Jelang Pekan Gawai Dayak ke-37 Kalimantan Barat, Ketua Panitia PGD ke-37 Beberkan Kesiapan Acara

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sekretariat Bersama Kesenian Dayak Kalimantan Barat kembali akan menggelar event seni budaya Dayak, Pekan Gawai Dayak ke-37, yang akan diselenggarakan pada 16 -23 Mei 2023 di Rumah Radakng, Pontianak.

Ketua Panitia Pekan Gawai Dayak ke-37, Yohanes Supriyadi menyampaikan seluruh rangkaian acara 90 persen sudah siap. Tahun ini Pekan Gawai Dayak ke-37 bertemakan "Merawat Keberagaman untuk Kalbar Bermartabat" dan Sub Tema yaitu "Melalui Pekan Gawai Dayak ke-37, kita bangun Dayak yang berkarakter Inklusif, Unggul dan Perduli pada Kebudayaannya".

"Tema ini sengaja kita pilih yang pertama orang Dayak ini juga adalah kelompok komunitas yang beragam, yang kedua di Kalbar juga masyarakatnya beragam bukan hanya Dayak, oleh karena itu Gawai ini adalah milik masyarakat Kalbar. Kita mau Pekan Gawai Dayak ke-37 ini sama-sama dinikmati, sama-sama dijaga oleh masyarakat, kita sangat terbuka dengan kelompok mana pun yang ingin berpartisipasi saat Gawai," ujarnya saat ditemui Tribun Pontianak, Senin 8 Mei 2023.

Pihaknya memastikan pembukaan Pekan Gawai Dayak ke-37 akan dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno, kemudian pada saat seminar Gawai Dayak akan menghadirkan dua narasumber yakni Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang dan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Kebetulan tema seminar Pekan Gawai Dayak ke-37 ini adalah terkait dengan tanah dan hutan adat," ujarnya.

Baca juga: Pekan Gawai Dayak ke-37 Akan Digelar 20 Mei 2023 di Pontianak, Apa Itu Gawai Dayak?

Pihaknya juga sudah mengkonfirmasi paling tidak ada sembilan kelompok pengunjung dari Sarawak, Sabah kemudian juga dari Kalimantan Timur.

Saat Pekan Gawai Dayak ke-37, turut dimeriahkan dengan beberapa perlombaan seperti lomba seni, lomba permainan rakyat dan lomba olahraga tradisional.

"Nantinya kita ada lomba pencak silat, lomba pangkak gasing, lomba sumpit, lomba nyanyi, lomba busana anak, lomba menumbuk padi dan masih banyak perlombaan lainnya," ujarnya.

Dirinya sampaikan, yang berbeda dari Pekan Gawai Dayak tahun ini dengan tahun sebelumnya yakni, tahun ini pihak penyelenggara akan menyuguhkan salah satu warisan budaya tak benda Kalbar yaitu seni musik Dayak Kanayan yang bernama Jonggan.

"Sehingga harapannya ditengah kemajuan zaman sekarang, masyarakat juga tidak lupa untuk menikmatinya hiburan tradisional," ungkapnya.

Tak ketinggalan pula, pada Pekan Gawai Dayak tahun ini, pihaknya akan mempromosikan empat makanan khas Dayak seperti Tumpi, Poe, Bontokng dan Dange. Dengan ini, diharapkan akan menjadi bagian dari pengembangan para pelaku UKM yang akan menjajak panganannya di stan kuliner.

"Kita perkenalkan secara spesifik ke para tamu dalam bentuk suguhan makanan m-makanan tradisional," ucapnya.

Yohanes juga menyampaikan, berkaitan dengan tema-tema Gawai bagaimana menciptakan masyarakat Dayak yang inklusif, terbuka dan toleran, pihaknya menyesuaikan situasi pada saat kegiatan misalnya, tidak menyuguhkan babi karena yang berkunjung di arena Pekan Gawai Dayak bukan hanya masyarakat non muslim saja.

Yohanes membeberkan, antusias dari kalangan muda atau biasa disebut sebagai generasi milenial sangat bersemangat mengikuti seluruh rangkaian acara Pekan Gawai Dayak tahun ini, ia berharap dengan adanya acara ini mereka dapat belajar mengenai kebudayaan warisan leluhurnya, termasuk belajar mempromosikan acara-acara budaya.

"Harapannya anak-anak milenial ini mau berpartisipasi aktif dalam pengembangan kemajuan kebudayaan Dayak di Kalimantan Barat," harapnya.