Banjir Mulai Melanda Kalbar, Walhi : Jangan Sampai Banjir Seperti di Sintang Terulang Kembali

Per hari ini, Kamis 9 November 2023, setidaknya terdapat 5 Desa di Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu dilaporkan telah direndam banjir.

Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Hendrikus Adam, Kepala Divisi Kajian dan Kampanye WALHI Kalbar saat memaparkan hasil pemantauan sekat kanal di lahan gambut Kalbar, Senin 18 Juli 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Memasuki musim penghujan, banjir mulai merendam sejumlah wilayah di Kalimantan Barat (Kalbar).

Per hari ini, Kamis 9 November 2023, setidaknya terdapat 5 Desa di Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu dilaporkan telah direndam banjir.

Kadiv Kajian dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar, Hendrikus Adam angkat suara mengenai fenomena banjir yang mulai melanda tersebut.

Ia meminta seluruh masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya banjir.

"Memasuki musim yang belakangan terjadi anomali konfisi cuaca, maka waspada atas kemungkinan bencana ekologis perlu ditingkatkan," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Kamis 9 November 2023.

Baca juga: BMKG Kalbar Ungkap Potensi Hujan Lebat Hingga 3 Hari ke Depan, Potensi Banjir Pada Bulan Desember

Lanjutnya, jika pada musim sebelumnya, kemarau panjang dengan potensi bencana asapnya, maka untuk saat ini bencana ekologis banjir perlu diantisipasi.

Ia menilai deteksi dini terhadap adanya banjir perlu dilakukan, langkah mitigasi juga harus dipersiapkan.

"Intensitas hujan lebat beberapa waktu terakhir dan bahkan hngga terjadinya banjir bandang yang merendam 25 rumah warga pada awal September 2023 di Kapuas Hulu menjadi signal perlunya deteksi dini risiko dari kondisi cuaca berkaitan dengan kebencanaan," katanya

"Tentu berbekal pengetahuan dan pengalaman mengenai pemetaan potensi bencana ekologis sebelumnya, langkah mitigasi dan adaptasi atas banjir bisa diatasi," tambahnya.

Di sisi lain, ia berharap, upaya untuk memastikan pemulihan atas kerusakaan lingkungan hidup akibat praktik ekstraksi sumber daya alam yang dianggap sumber destruksi atas rusaknya bentang alam Kalbar mesti dilakukan dengan sangat serius.

"Jangan dampai peristiwa bencana ekologis banjir tahun lalu sebagaimana yang dialami di Sintang dan sekitarnya malah terulang kembali sementara langkah untuk memastikan pemulihan atas kerusakan alam yang terjadi justru jalan di tempat," tuturnya.

"Melibatkan masyarakat menjadi bagian dari upaya pencegahan potensi bencana ekologis menjadi penting, termasuk bagaimana memastikan agar pemimpin ke depan adalah mereka yang berpihak pada agenda keselamatan rakyat dan lingkungan hidup," tandasnya. (*)

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved