jawa Timur, tetapi harus memperhatikan daerah-daerah lain juga yang memiliki potensi yang sangat besar seperti Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki luas wilayah lebih luas dari pulau Jawa.
“Luas lahan (Kalbar, red) sangat tersedia akan tetapi tidak didukung oleh sarana dan prasarana serta infrastruktur yang memadai seperti irigasi, jalan, dan yang lainnya,” ujarnya.
Selain itu, kata Christiandy, permasalahan kelangkaan pupuk masih belum dapat ditangani oleh pemerintah.
Christiandy Sanjaya pun menyarankan agar pemerintah mendukung program penggunaan pupuk organik agar petani tidak tergantung pada pupuk kimia.
Penggunaan pupuk organik memang membutuhkan proses yang cukup lama akan tetapi dapat memberikan efek kesuburan kepada tanah dalam jangka yang lebih panjang.
• 5 Kali Berturut-turut Juara MTQ Kalbar, Kabupaten Mempawah Diganjar Penghargaan Oleh LPTQ Nasional
Menanggapi berbagai usulan dari anggota Komite II DPD RI Kementan menyampaikan bahwa telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki situasi, seperti Pemberdayaan petani Milenial di berbagai provinsi, memberikan tambahan intensif kepada Penyuluh Pertanian agar lebih maksimal dalam menjalankan tugas-tugasnya, melakukan uji pupuk karena pupuk kimia yang beredar banyak yang palsu.
Perangkat Uji Pupuk (PUP) di masa mendatang akan ditingkatkan lagi.
RESMI Indonesia Swasembada Beras Mulai Januari 2026 |
![]() |
---|
Warga Resah Beras Oplosan, Berharap Pemerintah Ambil Langkah Tegas |
![]() |
---|
HARTA Kekayaan Mentan Amran Sulaiman yang Temukan Beras Oplosan di Supermarket, Punya Surat Rp858 M |
![]() |
---|
Bupati Ketapang Dampingi Wamentan RI dan Gubernur Kalbar Kunker ke Dusun Sindur |
![]() |
---|
Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono Puji Gubernur Kalbar Ria Norsan, Sebut Bukan Pemimpin Omon-omon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.