Resiko Terhadap Kecerdasan Buatan Sama Seperti Pandemi dan Nuklir? Ini Kata Para Peneliti

Risiko dari keberadaan AI harus menjadi prioritas bersama lintas negara di dunia, karena risikonya sama seperti pandemi atau perang nuklir.

science.dodlive.mil
Artificial Intelligence (AI) 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Saat ini Artificial Intelligence (AI) atau yang biasa disebut kecerdasan buatan, tengah menjadi sorotan dunia karena kecanggihannya.

Dimana banyak yang memprediksi dengan kehadiran AI, maka ke depannya pekerjaan manusia bisa digantikan.

Namun meski pekerjaan manusia bisa digantikan, ternyata tidak sedikit juga ada yang mengkhawatirkan dampak negatif dari AI itu sendiri.

Seperti misalnya sejumlah peneliti dan eksekutif perusahaan yang bergerak di bidang kecerdasan buatan (AI), memberi peringatan soal bahaya AI bagi manusia.

Menurut para ahli, peneliti, dan eksekutif yang tergabung dalam organisasi Center for AI Safety ini.

Bikin Gambar dan Teks Lewat Kecerdasan Buatan, Berikut Ini 5 Aplikasi AI Art Generator

Risiko dari keberadaan AI harus menjadi prioritas bersama lintas negara di dunia, karena risikonya sama seperti pandemi atau perang nuklir.

"Mengurangi risiko AI harus menjadi prioritas global bersama dengan risiko skala sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir," demikian bunyi peringatan itu, dikutip dari situs resmi Center for AI Safety pada Jumat 2 Juni 2023.

Beberapa tokoh yang terlibat dalam organisasi itu antara lain CEO Google DeepMind Demis Hassabis, CEO OpenAI Sam Altman, serta peneliti AI kenamaan termasuk Geoffrey Hinton dan Yoshua Bengio.

Mereka juga telah menandatangani pernyataan itu, sebagai tanda bahwa mereka mengamini risiko tersebut.

Adapun pernyataan itu menjadi intervensi terbaru di tengah perdebatan soal keamanan AI.

Sebab, awal tahun ini sejumlah pakar AI yang sama juga menerbitkan peringatan terkait bahaya AI, hingga menyerukan agar pengembangan AI dijeda selama enam bulan.

Namun kemudian peringatan itu banyak ditentang oleh sejumlah pihak karena dinilai terlalu berlebihan.

Nah, menurut direktur eksekutif Center for AI Safety Dan Hendrycks, peringatan yang diterbitkan kali ini ditujukan untuk meredam perdebatan risiko AI, khususnya mereka yang menentang risiko AI.

Begini Prediksi Bill Gates Tentang "Kecerdasan Buatan" di Masa Depan

"Kami tidak ingin memaksakan hal yang sangat besar dari 30 intervensi potensial. Itu (akan) melemahkan pesan," ujar Hendrycks kepada The New York Times.

Hendrycks juga menjelaskan bahwa ada kesalahpahaman yang cukup umum terjadi, bahkan di kalangan komunitas AI.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved