Dinkes PP KB: Perempuan di Kapuas Hulu Kurang Lakukan Pemeriksaan IVA Deteksi Dini Kanker Serviks
Kesadaran masyarakat khusus perempuan yang sudah pernah berhubungan suami istri, atau pernah berhubungan seks, kurang untuk melakukan pemeriksaan IVA
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PP KB) Kabupaten Kapuas Hulu, kesadaran masyarakat khusus perempuan yang sudah pernah berhubungan suami istri, atau pernah berhubungan seks, kurang untuk melakukan pemeriksaan IVA demi mendeteksi kanker serviks.
Sedangkan jumlah data perempuan yang sudah pernah berhubungan suami istri, atau pernah berhubungan seks di Kabupaten Kapuas Hulu, telah melakukan pemeriksaan IVA, pada tahun 2021 ada sebanyak 88 orang dan 2022 hanya 32 orang.
Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Dinkes PP KB Kabupaten Kapuas Hulu, dr Rossita menyatakan, kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan IVA sangat kurang di Kapuas Hulu, padahal pihaknya sering melaksanakan sosialisasi bekerjasama dengan Puskesmas ke masyarakat itu sendiri.
"Jadi kebanyakan mereka tidak mau melakukan pemeriksaan IVA, adalah merasa takut dan malu, sehingga jadi tabu menurutnya," ujarnya kepada TribunPontianak.co.id, Jumat 3 Februari 2023.
Rosita menjelaskan bahwa, kalau pihaknya setiap tahun melakukan pemeriksaan IVA ke masyarakat, namun peserta kadang banyak dan kadang tidak dikarenakan banyak yang tidak mau.
"Ada juga mereka lebih melakukan pemeriksaan PAP Smear ke dokter spesialis yang ada di Kapuas Hulu, Sintang dan Pontianak, sehingga apa hasilnya tidak pernah dilaporkan ke kami," ucapnya.
• Pemda Dukung Kelestarian Budaya Cap Go Meh di Kapuas Hulu
• Jumat Curhat, Kapolres Silaturahmi dengan Awak Media dan Dinas Kominfo TIK Kapuas Hulu
Terus masa usia subur wanita usia 35-59 tahun, wajib dilakukan pemeriksaan IVA minimal 1 tahun selalu untuk deteksi dini kanker serviks, karena diketahui bersama bahwa kanker serviks sangat bahaya hingga kematian.
"Selama ini belum ada obat, paling dilakukan kemoterapi, itupun ada tingkatannya, maka sangat penting dilakukan pencegahan dini," ujarnya.
Terkait jumlah wanita di Kapuas Hulu terkena kanker serviks, Rossita menjelaskan ditanyakan dengan dokter Spesialis Kandungan, karena Dinkes hanya sekedar melakukan deteksi dini.
"Kalau ada gejala yang mengarah ke kanker misalnya perdarahan yang tidak wajar padahal tidak haid biasanya kami rujuk ke spesialis kandungan," ucapnya.
Rossita juga mengimbau kepada masyarakat agar proaktif melakukan pemeriksaan IVA ke puskesmas daerahnya masing-masing.
"Diharapkan juga teman-teman petugas lebih aktif, ketika ada kasus kanker segera melaporkan ke kami," ungkapnya.
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News
Personel Polsek Suhaid Sosialisasi Stop Pertambangan Emas Tanpa Izin di Desa Nanga Suhaid |
![]() |
---|
Program MBG di Kapuas Hulu Masih Bertahan di Kota, Wabup akan Segera Panggil Satgas MBG |
![]() |
---|
Bupati Sebut Pemotongan Anggaran 2026 Berdampak Pembangunan dan Gaji PNS dan PPPK di Kapuas Hulu |
![]() |
---|
Jumlah Rumah Terbakar di Selimbau Kapuas Hulu Bertambah Menjadi 11 Rumah, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Tiga Nama Peserta Nilai Akhir Terbaik, Siapakah yang Terpilih Jadi Sekda Kapuas Hulu? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.