Breaking News

Lewat Program Bangga Kencana untuk Percepatan Penurunan Stunting Kota Pontianak

"Berarti masih ada 13 persen yang harus bisa dicapai, dan ini sangat-sangat luar biasa, berarti perbulanya minimal kita harus bisa mencapai 0,8 persen

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANGGITA PUTRI
Foto bersama usai pembukaan sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting bersama Komisi IX DPR RI, di Aula Kantor Camat Pontianak Tenggara, Jumat 19 Mei 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di Kalbar kedepannya harus banyak memerlukan action, yang tentunya harus di dukung oleh kebijakan dan dukungan yang penuh dari seluruh tingkatan pemangku kebijakan, stakholder, mitra kerja dan lainnya.

Sehingga percepatan penurunan stunting khususnya di Kota Pontianak bisa tercapai dengan baik.

Demikian diungkapkan Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Ahli Madya, BKKBN Kalbar Hadirin, pada pembukaan sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting bersama Komisi IX DPR RI, di Aula Kantor Camat Pontianak Tenggara, Jumat 19 Mei 2023.

Berdasarkan data, kata Hadirin, stunting di Kalimantan Barat pada tahun 2022 hanya bisa menurunkan 2 persen, dari angka 29,8 persen. Hanya bisa turun menjadi 27,8 persen.

"Untuk Kota Pontianak dari yang semula 24,4 persen di 2022 turun menjadi 19,7 persen. Penurunan ini sudah termasuk dalam kinerja yang sangat luar biasa, namun harus banyak yang kita capai lagi," harapnya.

Karena itu, lanjut Hadirin, di tahun 2024 yang sisa waktu hanya tinggal sekitar 18 bulan, penurunan angka stunting harus bisa mencapai 14 persen.

"Berarti masih ada 13 persen yang harus bisa dicapai, dan ini sangat-sangat luar biasa, berarti perbulanya minimal kita harus bisa mencapai 0,8 persen, ini yang perlu kita laksanakan bersama-sama dalam percepatan penurunan stunting," ungkapnya.

Total Ada 11 Ruas Jalan Provinsi di Sambas, Gubernur Sutarmidji Sebut Hampir Tuntas dibangun

Hadirin kembali mengungkapkan mengapa stunting, dan pemerintah begitu gencar-gencarnya mengajak untuk cegah stunting.

"Karena pemerintah Indonesia, tidak ingin masyarakat Indonesia menyambut tahun Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang, masyarakatnya atau SDM kita, yang pertama secara fisik tidak ada kualitasnya," ujarnya.

Hadirin menjelaskan bahwa anak yang stunting paling mudah sakit, kemudian fisiknya pendek. Namun, orang pendek belum tentu stunting.

"Stuting ini yang pertama secara fisik tubuhnya tidak tinggi, mentalnya lemah dan otaknya terganggu. Jadi anak stunting kedepanya menjadi anak yang tidak cerdas," ujarnya.

Hadirin mengajak masyarakat untuk bersama-sama cegah stunting, karena kalau anak sudah stunting, ibarat kalau membangun rumah sudah permanen, mau dirombak sangat susah dan biayanya sangat mahal.

"Anak stunting, menjadi beban keluarga dan beban pemerintah. Maka dari itu mari kita bersama-sama mencegah stunting dengan menerapkan pola 1.000 hari pertama kehidupan, dengan merencanakan kehamilan, setelah hamil selalu rutin memeriksa kehamilan, kemudian setelah melahirkan berikan ASI eksklusif, makanan bergizi pendamping ASI setelah anak berusia 6 bulan," jelasnya.

Hadirin mengatakan kegiatan sosialisasi ini mendapat dukungan dari Anggota Komisi IX DPR RI H. Alifuddin, untuk wilayah Kalimantan Barat, yang program Bangga Kencana ini, yang sebelumnya bernama KKBPK yang payung hukumnya UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga serta percepatan penurunan stunting Perpres Nomor 72 Tahun 2021.

Berdasarkan SSGI di Kota Pontianak secara umum stuting 19,7 persen, mudah-mudahan di Tahun 2024 angka stunting bisa turun dibawah 14 persen, berkat dukungan masyarakat dan semua pemangku kebijakan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved