Stunting Jadi Perhatian RPD Kalbar 2024-2026, Bappeda Kalbar Sebut Sulit Ubah Pola Hidup Masyarakat
Namun demikian, tantangan yang paling sulit ditangani menurut Sukaliman adalah tentang merubah pola pikir dan hidup masyarakat.
Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Peningkatan kualitas sumber daya manusia ( SDM ) menjadi prioritas utama rencana pembangunan daerah ( RPD ) Kalimantan Barat ( Kalbar ) 2024-2026.
Dalam hal ini, tingginya angka stunting di Kalbar menjadi salah satu tolok ukur kualitas SDM yang ada.
Kepala Bappeda Kalbar, Sukaliman mengatakan untuk mengatasi persoalan stunting ini diperlukan upaya penanganan yang cukup kompleks dan sedini mungkin.
"Benar, seperti yang disampaikan Pak Gubernur tadi itu dimulai sejak kehamilan, bahkan sejak belum menikah, sejak awal ketika anak sudah masuk usia remaja katakanlah SMA bahkan SMP itu sudah di urus," ucapnya pasca Konsultasi Publik Rancangan
RPD 2024 - 2026 & RKPD 2024, bertempat di Hotel Mahkota. Rabu, 8 Februari 2023.
Dikatakan Sukaliman, Pemprov Kalbar telah melakukan upaya maksimal yang tematik untuk menangani persoalan stunting ini. Seluruh aspek yang berkaitan pun telah dilakukan upaya penanggulangan.
Baca juga: Anggota DPRD Kota Pontianak Harap Mayarakat Patuhi Perda Larangan Beri Uang Ke Pengemis dan Gepeng
"Kita menangani stunting secara tematik, ada kegiatan-kegiatan atau pencegahan-pencegahan yang sifatnya spesifik dan sensitif, misalnya bagaimana ibu rumah tangga atau anak yang baru lahir ini kecukupan gizinya memadai, sanitasi air bersihnya baik, nah ini kita garap semua," ujarnya.
"Artinya dari aspek fisiknya, manusianya, lingkungannya, nah ini yang kita tangani, artinya stunting kita tangani secara tematik," sambungnya.
Namun demikian, tantangan yang paling sulit ditangani menurut Sukaliman adalah tentang merubah pola pikir dan hidup masyarakat.
"Bukan hanya soal kesehatan saja, tapi bagaimana pola hidup, pola bergaul, pola perkawinan, pola konsumsi," ujarnya.
Terlebih kepada masyarakat usia remaja, diharapkan dapat menghindari perkawinan dini dan menjauhi pergaulan-pergaulan yang kurang baik/pergaulan bebas.
"Dan yang terpenting bagaimana masyarakat sendiri, terutama kaum remaja, paham bahwa ada pola-pola hidup yang bisa berakibat seperti ini. Perkawinan dini, pergaulan, ini yang sulit," paparnya.
"Kalau cuma kasi makan dan buat air bersih itu mudah, tapi merubah pola. Nah itu tanggungjawab bersama, itu tetap kita prioritaskan," tutupnya. (*)
• Putriana Beri Tanggapan Pada Maraknya Gepeng yang Melibatkan Anak di Pontianak
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News
6 Peristiwa Terpopuler Kalbar! Kronologi Kecelakaan Maut Mahasiswa Poltesa, Maksud Pantun Wagub |
![]() |
---|
Ganda Putra Eksekutif Tenis Meja Kalbar Raih Medali Perunggu di PORNAS KORPRI XVII Palembang |
![]() |
---|
KLARIFIKASI Wagub Kalbar Krisantus Kurniawan soal Maksud Pantun 'Ingin Jadi Gubernur' yang Viral |
![]() |
---|
Polres Kubu Raya Ingatkan Masyarakat Waspadai Hujan Deras Disertai Angin Kencang |
![]() |
---|
Pendiri dan Eks Ketua KSB Pontianak Sepakat Hidupkan Kembali Solidaritas Pengemudi Online |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.