Khazanah Islam

Gibah dan Ungkapan ‘Lidah Tak Bertulang’ Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 7 SMP

Gibah diibaratkan memakan daging saudaranya sendiri yang telah mati. Setiap Muslim yang beriman didorong untuk menjauhi prasangka buruk, apalagi tidak

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
Setiap Muslim yang beriman didorong untuk menjauhi prasangka buruk, apalagi tidak disertai bukti. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Gibah berarti menggunjing, membicarakan kejelekan dan kekurangan orang lain.

Pada gibah, terdapat pembicaraan mengenai kejelekan atau Aib orang lain.

Apabila dia tahu, dia tidak menyukainya.

Islam melarang umatnya untuk gibah.

Gibah diibaratkan memakan daging saudaranya sendiri yang telah mati.

Setiap Muslim yang beriman didorong untuk menjauhi prasangka buruk, apalagi tidak disertai bukti.

Arti dan Tata Cara Berzikir Materi Pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 7 SMP

Sebagian prasangka yang tidak disertai bukti adalah perbuatan dosa.

Umat Islam jangan pula mencari-cari kesalahan untuk mencemoohnya.

Perbuata gibah merupakan perbuatan keji.

Orang yang gibah disamakan dengan orang yang makan daging bangkai saudaranya sesama muslim.

Setiap orang pasti merasa jijik dan tidak senang memakan daging tersebut apalagi yang sudah mejadi mayat.

Dengan akal sehatnya, orang pasti tidak akan mau memakan daging saudaraya, walaupun dagingnya segar dan sudah dimasak.

Gibah merupakan perbuatan yang dilarang dan menjijikkan.

Perbuatan itu harus dihindari.

Kalian pernah mendengar ungkapan ”lidah tak bertulang”.

Ungkapan itu mengisyaratkan bahwa lidah yang lunak ternyata dapat menyakiti hati.

Bahkan, ia akan memberikan bekas yang mendalam.

Pembicaraan yang menyakiti hati terkadang tidak disadari.

Hikmah Beriman pada Malaikat Allah SWT Materi PAI dan Budi Pekerti Kelas 7 SMP

Kita harus memahami pula, bahwa lidah dapat menyebabkan seseorang masuk surga ataupun neraka.

Karena, setiap kata yang diucapkan akan dicatat oleh malaikat.

Kita dapat mengingkarinya di dunia ini.

Akan tetapi, mulut akan dikunci dan anggota badan lain yang berbicara, ketika di akhirat. Gibah adalah salah satu bahaya lidah.

Gibah termasuk perilaku tercela, juga banyak menyebar di masyarakat.

Oleh karena itu, kita harus menjaga lisan dari perilaku gibah. (*)

Disclamair : Isi redaksi dan pembahasan materi diatas dilansir dari buku siswa Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah Ibtidaiyah (MI/SD) Kelas VI Terbitan Kementerian Agama tahun 2020.

Simak Berita terkait Khazanah Islam Tribun Pontianak.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved