Daniel Johan Minta 'Berani' Jaga Warisan Gus Dur

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ketua DPP PKB, Daniel Johan meminta agar Badan Persaudaraan Antar Iman (Berani) Kalimantan Barat menjaga Warisan Alm KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur.

Hal ini diutarakan Anggota DPR RI dapil Kalbar 1 itu usai menghadiri pelantikan Berani Kalbar pada Jumat 25 Agustus 2023 di Hotel Mercure Pontianak.

Untuk informasi, pelantikan Berani Kalbar tersebut diawali dengan aktraksi barongsai hingga tari cidayu.

Sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama hingga sejumlah badan otonom juga PKB hadir.

Sebelumnya pada kesempatan ini, Daniel menyampaikan permohonan maaf Ketum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar batal hadir ke Pontianak.

Batalnya Cak Imin atau Gus Imin tersebut dikatakan pria yang akrab disapa DJ itu karena ada rapat yang tidak bisa diwakilkan.

Baca juga: Ketum PKB Bicara Desa dan Pilpres 2024, Targetkan 2 Kursi DPR dari Kalbar

"Saya menyampaikan permohonan maaf dari Ketum PKB Cak Imin.

Cak Imin mohon maaf karena pada saat yang sama menghadiri rapat mendadak, walaupun tidak hadir, Cak Imin menitipkan pesan untuk seluruh masyarakat di Kalbar," katanya.

Lebih lanjut, Daniel berharap agar Berani Kalbar bisa menjadi simpul persaudaraan, persatuan dan kebersamaan di Kalbar.

"Keanekaragaman ini merupakan warisan dari Alm KH Abdurrahman Wahid, Gus Dur. Gus Dur mengutamakan kemanusian lebih tinggi dari apapun termasuk politik," kata Daniel Johan.

Maka dari itu, ia meminta agar Berani Kalbar meneruskan cita-cita visi dari Gus Dur.

"Peran Berani kita harap mengangkat harkat martabat kemanusiaan, mempererat," tuturnya.

"Alm Gus Dur bapak demokrasi kita merupakan sosok guru, orang tua, dan semuanya, karena saya banyak belajar banyak nilai dari Gus Dur, nilai demokrasi, dan kemanusiaan," kenang Daniel.

Untuk itu, ia mengajak untuk seluruh elemen masyarakat agar bisa menjalani pemilu 2024 nantinya dengan aman dan damai.

"Kita sambut pemilu, pileg, tahun demokrasi dengan gembira, tetap jaga persaudaraan, keguyuban antar warga, jangan sampai karena berbeda pilihan kita pecah, ribut dan menjelekan," katanya.