Gap Inklusi Keuangan Masyarakat Kota dan Pedesaan Besar, OJK Dorong Program EKI Desa Wisata

Megatren Pariwisata di masa depan akan berbasis Desa Wisata, yang tidak sekedar menyajikan atraksi alam dan budaya.

Editor: Nina Soraya
Tribun Pontianak/Nina Soraya
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto sekaligus Anggota Dewan Komisioner OJK, Hasan Fawzi bersama Kepala Perwakilan OJK Provinsi Kalbar Maulana Yasin, Pj Wali Kota Singkawang Sumastro dan Kepala Dinas dan Kebudayaan Rita Hastarita melakukan Grand Launching Desa Wisata Batu Belimbing 2.0 di Singkawang sebagai bagian dari puncak perayaan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023, Sabtu 21 Oktober 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto sekaligus Anggota Dewan Komisioner OJK, Hasan Fawzi menjelaskan pada akhir 2024 nanti inklusi keuangan ditargetkan sebesar 90 persen.

"Masih terdapat gap yang cukup besar antara tingkat keterlibatan masyarakat dalam menggunakan produk jasa keuangan dengan tingkat pemahaman masyarakat terkait produk jasa keuangan tersebut.

Sehingga dengan adanya gap ini berisiko timbul permasalahan keuangan di tengah masyarakat seperti maraknya investasi bodong,penipuan, pembobolan rekening, danlainnya.

Dengan demikian,diperlukan pelaksanaan kegiatan literasi keuanganyanglebih masif," ujarnya saat menghadiri puncak BIK 2023 di Singkawang, Sabtu 21 Oktober 2023.

Baca juga: OJK Implementasikan Ekosistem Keuangan Inklusif di Desa Wisata Batu Belimbing

Terkait Program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di desa wisata, Hasan Fawzi menjelaskan keberadaan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor industri yang dianggap mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Ini menjadi strategi untuk mempersempit gap literasi dan inklusi keuangan antara masyarakat perdesaan dengan masyarakat perkotaan serta upaya untuk pembangunan ekonomi desa.

Berdasarkan penelitian oleh Organization for Economic Cooperation &Development pada tahun 2018, menyatakan bahwa Megatren Pariwisata di masa depan akan berbasis Desa Wisata, yang tidak sekedar menyajikan atraksi alam dan budaya.

Namun dapat memberikan edukasi dan pengalaman langsung dari aktivitas perdesaan dan kearifan lokal setempat.

"Dengan potensi 91 persen wilayah Indonesia adalah perdesaan, dan 43 persen penduduk Indonesia tinggal di perdesaan, maka pengembangan Desa Wisata akan menjadi salah satu enabler penting untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan," jelasnya.

Salah satu bentuk implementasinya yakni melalui Program Pengembangan EKI di Desa Wisata Batu Belimbing, Nyarumkop, Singkawang Timur.

Baca juga: Disporapar Kalbar Inisiasi Program Desa Wisata Sadar Remaja Wujudkan Generasi Muda Berkualitas

Dengan konsep pengembangan yang memadukan antara optimalisasi aspek Desa Wisata 3A (Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas) dengan Pengembangan Ekosistem Keuangan Inklusif.

Melalui kegiatan literasi keuangan, peningkatan soft skill dan hardskill, inklusi keuangan,serta digitalisasi sistem pembayaran.

"Tujuan yang hendak dicapai melalui program ini tidak sekedar memberikan wajah baru dan nilai tambah kepada daya tarik Desa Wisata Batu Belimbing.

Namun mendorong aktivitas–aktivitas ekonomi yang baru dan keberlanjutan pengelolaan desa wisata oleh beragam kelompok masyarakat di sekitar desa wisata," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved