Untan Pontianak Jadi Tuan Rumah Launching Program Matching Fund Kemdikbudristek
Program ini dilauching langsung oleh Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yakni Prof Ir Nizam didampingi Rektor Universitas
Penulis: Anggita Putri | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak menjadi tuan rumah launching di seminasi program Matching Fund Patriot Pangan Nasional 2022, bersama sembilan perguruan tinggi lainnya yang merupakan program dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) di Gedung Konferensi Untan, Senin 5 Desember 2022.
Program ini dilaunching langsung oleh Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek), Prof Nizam didampingi Rektor Universitas Tanjungpura, Prof Garuda Wiko, serta dihadiri oleh perwakilan dari Pemda Kubu Raya, para mitra industri, dan juga perguruan tinggi lainnya, serta civitas akademik Untan, dan para mahasiswa.
Usai melaunching Matching Fund Untan, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yakni Prof Ir Nizam didampingi Rektor Universitas Tanjungpura, Prof Garuda, berkunjung ke stand-stand produk pilihan dari para Dosen dan mahasiswa Untan.
Plt Diktiristek, Prof Nizam menyampaikan bahwa sejauh ini program Matching Fund ini sudah diikuti oleh 300 perguruan tinggi di Indonesia, dan sampai saat ini terus meningkat.
Dikatakannya pada tahun ini, Kemendikbud Ristek juga telah megalokasikan anggaran sekitar Rp 500 Miliar untuk program Matching Fun, dan proposal dari Perguruan Tinggi di Indonesia yang sudah masuk lebih dari 500 proposal.
“Jadi kita juga bisa menggalang dana dari mitra mungkin nanti sampai Rp 1 triliun,” ucapnya.
• Majukan Futsal Kalbar, Penkepor FKIP Untan Jalin Kerjasama dengan AFP Kalbar dan AFK Pontianak
Ia menjelaskan bahwa diseminasi hasil program Matching fun mempunyai platform yang diberi nama Kedai Reka. Kedai Reka ini singkatan dari Kedaulatan Indonesia untuk Reka Cipta.
“Kita ingin secara gotong royong untuk membangun Kedaulatan Indonesia pada bidang teknologi dalam pemanfaaan ilmu pengetahuan agar bermanfaat bagi masyarakat. Jadi itu semangat dari Matching fun Kedai Reka,” ungkanya.
Dijelaskannya, alasan Matching Fun ini lahir yakni sebagai satu bentuk kolaborasi antara perguruan tinggi dengan para dunia usaha dunia industri, pemda , masyarakat untuk bergotong royong, bergandeng tangan didalam menghilirkan karya dari perguruan tinggi.
“Jadi kalau selama ini karya dari perguruan tinggi itu biasanya disimpan di perpustakaan atau keluar setahun sekali saat pameran . Ini kita dorong untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Caranya kita ajak mitra industri dan pemda untuk bersama memanfaatkan karya dari kampus tadi dengan cara membagi pendanaan,” jelasnya.
Jadi apabila pihak industri akan mengembangkan hasil inovasi dari Untan entah itu pemanfaatan dari serat nanas, atau pemanfaatan lahan gambut agar lebih produktif. Kata dia, apabila industri siap mendanai Rp 100 juta, maka Pemda juga mendampingi dengan mendanai Rp 100 juta juga.
“Jadi pendanaannya bisa dua kali lipat untuk Untan mengembangkan apa yang menjadi tujuan bersama tadi. Dengan begitu manfaatnya bisa berlipat-lipat, sehingga satu dana pengembangan penelitian bisa dua kali lipat,” jelasnya.
• Persiapkan Wasit Futsal Profesional di Kalbar, Prodi Kepelatihan Olahraga FKIP Untan Gelar Penataran
Hal lainnya yakni untuk manfaatnya bisa langsung berdampak pada masyarakat dan mitra, yang tidak hanya berhenti di kampus. Sehingga ekonomi ikut terbangun.
Lalu, karena ini diselenggarakan oleh pihak kampus maka mahasiswa akan ikut terlibat, yang mana nantinya para mahasiswa ini nantinya juga akan bisa menggembangkan start up dari hasil sinergi bersama.
“Jadi kemanfaatannya berlipat, tapi harus ada sharring dan komitmen dari mitra. Jadi dari kampus di danai oleh Dikti, dan oleh mitra, Pemda tadi, supaya para mitra juga serius agar ada tindak lanjutnya. Maka harus ada komitmen tidak harus dalam bentuk uang. Jadi bisa dalam bentuk uang atau fasilitasn yang mereka miliki,” jelasnya.
Terhadap pameran yang digelar oleh Untan juga dikatakannya bahwa banyak produk dengan kreatifitasnya, tapi biasanya ia melihat pameran yang dibuat pihak kampus hanya berhenti di pameran saja.
“Seharusnya jadi bentuk usaha baru oleh mitra nya maupun UMKM nya. Jadi jangan berhenti hanya di kampus,” pungkasnya.
Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News