Khazanah Islam

Khutbah Jumat 7 Tanggung Jawab Orang Tua Mendidik Anak, Lengkap Khutbah 1 dan 2

Berikut ini contoh atau referensi khutbah Jumat Khutbah 1 dan 2, seputar kewajiban orang tua dalam mendidik anak.

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Kolase / Tribunpontianak.co.id / sid / google
Khutbah Jumat pendidikan terhadap anak sebagai tanggung jawaban dari orang tua. 

 Rahasia dari anjuran ini adalah agar anak dapat meneladani orangorang terdahulu, baik gerakan, kepahlawanan, maupun jihad mereka. Juga agar perasaan dan kebanggaannya terikat dengan sejarah, dan juga agar anak terikat dengan Al-Qur'an.

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah…

2. Tanggungjawab Pendidikan Akhlak

Yang dimaksud dengan pendidikan akhlak adalah sejumlah prinsipprinsip akhlak dan nilai-nilai moral yang harus ditanamkan kepada anakanak, agar bisa dijadikan kebiasaan oleh anak sejak usia dini, lalu meningkat baligh dan perlahan-lahan beranjak dewasa.

Tentunya, prinsip-prinsip akhlak dan nilai-nilai moral itu merupakan salah satu buah dari iman yang tertanam kokoh, dan pertumbuhan agama yang benar.

Seorang anak yang sejak kecil tumbuh diatas iman kepada Allah, dan terdidik untuk selalu takut kepadaNya, merasa diawasi olehNya, bersandar kepadaNya, memohon pertolonganNya, dan berserah diri kepadaNya dalam setiap keadaan, niscya ia akan mengembangkan potensi intuitifnya (bisikan / gerak hatinya) untuk penerimaan dan mengejar standar-standar moral, serta nilai-nilai dan perilaku (akhlak) luhur.

Hal ini terjadi karena benteng agama yang mendasari batinnya, pengawasan Allah yang menancap kedalaman perasaannya, serta instrospeksi diri yang menguasai pikiran dan perasaannya akan menjadi penutup (tabir) antara sang anak dengan sifat buruk, kebiasaan-kebiasaan tercela dan tradisi jahiliyah yang merusak.

Bahkan menerima kebaikan akan menjadi salah satu kebiasaannya. Kesibukannya dengan kemuliaan dan keutamaannya akan menjadi akhlak dan sifat dasarnya yang paling menonjol.

Menurut pandangan Islam, pendidikan dalam tahap pertama bersandar penuh pada pengawan dan kontrol (perhatian). Maka hendaknya para orangtua, guru dan seluruh komponen pendidikan untuk mengawasi empat perilaku buruk pada anak, agar dapat lebih memperketat perhatian kepada mereka.

Sebab itu adalah perbuatan buruk, akhlak tercela dan sifat yang jelek. Empat perilaku buruk itu adalah berbohong, mencuri, mencela dan memaki serta perilaku menyimpang dan kenakalan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:

"Ada tiga golongan manusia yang Allah tidak mau berbicara kepada mereka di hari kiamat, tidak mau menyucikan mereka, dan tidak mau memandang mereka. Mereka mendapat azab yang pedih, yaitu : orang yang sudah tua yang berzina, raja yang pembohong dan orang miskin yang sombong." (HR. Muslim)

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah…

3. Tanggungjawab Pendidikan Fisik

Diantara tanggungjawab besar yang dibebankan Islam kepada para pendidik yaitu para orangtua (ayah dan ibu) dan para guru adalah tanggungjawab pendidikan fisik, agar mereka dapat membesarkan anak dengan sebaik-baiknya, dimana anak memiliki fisik yang kuat, tubuh yang sehat, dan berpenampilan sehat, hidup dan enerjik. Rasulullah SAW bersabda:

"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah." (HR. Muslim)

 4. Tanggungjawab Pendidikan Intelektual

Maksud pendidikan intelektual adalah membentuk dan membina pikiran anak dengan hal-hal yang bermanfaat, berupa ilmu-ilmu syar'i, ilmu pengetahuan dan budaya modern, pemikiran yang mencerahkan, dan kebudayaan.

Diharapkan anak akan matang pikirannyan serta menjadi orang yang berilmu dan berbudaya.

Kewajiban mengajar, penyadaran pemikiran, dan kesehatan akal adalah tanggungjawab yang paling menonjol dalam pendidikan akal bagi anak-anak. Keterbatasan orang tua dan guru dalam menegakkan kewajiban ini dan mengabaikan tanggungjawab ini akan ditanyakan oleh Allah Ta'ala kelak. Betapa malunya mereka nanti di hadapan Allah bila kebenaran ditegakkan sedang mereka dalam keadaan melalaikannya. Betapa celakanya mereka d hari yang berat nanti jika jawaban mereka kepada Tuhan semesta adalah seperti ini :

 "Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).

Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar.

" (Al-Ahzab: 67-68) Benarlah sabda Rasulullah SAW :

"Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap pengembala atas apa yang ia gembalakan. Apakah ia menjaganya atau menelantarkannya." (HR. Ibnu Hibban) Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah…

5. Tanggungjawab Pendidikan Mental / Psikis

Yang dimaksud dengan pendidikan psikis adalah mendidik anak sejak ia mampu berpikir untuk berwatak berani, berterus terang, perkasa, merasa sempurna, senang berbuat baik pada orang lain, mampu mengontrol emosi, serta memiliki semua keutamaan jiwa dan akhlak.

Tujuan pendidikan ini adalah untuk membentuk keperibadian anak, menyempurnakannya dan menyeimbangkannya, agar ia dapat melaksanakan seluruh kewajiban dengan sebaik-baiknya ketika menginjak usia baligh.

Sejak lahir didunia, seorang anak telah menjadi amanah bagi para pendidiknya.

Mereka juga harus membebaskan anak dari faktor-faktor yang dapat menurunkan kemuliaan dan martabatnya, serta menghancurkan keperibadian dan eksistensinya.

Juga yang menjadikannya memandang kehidupan dengan pandangan dengki, dendam, benci dan pesimis.

Faktorfaktor yang harus disingkirkan dari anak-anak kita tersebut adalah minder, penakut, rendah diri, dengki (hasad) dan amarah.

6. Tanggungjawab Pendidikan Sosial

 Maksud dari pendidikan sosial adalah mendidik anak sejak dini untuk komit dengan etika-etika sosial yang baik dan dasar-dasar jiwa yang luhur, yang bersumber dari aqidah Islam yang abadi dan perasaan iman yang dalam.

Dengan demikian si anak dapat hidup di masyarakat dengan pergaulan dan adab yang baik, pemikiran yang matang dan bertindak secara bijaksana.

 7. Tanggungjawab Pendidikan Seks

Yang dimaksud dengan pendidikan seks adalah mengajarkan dan menerangkan kepada anak serta menyadarkannya mengenai berbagai masalah yang berkaitan dengans eks, naluri terhadap lawan jenis dan perkawinan.

 Ini dilakukan agar ketika anak sudah tumbuh dewasa dan memahami masalah-masalah kehidupan, ia dapat mengetahui apa yang halal dan apa yang haram, dan memiliki akhlak, perilaku serta kebiasaan yang Islami. Ia tidak akan jatuh karena mengikuti nafsu syahwat dan pola hidup bebas.

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah…

 Jadi, orangtua adalah penanggungjawab utama dalam mempersiapkan anaknya diatas iman dan takwa, membentuknya di atas kematangan berpikir dan eksimbangan jiwa, serta mengarahkannya untuk memperoleh bekal ilmu yang bermanfaat dan berbagai pengetahuan yang berguna.

Benarlah Rasulullah SAW yang bersabda:

"Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya. Dans eorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya serta bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim) Dan sabda beliau:

"Allah akan meminta pertanggungjawaban dari setiap pemimpin tentang kepemimpinannya, apakah ia menjaganya atau mengabaikannya." (HR. Ibnu Hibban) "Tidak ada pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama dari etika yang baik." (HR. Tirmidzi)

Oleh karena itu, kedua orang tua harus merasa bertanggungjawab dan menggunakan waktu-waktu luangnya untuk melaksanakan kewajibankewajiban ini, dan menegakkan seluruh tanggungjawabnya. Keduanya harus tau bahwa mengabaikan salah satu tanggungjawab tersebut akan mendapat hukuman dari Allah di hari kiamat. Firman Allah didalam Al-Qur'an Surah At-Tahrim : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

" Akhirnya waktu itu ibarat pedang, yang apabila tidak kita gunakan dengan baik untuk memotong maka bukan mustahil kita sendiri yang akan terpotong.

Khutbah Kedua

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved