Fenomena Alam
Fakta Unik Fenomena Matahari Hibrida yang Dinantikan Para Astronom dan NASA
Faktanya, para astronom sangat menantikan fenomena ini, karena dianggap sebagai fenomena yang sangat langka, teman-teman.
Gerhana matahari hibrida disebut-sebut oleh astronom sebagai fenomena paling menarik, paling langka, sekaligus paling spektakuler yang wajib kita nantikan.
Sebenarnya, penduduk bumi akan melihat dua sampai lima kali fenomena gerhana matahari dalam setahun.
Namun tidak dengan gerhana matahari Hibrida, yang hanya akan terjadi beberapa kali selama satu abad.
Menurut data dari NASA, selama abad ke-21 hanya ada sekitar 3,1 persen gerhana matahari yang bersifat hibrid.
Ini sama dengan jumlah 7 dari 224 kali terjadinya gerhana matahari yang bisa disaksikan di bumi selama 100 tahun.
Sementara itu, selama periode 2000 SM hingga 3000 SM, gerhana hibrida hanya mencakup 5 persen dari semua gerhana yang terjadi.
Sebelumnya, gerhana matahari hibrida terakhir terjadi pada 3 November 2013, sekitar kurang dari 10 tahun lalu.
Pada waktu itu, gerhana hanya terlihat sebagai gerhana matahari total di Afrika Tengah, seperti Kenya utara, Uganda, Kongo, dan Republik Demokratik Kongo.
Selain di Afrika, gerhana matahari hibrida pada tahun 2013 itu juga terlihat di Samudra Atlantik selama satu menit.
Baca juga: 5 Fakta-fakta Gerhana Matahari di Indonesia Hari Ini, Bagaimana Dampaknya?
3. Bisa Terlihat dari Indonesia
Apakah Gerhana ini akan terlihat dari Indonesia? Berdasarkan posisinya, gerhana akan terlihat dari negara kita.
Gerhana matahari hibrida akan terlihat dari Australia barat, Timor Leste, dan Indonesia timur mulai pukul 21.36 EDT pada 19 April 2023.
Menurut In the Sky, fenomena langka tersebut akan berakhir pada pukul 02.59 EDT.
Sementara itu, di Indonesia timur Fenomena Gerhana Hibrida dapat disaksikan sekitar pukul 23.23 sampai 23.58 waktu setempat.
Di Australia, gerhana matahari hibrida terjadi hingga 1 menit, di Timor Leste terjadi selama 1 menit 14 detik, sedangkan di Papua Barat terjadi selama 1 menit 9 detik.
(*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News
BMKG Pastikan Bukan Angin Puting Beliung yang Sebabkan Aksesoris Depan Gedung MPP Sintang Ambruk |
![]() |
---|
BMKG Jelaskan Penyebab Fenomena Hujan Es yang Guyur Desa Anik Dingir Landak |
![]() |
---|
Kulminasi Matahari Jangan Hanya Gunakan APBD, Satarudin: Ajukan ke Pusat, Ndak Mampu Kite |
![]() |
---|
Ketua DPRD Pontianak Satarudin Ajak Pengunjung Tugu Khatulistiwa Serentak Gunakan Tagar Kulminasi |
![]() |
---|
Wali Kota Ingin Pesona Kulminasi Matahari Lebih Booming, Usulkan Masuk Kalender Pariwisata Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.