Cantik Dengan Outer Etnik Tenun Lokal Kalbar: Kisah Nina Kartarineka Membangun Brand Niinaka

"Saya sebenarnya kerja di dunia fesyen itu dari 2017, waktu itu masih memproduksi hijab syar'i dengan brand hijab cinta," ucap Nina Kartarineka.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FILE
Owner Niinaka, Nina Kartarineka (Kanan). Ia berkesempatan membagi kisahnya membangun brand Niinaka dalam Triponcast "Cantik Dengan Outer Etnik Tenun Lokal Kalbar" Rabu, 11 Januari 2023. 

Untuk melestarikan indentitas daerah, Nina akhirnya mengkombinasikan produk outernya dengan tenunan-tenunan khas Kalimantan Barat seperti kain tenun songket, tenun corak insang, tenun sidat Kapuas Hulu, tenun ikat dayak, dll.

Menurutnya, ini adalah cara yang tepat untuknya untuk ambil bagian dalam melestarikan budaya daerah.

"Jadi di 2020 ketika IKRA Indonesia itu, saya berteman dengan teman-teman dari seluruh Indonesia yang mereka itu bermain di kain-kain wastra, dan mereka sangat bangga dan sangat antusias dengan kain-kain mereka," ungkapnya.

Jaga Kamtibmas Kota Pontianak, Kapolresta Kunjungi Tokoh Masyarakat

"Itu sangat menginspirasi saya, kita Kalbar juga punya kain tenun kain songket, kita juga gak kalah bagus dari kain-kain mereka."

"Nak karena inspirasi itu saya ingin ambil bagian, untuk melestarikan membawa ikon-ikon lokal kita dimanapun berada, itulah sebabnya mengapa saya mengkombinasikan outernya," ungkapnya.

Lebih lanjut, melalui outer yang dikombinasikan dengan kain tenun ini ia berharap dapat menyasar anak-anak muda pecinta outer, khsususnya kaum perempuan untuk lebih mencintai identitas daerah yakni kain tenun khas Kalbar tersebut.

"Saya menyebutnya kombinasi karena outernya nggak full tenun. Karena saya ingin menyasar semua kalangan, kalau misalnya full tenun mungkin anak-anak muda agak sedikit risih gitu ya."

"Jadi dengan kombinasi mereka lebih nyaman untuk pakai dimana saja, ketika kuliah, ketika seminar, atau apa gitu," ujarnya.

Untuk mempromosikan outer kain tenun ini Nina mengaku cukup mudah, sebab menurutnya masyarakat sudah mulai teredukasi tentang kelestarian budaya daerah dikarenakan informasi yang sudah terbuka dengan sangat luas.

Ia memangku sebagai pelaku usaha di bidang fesyen yang berkaitan dengan budaya daerah, Dirinya tidak sekedar menjual tapi juga berusaha untuk mengedukasi masyarakat untuk terus melestarikan budaya daerah.

"Misalnya ketika di satu stand pameran atau apa, pengunjung mungkin mereka awalnya cuma lihat-lihat, itu kita edukasi itu terbuat dari tenun, kemudian penenun nya lokal dan bagaimana kita berusaha untuk mengangkat baik disini apalagi ketika kita keluar kita bangga menggunakan itu," ujarnya.

"Biasanya mereka tertarik mereka beli meskipun harganya jauh lebih tinggi dari outer biasanya. Karena mereka bukan sekedar beli outer atau baju, tapi mereka membeli ada nilai budayanya disitu."

"Dan orang-orang seperti itu banyak sekali saya temukan yang mencari saya ketika, mbak minggu depan saya mau ke Jakarta saya butuh outer yang ada corak insang nya tenun dayak nya," ungkapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved