Januari Hingga Oktober 2023, Sebanyak 597 Kasus DBD di Mempawah, 11 Diantaranya Meninggal Dunia
"Kalau usia yang meninggal dunia sih bervariasi, namun sebagian besarnya memang di dominasi oleh anak-anak," jelasnya.
Penulis: Ramadhan | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Diskes-PPKB), Harun Arraysid menyampaikan, dari Januari hingga awal Oktober 2023 ada sebanyak 597 suspek gigitan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Mempawah.
"Kalau data yang kita himpun dari Januari hingga akhir Oktober ini sudah ada 597 warga Mempawah yang terkena kasus demam berdarah," ujar Harun Arrasyid, Senin 30 Oktober 2023.
Dikatakannya puncak kasus demam berdarah terjadi pada Agustus 2023.
"Kalau puncaknya atau yang banyak kasus memang di bulan Agustus kemarin. Dalam per hari ada dua sampai tiga kasus," katanya.
Harun mengatakan, sejauh ini sudah ada 11 warga Mempawah yang meninggal dunia akibat demam berdarah.
Baca juga: Momentum HSP Ke-95, Bupati Erlina Beri Pesan Khusus ke Pemuda Mempawah
"Untuk yang meninggal dunia kasus demam berdarah sudah ada 11 orang. Ada penambahan 1 orang. Karena data kita diawal Oktober kemarin hanya 10 orang saja, sekarang sudah 11 orang yang meninggal dunia akibat DBD," jelasnya.
Harun mengatakan, kasus kematian akibat DBD banyak terjadi karena pasien datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi yang sudah berat, atau terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan. Sehingga fasilitas kesehatan juga berat untuk melakukan tindakan penanganan DBD.
"Kalau usia yang meninggal dunia sih bervariasi, namun sebagian besarnya memang di dominasi oleh anak-anak," jelasnya.
Terkait kasus DBD ini, Harun memastikan pihaknya bersama fasilitas kesehatan sudah melakukan tahapan pencegahan yakni pemberantasan sarang nyamuk salah satunya dengan fogging.
"Kalau sekarang kita sebetulnya sudah melakukan tahapan penanggulangan. Kita juga sudah mengeluarkan surat edaran kepada fasilitas kesehatan agar bisa melakukan deteksi dini apabila ada pasien yang memiliki gejala-gejala DBD agar segera diambil tindakan cepat mendiagnosa suspek demam berdarah," katanya.
"Di Puskesmas juga sudah ada alat untuk rapid tes, untuk secara cepat mengetahui apakah ada virus demam berdarah ataupun tidak di tubuh pasien," terangnya lagi.
Harun mengatakan, salah satu upaya penanganan terhadap kasus DBD yang dilakukan Pemkab Mempawah ialah melaksanakan fogging di seluruh kawasan yang rentan akan penyebaran nyamuk penyebab DBD.
"Untuk itu kami juga tetap mengingatkan masyarakat Kabupaten Mempawah agar memperhatikan lingkungan rumah terutama terhadap bahaya DBD yang kian meningkat," tutupnya. (*)
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini
Apa Itu Bencana Erosi Sungai yang Hancurkan Rumah Warga Antibar Mempawah? Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
TERUNGKAP Kondisi Mengenaskan Wardi Sebelum Tewas karena Dikeroyok di Seburing Sambas |
![]() |
---|
CERITA Malam Kelam Sebelum Wardi Tewas Dikeroyok di Seburing Sambas, Sempat Bersantai di Teras |
![]() |
---|
PENYEBAB Bencana Erosi Sungai di Antibar Mempawah yang Sebabkan Satu Rumah Hanyut |
![]() |
---|
CERITA Warga Antibar Mempawah Kehilangan Rumah dalam Sekejap Karena Erosi, Ambruk hingga Hanyut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.