Ditemukan 42 Kasus Suspek Virus Japanese Encephalitis di Kalbar, 4 Positif, dan 1 Kasus Meninggal

“Jadi memang tidak ada gelaja spesifik dari Virus JE yang membedakan dengan penyebab lain dari Ensefalitis Akut (AES). Maka untuk mengetahui hasil ana

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNFILE/IST
Ilustrasi 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Berdasarkan data laporan yang diterima oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Kalimantan Barat terkait Virus Japanese Encephalitis. Dimana telah ditemukan 42 kasus suspek, 4 kasus positif, dan 1 kasus meninggal dunia di Provinsi Kalimantan Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Erna menjelaskan bahwa Virus JE adalah salah satu penyebab penyakit Ensefalitis Akut (AES) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk culex yang memiliki Breeding place pada sawah dan genangan air.

“Nah biasanya virus bersikulasi ditemukan pada burung kuntul, pada babi , kerbau, sapi, maupun kuda,”ujar Erna Yulianti, Jumat 15 September 2023.

Ernayulianti menyampaikan bahwa masa inkubasi JE ini adalah 4-14 hari yang bersifat Asimtomatik atau demam dengan perubahan mental atau demam kejang.

“Jadi memang tidak ada gelaja spesifik dari Virus JE yang membedakan dengan penyebab lain dari Ensefalitis Akut (AES). Maka untuk mengetahui hasil analisis Virus JE perlu konfirmasi dari laboratorium,” ujarnya.

5 Warga Sintang Meninggal Akibat DBD, Darmadi Serukan Warga Buat Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Kasus Virus JE di Kalbar, dikatakan Erna yang sudah masuk ke Diskes Provinsi Kalbar sampai Agustus 2023 yakni ditemukan suspek Virus JE sebanyak 42 kasus, dengan 4 kasus positif berdasarkan hasil laboratorium, dan satu kasus meninggal dunia.

“Untuk kasus Virus JE meninggal ini dari Kabupaten ketapang,”ucapnya.

Ernayulianti mengatakan adapaun upaya yang telah dilakukan oleh Diskes Provinsi Kalbar dalam penanganan JE di Kalbar, yakni mulai melakukan peningkatan Penyelidikan Epidemologi ( PE ) untuk kasus positif.

Kemudian, melakukan pelacakan kasus di lokasi, melakukan pengambilan sampel hewan oleh Dinas peternakan.

“Kami juga melakukan advokasi ke perangkat desa untuk menyampikan ke masyarakat agar tidak membuat kandang hewan di dekat rumah. Kami juga telah melakukan penyuluhan ke masyarakat desa untuk melakukan PHBS ( Prilaku Hidup Bersih dan Sehat ), Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan abatesasi . Kemudian melaksanakan Fogging di area sekitar rumah dengan radius 4 meter. Mengingat jarak terbang dari nyamuk culex ini antara 1-4 KM,” jelasnya.

Ernayulianti menyampaikan bahwa Dinkes juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar terkait Virus JE dan upaya pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan masyarakat .

“Kemudian kami juga melakukan koordinasi dengan lintas sektor terutama Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian virus JE pada hewan yang menjadi sumber infeksi virus,” ujarnya.

Bahkan, kata Erna jika memungkin melakukan pemeriksaan sampel darah atau serum hewan di sektar rumah dan hewan lain secara acak.

Erna mengatakan Dinkes Provinsi Kalimantan Barat akan melakukan pencanganngan vaksin JE, yang akan dilakukan serentak se-Kalbar pada 26 September 2023.

“Untuk vaksin akan terus dikirim dari Kemenkes dan akan menjadi imunisasi rutin untuk anak mulai usia 9 bulan dan kurang dari 15 tahun. Dengan total vaksin JE kita sebanyak 329.237 Vial Dengan total sasaran kita 1.333.657 orang,” pungkasnya. (*)

Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved