Khazanah Islam

Gibah dan Ungkapan ‘Lidah Tak Bertulang’ Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 7 SMP

Gibah diibaratkan memakan daging saudaranya sendiri yang telah mati. Setiap Muslim yang beriman didorong untuk menjauhi prasangka buruk, apalagi tidak

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
Setiap Muslim yang beriman didorong untuk menjauhi prasangka buruk, apalagi tidak disertai bukti. 

Ungkapan itu mengisyaratkan bahwa lidah yang lunak ternyata dapat menyakiti hati.

Bahkan, ia akan memberikan bekas yang mendalam.

Pembicaraan yang menyakiti hati terkadang tidak disadari.

Hikmah Beriman pada Malaikat Allah SWT Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 7 SMP

Kita harus memahami pula, bahwa lidah dapat menyebabkan seseorang masuk surga ataupun neraka.

Karena, setiap kata yang diucapkan akan dicatat oleh malaikat.

Kita dapat mengingkarinya di dunia ini.

Akan tetapi, mulut akan dikunci dan anggota badan lain yang berbicara, ketika di akhirat. Gibah adalah salah satu bahaya lidah.

Gibah termasuk perilaku tercela, juga banyak menyebar di masyarakat.

Oleh karena itu, kita harus menjaga lisan dari perilaku gibah. (*)

Disclamair : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah Ibtidaiyah (MI/SD) Kelas VI Terbitan Kementerian Agama tahun 2020.

Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved