Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Ungkap Kalbar Warning Zone Kelompok-kelompok Radikal
"Tapi ketika dia sudah menjadi radikal tentu saja akan mudah dikonversi menjadi orang-orang yang nantinya akan berbuat teror," paparnya.
Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Gus Islah Bahrawi mengungkapkan Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam daftar warning zone atas kelompok-kelompok radikal.
Pria yang juga menjabat Tenaga Ahli Direktorat Pencegahan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menjelaskan hal tersebut diketahui berdasarkan jumlah angka penganut paham Wahabi Salafi di Kalbar yang cukup tinggi.
Kata Gus Islah, jumlah teroris yang ditangkap oleh Densus 88 Polri sejak 2000 hingga saat ini adalah sebanyak 2.158.
Mayoritas 99,9 persen dari angka 2.158 tersebut rata-rata adalah penganut paham Wahabi Salafi.
Itulah yang menjadi sebab mengapa penganut paham Wahabi Salafi dianggap sebagai orang yang punya potensi radikal.
Baca juga: Sejumlah Aksi Pencurian Terekam CCTV, Kapolresta Pontianak : Laporan Sudah Diterima
"Nah angka penganut Wahabi Salafi itu di Kalbar itu tinggi masalahnya, itu poinnya," ujarnya pasca mengisi kuliah umum di UPB Pontianak, Selasa 29 Agustus 2023.
"Dalam konteks kita bahwa radikalisme ini salah satunya adalah ajaran Wahabi Salafi, ini jelas, mungkin banyak orang yang tidak terima, tapi pengakuan dari tersangka-tersangka teroris yang ditangkap oleh Polri itu adalah rata-rata memang mengakui bahwa dia terpapar ajaran ini, ini bukan kata kita, tapi pengakuan dari teroris yang ditangkap," jelasnya.
Dari jumlah 2.158 teroris yang telah ditangkap oleh Densus 88 Polri tersebut cukup banyak diantaranya yang berasal dari Kalimantan Barat.
"Oh banyak, tapi datanya saya nggak tahu pasti, tapi ada, yang ditangkap di Kalbar kan ada, meskipun kadang-kadang ada juga yang sifatnya pelarian dari wilayah lain yang hingga kemudian ditangkap di sini, tapi ada juga yang kelahiran sini," ungkapnya.
Bahkan hingga saat ini, lanjut Gus Islah, dari beberapa temuan menunjukkan sejumlah anggota Polri hingga ASN di Kalbar telah terpapar oleh paham ini.
"Temuan-temuan polisi yang terpapar, ASN yang terpapar, dan juga kelompok-kelompok yang bersekolah di sekolah kedinasan, ini rata-rata memang rata-rata terpaparnya di Kalbar," jelasnya.
Namun demikian, Islah menjelaskan kelompok radikal belum tentu terorisme.
"Tapi ketika dia sudah menjadi radikal tentu saja akan mudah dikonversi menjadi orang-orang yang nantinya akan berbuat teror," paparnya.
"Jadi radikal itu belum tentu teror, tapi kalau sudah teror pasti radikal," jelasnya.
Untuk mengantisipasi terpaparnya paham radikal ini, seluruh umat harus berdamai dengan perbedaan.
Live Hasil 16 Besar Kejuaraan Dunia Badminton 2025 Hari Ini Update Pemain Lolos Perempat Final |
![]() |
---|
Laksanakan Tugas Mulia! Mobil Ambulans Gratis Bala Komando Melayu Alami Kecelakaan, Riko Terluka |
![]() |
---|
Ngeri! Truk Terguling di Budi Utomo Pontianak Usai Kecelakaan Beruntun Libatkan Motor dan Ambulans |
![]() |
---|
25 Soal Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 1 Lengkap Kunci Jawaban Pilian Ganda Siap Ulangan & Ujian |
![]() |
---|
Kapolsek Meliau Pimpin Anev Kinerja Mingguan, Tekankan Integritas dan Disiplin Anggota |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.