Wujudkan Ekonomi Hijau, Ketua ISEI Pontianak Ajak Lulusan SE Berkontribusi pada Pembangunan Daerah

Ia menyebut, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh solid sebesar 5,51 persen didukung dengan kinerja baik ekspor sebesar 19,74 persen. 

Tribunpontianak/Maskartini
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalbar Agus Chusaini saat sambutan pada Seminar Ekonomi Kalbar Tahun 2022 Hotel Mercure, Selasa, 13 Des 2022. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Pontianak, Jamaliah mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia disokong dari peningkatan kinerja di berbagai sektor. 

Ia menyebut, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh solid sebesar 5,51 persen didukung dengan kinerja baik ekspor sebesar 19,74 persen. 

Selanjutnya, dari sisi sektoral, transportasi pergudangan dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 21,27 persen dan akomodasi makanan-minuman 9,76 persen seiring pulihnya mobilitas masyarakat akibat penanganan pandemi yang baik dan terkendali.

Sejak satu generasi yang lalu kata Jamaliah, Indonesia telah membuat sejumlah kemajuan dalam pembangunan ekonomi. 

"Selama 25 tahun terakhir, tingkat pertumbuhan kita termasuk yang tertinggi di dunia. Kita telah menjadi negara berpendapatan menengah dan masuk ke dalam kelompok negara-negara ekonomi utama, atau G20," ujarnya saat seminar Ekonomi Kalbar Tahun 2022 di Hotel Mercure Pontianak, Selasa 13 Desember 2022. 

Jamaliah Nahkodai Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Tahun 2022-2025

Akan tetapi, keberhasilan ekonomi ini diakuinya memiliki dampak ekonomi dan sosial sesuai pembahasan Seminar Nasional dengan mengusung tema Tantangan dan Peluang Mewujudkan Ekonomi Hijau.

"Banyak sumber-sumber alam kita yang, menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi, telah hilang. Masyarakat di wilayah perkotaan dan pedesaan terkena dampak negatif dari polusi air dan udara. Dan kesempatan-kesempatan untuk kemajuan ekonomi dan sosial terbagi tidak merata," ujarnya. 

Tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia 25 tahun ke depan, dalam beberapa hal kata Jamaliah lebih besar dibanding yang dihadapi generasi-generasi sebelumnya. 

"Kita harus mampu menghindari jebakan pendapatan menengah yang dapat menyebabkan mundurnya pertumbuhan ekonomi. Kita harus menghadapi efek perubahan iklim, yang sudah terasa di seluruh Indonesia dan yang akan bertambah buruk," ungkapnya.

Jamaliah mengatakan semua harus berinvestasi secara bijaksana untuk menghubungkan wilayah-wilayah tertinggal di nusantara. Indonesia membutuhkan visi baru dan pendekatan baru untuk sebuah pertumbuhan ekonomi yang menghargai manusia dan modal alam. 

"Pendekatan baru ini bernama pertumbuhan ekonomi hijau. Di banyak sektor ekonomi dan banyak wilayah negara ini, orang-orang bereksperimen dengan model-model bisnis baru yang menghargai, bukannya menghancurkan, modal alam dan layanan-layanan yang diberikan oleh ekosistem yang sehat," jelasnya.

Saat ini kata dia, bentuk-bentuk energi yang lebih baru, efisien dan sehat mulai dihadirkan oleh sektor swasta dan pemerintah. Bentuk-bentuk produksi dan konsumsi yang lebih bersih juga mulai diperkenalkan. Makin banyak orang yang sadar bahwa pertumbuhan ekonomi dapat terjadi tanpa praktik-praktik penuh limbah dan destruktif yang menyebabkan begitu banyak kerusakan di masa lalu. 

"Alih-alih, dengan pertumbuhan ekonomi hijau, kita dapat meraih kemakmuran serta kemajuan sosial dan lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Melihat gambaran demikian, maka menjadi pentinglah eksistensi dari para lulusan sarjana ekonomi yang tergabung dalam wadah Lembaga Profesi ISEI khususnya untuk daerah Kalbar," katanya. 

Ekonomi Kalbar Triwulan III 2022 Lebih Tinggi dari Wilayah Kalimantan-Nasional, Ini Penyebabnya

Para lulusan sarjana ekonomi kata dia wajib berkontribusi pada pembangunan daerah, khususnya di Kalbar agar daerah menjadi semakin maju. Suatu upaya kecil yang bisa dilakukan adalah dengan membantu pemberdayaan ekonomi di daerah antara lain melalui UKM berbasis teknologi. 

"Saat ini jumlah pelaku usaha kecil dalam negeri masih sangat rendah, baru sekitar 2,5 persen dari total penduduk. Adapun jumlah pelaku usaha yang berbasis teknologi lebih rendah lagi, hanya 0,67 persen dari total penduduk. Tugas ISEI diharapkan mampu untuk mendorong penelitian yang berdampak pada peningkatan keunggulan inovasi di bidang ekonomi," ajaknya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved