MotoGP

Ini Karma Marc Marquez dari Valentino Rossi

Seperti termakan omongan sendiri, Marquez kini berada di situasi yang sama seperti Valentino Rossi mantan rival terbesarnya itu.

|
Editor: Rizky Zulham
Dok. MotoGP.com
Marc Marquez dan Valentino Rossi. 

Rentetan kecelakaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan motor Honda dalam memenuhi ambisinya dalam bersaing di depan memengaruhi kepercayaan diri Marquez.

Tepat sebelum paruh musim, Marquez lantas mengubah pola pikir untuk bermain aman. Lebih baik finis di belakang daripada gagal finis karena memaksa.

Demi data untuk pengembangan katanya.

Di tiga balapan terakhir yaitu GP Austria, GP Catalunya, dan GP San Marino Marquez secara berurutan hanya finis di posisi ke-12, 13, dan 7.

"Selama saya berada di posisi ketujuh atau delapan, itu tidak masalah. Tetapi, ketika bersaing di posisi ke-15 seperti saat di Montmelo (GP Catalunya), rasanya lebih sulit," tukas Marquez.

"Kita harus mulai membangun sebuah fondasi. Di awal musim, saya membuat kesalahan karena menghadapi seakan-akan saya bersaing untuk gelar juara, dan itu tidak memungkinkan."

"Hal itu menyebabkan banyak kecelakaan dan cedera."

"Saat ini, komitmen saya adalah ini, untuk mencoba meraih sukses bersama Honda, entah apakah itu akan memerlukan satu tahun, atau dua, atau tiga," tandasnya.

Sebelumnya Marquez memang telah melihat peluang dari periode kelam yang sedang dialaminya untuk mempertegas legasinya di MotoGP.

Nasib Marc Marquez Berakhir Bersama Honda di MotoGP 2023 dan Pindah ke Ducati

Dalam autobiografi "Menjadi Marc Marquez: Bagaimana Saya Memenangi Balapan-Balapan Saya", Marquez melihat bahwa gelar berikutnya akan paling berkesan dalam hidupnya.

"Lima tahun yang lalu saya adalah Superman. Saya telah meraih semuanya. Kemenangan berikutnya, jika itu terjadi, saya telah berusaha untuk mendapatkannya," tulis Marquez, dikutip dari Marca.

"Saya, Marc, bukan Superman, yang segalanya berjalan dengan baik. Jika saya menjadi juara lagi, itu akan menjadi gelar terpenting dalam karier saya sejauh ini."

Dalam buku yang sama, Marquez juga mengaku penasaran dengan isi kepala Rossi.

Tentang bagaimana The Doctor bisa terus balapan walau hasilnya jauh dari kata memuaskan.

"Kapan waktu yang ideal untuk pensiun? Dalam empat tahun terakhir saya ingin berada di dalam kepala Rossi," aku pembalap yang telah berusia 30 tahun ini.

"Dia adalah seorang pemenang, tetapi terjebak di antara peringkat 10 dan 15 selama empat tahun."

"Dan di atas semua itu, dia meninggalkan tim pabrikan. Saya ingin tahu bagaimana dia bisa selalu kembali ke setiap akhir pekan balapan dalam situasi seperti itu."

# Berita Viral

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved