Lokal Memilih

CEO Tribun Network Dahlan Dahi: Mata Lokal Memilih Berkomitmen Kawal Jalannya Demokrasi 

Ketika regulasi itu ketuk palu sebetulnya hal itu puncak dari banyaknya sudut pandang dan sama dengan menjamin kebhinekaan Indonesia

Editor: Jamadin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
CEO Tribun Network, Dahlan Dahi memberi sambutan saat Diskusi Tribun Series II di Studio Kompas TV, Jakarta, Selasa (14/2/2023). Diskusi tersebut bertemakan "Partai Politik Berebut Suara Selebritas: Membaca Konstelasi Politik Nasional Setahun Menjelang Pemilu 2024". 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Dahlan Dahi, CEO Tribun Network mengatakan agenda Mata Lokal Memilih menjadi penting menyambut pesta demokrasi Indonesia setahun mendatang.

Menurutnya, Republik Indonesia dengan 17 ribu lebih pulau memerlukan akses untuk dilihat.

"Yang terjadi adalah orang-orang di pelosok Indonesia itu hanya melihat dan teman-teman dari Jakarta yang berbicara mendefinisikan persoalan sehingga teman-teman yang di daerah yang menerimanya," ungkap Dahlan dalam talkshow yang helat Tribun Network, di Studio Kompas TV, Jakarta, Selasa 14 Februari 2023.

Dahlan memandang tugas Tribun Network memberikan akses itu seluruh prespektif lokal dari panggung ke panggung nasional.

Komitmen Pantau Pemilu 2024, HMI Cabang Sambas Teken Nota Kesepahaman dengan Bawaslu Sambas


Kata dia, Tribun Network berkomitmen dan bercita-cita untuk membukakan akses hingga ke seluruh daerah.

"Kami ingin orang Papua berbicara tentang Papua dan tentang diri mereka sendiri, masalah Papua jangan hanya dilihat oleh mereka sendiri seperti juga di Bali itulah Mata Lokal Memilih," urai Dahlan Dahi.

Tribun Network turut mendorong agar pilihan demokrasi nantinya lahir dari perspektif lokal.

Dahlan menambahkan sama halnya dengan perumusan kebijakan yang dibuat di parlemen lahir dari berbagai macam perspektif.

"Ketika regulasi itu ketuk palu sebetulnya hal itu puncak dari banyaknya sudut pandang dan sama dengan menjamin kebhinekaan Indonesia," imbuhnya.

Dahlan menyampaikan Mata Lokal Memilih akan berlanjut mengawal jalannya demokrasi di berbagai kota besar.

Tidak hanya sampai di Pemilihan Presiden tetapi juga Pemilihan Kepala Daerah dalam rangka menjamin beragam perspektif.

"Demokrasi adalah cara paling beradap untuk mencari kepemimpinan dan ini pesat besar Presiden, Wakil Presiden, seluruh anggota DPR, DPD akan berganti," tukas Dahlan.

Menurut dia, orang-orang yang akan dipilih ini yang akan menentukan nasib bangsa apakah akan ke kiri atau ke kanan.

Modal Rp 7 Juta Beli Speaker, Krisdayanti jadi Anggota DPR RI Dapil Jawa Timur V pada Pemilu 2019

 "Mereka lah yang akan menentukan apakah Indonesia akan tetap warna warni Bhineka Tunggal Ika atau tetap satu warna, dan mereka yang akan menentukan berapa besar kita bayar pajak," imbuhnya.

Dahlan mengingatkan media harus netral untuk menjalankan fungsinya secara baik dan untuk Bhineka Tunggal Ika.

"Tribun ingin memastikan dia harus netral karena Tribun ini ada di Aceh, ada di Bali, ada di Kupang, ada di Flores, beragam sekali sangat Indonesia kalau tidak memihak kepada kebhinekaan maka Tribun tidak akan eksis," pungkasnya.

Rumah Rakyat

Politisi Partai Golkar Tantowi Yahya menceritakan saat dirinya kali pertama bergabung partai berlambang beringin.

Tantowi merasakan tidak ada karpet merah kepada masyarakat dari kelompok atau profesi tertentu.

"Sejak awal gabung saya merasakan Golkar menjadikan dirinya rumah untuk semua rakyat Indonesia, aktivis, organisatoris, pengusaha, alim ulama, para pendidik, profesional termasuk
seniman yang sekarang disebut sebagai selebriti," ucap Duta Besar (Dubes) Keliling Asia Pasifik tersebut.

Tantowi menjelaskan apapun bidang yang digeluti mendapat porsi yang sama dengan profesi lain.

Sehingga tidak ada keistimewaan sama sekali caleg ataupun kader ataupun anggota legislatif yang latar belakangnya artis.

"Ketika gabung dengan Golkar tahun 1996 kemudian baru menjadi caleg pada tahun 2009 kemudian diterima bersama teman sejawat saya Nurul Arifin. Maju lagi tahun 2014 alhamdulillah terpilih
namun di tengah jalan saya mendapatkan tugas lain dari bapak Presiden sebagai dubes," tuturnya.

Tantowi merasakan kiprahnya 20 tahun lebih bersama Partai Golkar cukup gemilang yakni 10 tahun duduk di kursi parmen

Pencapaian itu, lanjut dia, bisa diraih melalui proses panjang dan tidak ada yang instan.

"Menurut saya tidak ada jalan pintas yang bisa kita lakukan jadi sebagaimana pun hebatnya kita harus bekerja untuk partai yang latar belakangnya berbeda," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved