Khazanah Islam

Khutbah Jumat 7 Tanggung Jawab Orang Tua Mendidik Anak, Lengkap Khutbah 1 dan 2

Berikut ini contoh atau referensi khutbah Jumat Khutbah 1 dan 2, seputar kewajiban orang tua dalam mendidik anak.

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
Kolase / Tribunpontianak.co.id / sid / google
Khutbah Jumat pendidikan terhadap anak sebagai tanggung jawaban dari orang tua. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hari Jumat merupakan hari berkah dalam Islam yang juga disertai dengan perintah untuk menunaikan Shalat Jumat secara berjemaah.

Pada pelaksanaan Shalat Jumat juga diwajibkan untuk mendirikan Khutbah dari seorang Khatib.

Berikut ini contoh atau referensi khutbah Jumat Khutbah 1 dan 2, seputar kewajiban orang tua dalam mendidik anak.

Dalam contoh Khutbah kali ini dijelaskan sejumlah tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak.

Setidaknya terdapat 7 tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak.

Contoh khutbah dikutip dari Khutbah Jumat Pembina Yayasan Dakwah Centre Indonesia Nurul Musthofa.

Baca juga: 2 Contoh Khutbah Jumat, Tema Maulid Nabi Muhammad SAW

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ للهِ الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَتَمَّانِ الْأَكْمَلَانِ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: سَلَـٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَىٰ الدَّارِ .الرعد: ٢٤

صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah…

Anak merupakan titipan dari Allah SWT yang perlu kita penuhi segala kebutuhannya hingga tumbuh beranjak dewasa.

Paling penting adalah pendidikan terhadap yang memiliki beberapa bagian. 

Seperti pendidikan iman, pengetahuan dan lain sebagiannya.

Nabi SAW bersabda, "Setiap anak lahir di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi." (HR. Al-Bukhari)

Pendidikan (tarbiyah) yang baik. Dan pendidik pertama dan utama bagi seorang anak adalah orang tuanya sendiri.

Orang tualah punya tanggung jawab dan perang dalam meletakkan dasar pendidikan bagi anak pada usia dini, agar saat anak memasuki dunia remaja dalam perangainya menjadi baik.

Ketika anak memasuki dunia remaja, pengaruh lingkungan dan teman pergaulan lebih menentukan daripada orangtuanya.

Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan didalam bukunya "Tarbiyatul Aulad" disebutkan bahwa tanggungjawab pendidikan anak di dalam Islam ada tujuh :

1. Tanggungjawab Pendidikan Iman

Yang dimaksud dengan pendidikan iman adalah mengikat anak dengan dasar-dasar iman saat ia mampu berpikir, membiasakan dengan rukun Islam saat ia mulai dapat memahami, dan mengajarkan prinsip-prinsip syari'at Islam yang indah saat ia sudah mampu membedakan (usia tamyiz).

Yang dimaksud dengan dasar-dasar iman adalah segala sesuatu yang ditetapkan melalui informasi yang benar, berupa hakikat iman dan hal-hal gaib, seperti iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitabkitab samawi, iman kepada semua rasul, iman kepada pertanyaan dua malaikat, beriman kepada azab kubur, kebangkitan, penghitungan amal, surga, neraka, dan hal-hal gaib lainnya.

Yang dimaksud dengan rukun Islam adalah semua ibadah yang bersifat fisik dan harta, yaitu shalat, puasa, zakat, dan haji bagi yang mampu.

Sedang yang dimaksud dengan prinsip-prinsip syariat Islam adalah segala sesuatu yang terkait dengan jalan ilahiyah dan ajaran-ajaran Islam, berupa akidah, ibadah, akhlak, peraturan, metodologi, hukum, dan lain-lain.

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah…

Hendaknya seorang pendidik menumbuhkan anak dengan pendidikan Islam ini sejak dini, dengan dasar-dasar ajaran Islam, agar ia terikat dengan Islam dalam segala aspeknya, baik akidah, ibadah, dan segala sesuatu yang terkait dengan sistem dan metodanya. Sehingga setelah itu ia tidak mengenal adanya agama lain selain Islam, imam lain selain Al-Qur'anul Karim, pemimpin dan panutan lain selain Rasulullah SAW.

Ini semua adalah pemahaman pendidikan Islam yang disandarkan pada pesanpesan dan petunjuk Nabi SAW dalam mengajarkan dasar-dasar iman, rukun Islam, dan aturan hukum kepada anak.

Berikut ini adalah sebagian dari pesan Nabi SAW itu :

1. Membuka pendengaran anak dengan kalimat la ilaaha illa Allah (tiada Tuhan selain Allah)."

Dari lbnu Abbas RA., dari Nabi SAW, beliau bersabda:

"Bukalah pendengaran anak kalian pertama kali dengan kalimat tiada Tuhan selain Allah (laa ilaaha illa Allah)." (HR. Al-Hakim)

Hikmahnya adalah agar kalimat tauhid dan identitas bagi masuknya orang ke dalam Islam itu menjadi sesuatu yang pertama kali di dengar oleh bayi, yang pertama kali diucapkan oleh lidahnya, dan kata-kata pertama yang ia terikat dengannya.

Anjuran untuk mengazani bayi pada telinga kanan dan iqamat pada telinga kiri. Perbuatan ini tentu membawa pengaruh dalam membimbing anak kepada pokok akidah dan prinsip tauhid dan iman.

Baca juga: Jumat Berkah, Kapolsek Sungai Pinyuh Bagikan Beras Kepada Warga yang Membutuhkan

2. Mengenalkan hukum halal dan haram sejak kecil

Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA., bahwa ia telah mengatakan :

"Bekerjalah dengan taat kepada Allah, dan takutlah kepada maksiat. Ajarkan anak-anakmu untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Karena semua itu akan mencegah kalian dari api neraka."

Tujuan dari pengenalan ini adalah agar si-anak sejak kecil membuka mata dengan perintah Allah, dan terlatih untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Sehingga bagi seorang anak yang sejak kecil sampai memasuki masa baligh telah mengerti dan dapat memahami hukum-hukum halal dan haram, dan terikat dengan aturan-aturan syar'i, maka ia hanya akan mengenal hukum dan undang-undang Islam.

3. Memerintahkan untuk beribadah pada usia tujuh tahun.

Dari Abdullah bin Amr Ibnul-Ash RA, dari Rasulullah SAW., beliau bersabda :

"Perintahkan anak-anakmu untuk shalat pada usia tujuh tahun. Pukul mereka jika tidak melaksanakannya pada usia sepuluh tahun dan pisahkan ranjang-ranjang mereka." (HR. Al-Hakim dan Abu Daud)

Dari perintah soal shalat ini kita dapat juga memerintahkan anak untuk berlatih puasa selama beberapa hari bila si anak mampu, dan naik haji bila si ayah mampu membiayai.

Perintah ini mempunyai rahasia agar anak dapat mempelajari hukumhukum ibadah sejak kecil dan terbiasa melaksanakan dan menunaikannya sejak dini. Sehingga ia terdidik untuk taat kepada Allah, menegakkan hakhakNya, bersyukur kepada-Nya, bertawakal kepadanya, percaya penuh kepada-Nya, dan berserah diri ke haribaan-Nya di saat pulang dan pergi. Juga agar ibadah-ibadah ini dapat menyucikan jiwanya, menyehatkan tubuhnya, membenahi akhlaknya, dan membaguskan kata-kata dan perbuatannya.

4. Mengajarkan padanya untuk mencintai Rasulullah SAW., keluarga beliau, dan membaca Al-Quran.

Dari Ali RA., bahwasanya Nabi SAW., bersabda :

"Didik anak-anakmu pada tiga hal: mencintai Nabi kalian, mencintai ahli bait (keluarga) nya, dan membaca Al-Qur'an, karena orang yang memelihara (memahami) Al-Qur'an akan berada di bawah naungan singgasana Allah di hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya, bersama para nabi-Nya dan orang-orang suci-Nya. (HR. ath-Thabrani)

Kelanjutan dari anjuran ini adalah mengajarkan mereka kisah-kisah heroik yang terjadi di masa Rasulullah SAW., kisah-kisah para sahabat yang mulia, para pemimpin yang agung, dan kisah-kisah pertempuran sepanjang sejarah.

 Rahasia dari anjuran ini adalah agar anak dapat meneladani orangorang terdahulu, baik gerakan, kepahlawanan, maupun jihad mereka. Juga agar perasaan dan kebanggaannya terikat dengan sejarah, dan juga agar anak terikat dengan Al-Qur'an.

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah…

2. Tanggungjawab Pendidikan Akhlak

Yang dimaksud dengan pendidikan akhlak adalah sejumlah prinsipprinsip akhlak dan nilai-nilai moral yang harus ditanamkan kepada anakanak, agar bisa dijadikan kebiasaan oleh anak sejak usia dini, lalu meningkat baligh dan perlahan-lahan beranjak dewasa.

Tentunya, prinsip-prinsip akhlak dan nilai-nilai moral itu merupakan salah satu buah dari iman yang tertanam kokoh, dan pertumbuhan agama yang benar.

Seorang anak yang sejak kecil tumbuh diatas iman kepada Allah, dan terdidik untuk selalu takut kepadaNya, merasa diawasi olehNya, bersandar kepadaNya, memohon pertolonganNya, dan berserah diri kepadaNya dalam setiap keadaan, niscya ia akan mengembangkan potensi intuitifnya (bisikan / gerak hatinya) untuk penerimaan dan mengejar standar-standar moral, serta nilai-nilai dan perilaku (akhlak) luhur.

Hal ini terjadi karena benteng agama yang mendasari batinnya, pengawasan Allah yang menancap kedalaman perasaannya, serta instrospeksi diri yang menguasai pikiran dan perasaannya akan menjadi penutup (tabir) antara sang anak dengan sifat buruk, kebiasaan-kebiasaan tercela dan tradisi jahiliyah yang merusak.

Bahkan menerima kebaikan akan menjadi salah satu kebiasaannya. Kesibukannya dengan kemuliaan dan keutamaannya akan menjadi akhlak dan sifat dasarnya yang paling menonjol.

Menurut pandangan Islam, pendidikan dalam tahap pertama bersandar penuh pada pengawan dan kontrol (perhatian). Maka hendaknya para orangtua, guru dan seluruh komponen pendidikan untuk mengawasi empat perilaku buruk pada anak, agar dapat lebih memperketat perhatian kepada mereka.

Sebab itu adalah perbuatan buruk, akhlak tercela dan sifat yang jelek. Empat perilaku buruk itu adalah berbohong, mencuri, mencela dan memaki serta perilaku menyimpang dan kenakalan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:

"Ada tiga golongan manusia yang Allah tidak mau berbicara kepada mereka di hari kiamat, tidak mau menyucikan mereka, dan tidak mau memandang mereka. Mereka mendapat azab yang pedih, yaitu : orang yang sudah tua yang berzina, raja yang pembohong dan orang miskin yang sombong." (HR. Muslim)

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah…

3. Tanggungjawab Pendidikan Fisik

Diantara tanggungjawab besar yang dibebankan Islam kepada para pendidik yaitu para orangtua (ayah dan ibu) dan para guru adalah tanggungjawab pendidikan fisik, agar mereka dapat membesarkan anak dengan sebaik-baiknya, dimana anak memiliki fisik yang kuat, tubuh yang sehat, dan berpenampilan sehat, hidup dan enerjik. Rasulullah SAW bersabda:

"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah." (HR. Muslim)

 4. Tanggungjawab Pendidikan Intelektual

Maksud pendidikan intelektual adalah membentuk dan membina pikiran anak dengan hal-hal yang bermanfaat, berupa ilmu-ilmu syar'i, ilmu pengetahuan dan budaya modern, pemikiran yang mencerahkan, dan kebudayaan.

Diharapkan anak akan matang pikirannyan serta menjadi orang yang berilmu dan berbudaya.

Kewajiban mengajar, penyadaran pemikiran, dan kesehatan akal adalah tanggungjawab yang paling menonjol dalam pendidikan akal bagi anak-anak. Keterbatasan orang tua dan guru dalam menegakkan kewajiban ini dan mengabaikan tanggungjawab ini akan ditanyakan oleh Allah Ta'ala kelak. Betapa malunya mereka nanti di hadapan Allah bila kebenaran ditegakkan sedang mereka dalam keadaan melalaikannya. Betapa celakanya mereka d hari yang berat nanti jika jawaban mereka kepada Tuhan semesta adalah seperti ini :

 "Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).

Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar.

" (Al-Ahzab: 67-68) Benarlah sabda Rasulullah SAW :

"Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap pengembala atas apa yang ia gembalakan. Apakah ia menjaganya atau menelantarkannya." (HR. Ibnu Hibban) Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah…

5. Tanggungjawab Pendidikan Mental / Psikis

Yang dimaksud dengan pendidikan psikis adalah mendidik anak sejak ia mampu berpikir untuk berwatak berani, berterus terang, perkasa, merasa sempurna, senang berbuat baik pada orang lain, mampu mengontrol emosi, serta memiliki semua keutamaan jiwa dan akhlak.

Tujuan pendidikan ini adalah untuk membentuk keperibadian anak, menyempurnakannya dan menyeimbangkannya, agar ia dapat melaksanakan seluruh kewajiban dengan sebaik-baiknya ketika menginjak usia baligh.

Sejak lahir didunia, seorang anak telah menjadi amanah bagi para pendidiknya.

Mereka juga harus membebaskan anak dari faktor-faktor yang dapat menurunkan kemuliaan dan martabatnya, serta menghancurkan keperibadian dan eksistensinya.

Juga yang menjadikannya memandang kehidupan dengan pandangan dengki, dendam, benci dan pesimis.

Faktorfaktor yang harus disingkirkan dari anak-anak kita tersebut adalah minder, penakut, rendah diri, dengki (hasad) dan amarah.

6. Tanggungjawab Pendidikan Sosial

 Maksud dari pendidikan sosial adalah mendidik anak sejak dini untuk komit dengan etika-etika sosial yang baik dan dasar-dasar jiwa yang luhur, yang bersumber dari aqidah Islam yang abadi dan perasaan iman yang dalam.

Dengan demikian si anak dapat hidup di masyarakat dengan pergaulan dan adab yang baik, pemikiran yang matang dan bertindak secara bijaksana.

 7. Tanggungjawab Pendidikan Seks

Yang dimaksud dengan pendidikan seks adalah mengajarkan dan menerangkan kepada anak serta menyadarkannya mengenai berbagai masalah yang berkaitan dengans eks, naluri terhadap lawan jenis dan perkawinan.

 Ini dilakukan agar ketika anak sudah tumbuh dewasa dan memahami masalah-masalah kehidupan, ia dapat mengetahui apa yang halal dan apa yang haram, dan memiliki akhlak, perilaku serta kebiasaan yang Islami. Ia tidak akan jatuh karena mengikuti nafsu syahwat dan pola hidup bebas.

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah…

 Jadi, orangtua adalah penanggungjawab utama dalam mempersiapkan anaknya diatas iman dan takwa, membentuknya di atas kematangan berpikir dan eksimbangan jiwa, serta mengarahkannya untuk memperoleh bekal ilmu yang bermanfaat dan berbagai pengetahuan yang berguna.

Benarlah Rasulullah SAW yang bersabda:

"Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan dia bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya. Dans eorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya serta bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim) Dan sabda beliau:

"Allah akan meminta pertanggungjawaban dari setiap pemimpin tentang kepemimpinannya, apakah ia menjaganya atau mengabaikannya." (HR. Ibnu Hibban) "Tidak ada pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama dari etika yang baik." (HR. Tirmidzi)

Oleh karena itu, kedua orang tua harus merasa bertanggungjawab dan menggunakan waktu-waktu luangnya untuk melaksanakan kewajibankewajiban ini, dan menegakkan seluruh tanggungjawabnya. Keduanya harus tau bahwa mengabaikan salah satu tanggungjawab tersebut akan mendapat hukuman dari Allah di hari kiamat. Firman Allah didalam Al-Qur'an Surah At-Tahrim : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

" Akhirnya waktu itu ibarat pedang, yang apabila tidak kita gunakan dengan baik untuk memotong maka bukan mustahil kita sendiri yang akan terpotong.

Khutbah Kedua

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved