Pengamat Ekonomi Untan: Pedagang Harus Mengkombinasikan Online dan Offline
Orang-orang pasti banyak membutuhkan produk atau jasa yang ditawarkan secara online. Misalnya makanan, biasanya untuk pekerja pulang sudah sore dan le
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Moment Ramadhan dan Lebaran merupakan momentum UMKM untuk meraup keuntungan lebih. Bagaimana tidak, pada moment ini biasanya permintaan meningkat berkali lipat.
Namun perkembangan zaman membuat masyarakat beralih ke online. Apakah bisnis online memberi dampak negatif terhadap sepinya orderan pedagang offline. Berikut analisis Pengamat Ekonomi Universitas Tanjung Pura, Muhammad Fahmi.
Dampak ekonomi bagi UMKM atau pedagang online di zaman post pandemi orang sudah mulai keluar dari rumah untuk menikmati melakukan transaksi secara offline.
Jadi mereka cenderung mendapatkan satu experience langsung ketika bertransaksi secara offline. Akan tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan di kombinasi antara offline, tentu dengan online juga menjadi lebih baik.
Orang-orang pasti banyak membutuhkan produk atau jasa yang ditawarkan secara online. Misalnya makanan, biasanya untuk pekerja pulang sudah sore dan lebih tertarik pesan online.
• Penertiban Tiang dan Kabel Fiber Optik, Berkut Analisys Pengamat Ekonomi Untan Pontianak
Yang jelas pedagang offline harus bertransformasi dan mengkonversi ke pedagang online. Sebagaimana kita ketahui pedagang online adalah orang-orang yang lebih memahami karakteristik konsumen.
Kondisi pandemi kemarin banyak dimanfaatkan pedagang beralih ke online. Tetapi sekarang setelah post pandemi tentu pertimbangan baru, bukan berarti orang akan menjadi offline semua, bahkan akan terjadi kombinasi.
Orang-orang yang menginginkan interaksi antara pedagang dengan pembeli sehingga pilihan semakin beragam. Ada saat orang ingin bertransaksi secara online, tapi ada saat pembeli ingin bertransaksi secara offline.
Banyak orang yang melakukan transaksi secara online untuk kebutuhan lebaran namun tak sedikit juga orang-orang yang berburu ke pasar offline seperti toko pakaian, ritel modern, bahkan pasar tradisional untuk kebutuhan lebaran. Hari ini kita bisa lihat beberapa tempat pasar, misalnya sudah penuh dengan konsumen.
Pasca mendapatkan THR, tentu berpeluang semakin besar dari sisi jualan online. Mereka pasti akan mencari alternatif belanja di media sosial baik itu market place ataupun media sosial yang ada secara online.
Ini menguntungkan bagi pelaku usaha ketika mereka bisa mengelola media sosial mereka baik Instagram, Facebook, WhatsApp dan Tik tok. Ini sangat memberikan kesempatan besar kepada pelaku usaha UMKM untuk bisa menjangkau masyarakat yang daya belinya sudah membaik.
Beberapa minggu lagi akan lebaran, ini harus di apa dimanfaatkan maksimal oleh para pelaku usaha UMKM untuk menyiapkan strategi media sosial marketing. Bagaimana memasukkan ke marketplace market seperti shopee dan lainnya. (*)
Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini
Pengamat Ekonomi
Untan
Universitas Tanjungpura
Muhammad Fahmi
online
offline
pedagang
Pontianak
Kalimantan Barat
Kalbar
April
2023
Profil Mgr Samuel Oton Sidin, Resmi Gantikan Mgr Agustinus Agus sebagai Uskup Agung Pontianak |
![]() |
---|
MENANG MUTLAK Akhmad Munir Nahkodai PWI Pusat dalam Kongres Persatuan Wartawan Indonesia di Jabar |
![]() |
---|
FKUB Kalbar Serukan Aksi Damai: Jaga Persatuan, Tolak Provokasi, Dukung Aspirasi Mahasiswa |
![]() |
---|
Bupati Romi Wijaya Sambangi Asrama Kayong Utara di Pontianak |
![]() |
---|
Kapolresta Pontianak Ungkap Ada Penyusup Bawa Molotov di Aksi Mahasiswa Mapolda Kalbar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.